Indonesia Bisa Maju jika Perhatikan Ilmu Pengetahuan

Kamis, 12 November 2015 - 13:48 WIB
Indonesia Bisa Maju jika Perhatikan Ilmu Pengetahuan
Indonesia Bisa Maju jika Perhatikan Ilmu Pengetahuan
A A A
JAKARTA - Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu dasar utama suatu bangsa menjadi negara maju. Untuk itu, bangsa Indonesia harus memperhatikan ilmu pengetahuan dengan penciptaan berbagai inovasi teknologi.

"Saya sangat apresiasi ilmu pengetahuan, Indonesia bisa maju kalau memperhatikan ilmu pengetahuan dengan baik," ujar CEO MNC Group, Hary Tanoesoedibjo (HT), saat menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional Technopreneurship dan Alih Teknologi di Auditorium Pusat LIPI, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/11/2015).

Berbicara perkembangan ilmu pengetahun akan terkait dengan technopreneur. HT memaparkan, di sini seseorang harus memiliki karakter enterpreneur, harus berani melangkah dan mengambil risiko. "Berhasil atau gagal kita yang tanggung. Kalau karyawan ada jaminan," katanya.

Dia menjelaskan, kenapa technopreneur menjadi penting karena tanpa pemikiran inovatif sulit untuk maju. "Kita harus mampu menjadi entreprenuer tapi di saat bersamaan kita harus mampu berbeda dengan yang lain. Kita mencoba mencari inovasi tertentu yang mampu membedakan kita dari yang lain, sehingga kita lebih kompetitif," terangnya.

"Contohnya asuransi di MNC, biasanya (asuransi) jiwa, dan investasi. Yang membedakan kita harus punya produk unggulan. Akhirnya kami luncurkan asuransi pendidikan khusus untuk masuk perguruan tinggi dan kita bekerja sama dengan beberapa kampus," papar HT.

Dia melanjutkan ada juga Indovision. Perusahaan memakai satelit jadi bisa melayani seluruh Indonesia. "Akhirnya kami luncurkan broadband di enam kota besar dengan internet kecepatan tinggi. Kita juga luncurkan OTT (over-the-top) dalam bentuk layanan yang lebih baik jadi pelanggan bisa menonton siaran dimana saja," terangnya.

HT menggambarkan perusahaan terbesar Apple sangat inspiring. Steve Jobs mencoba berpikir progresif dengan teknologi yang inovatif. Akhirnya dia mampu mengangkat kembali Apple sebagai CEO, setelah pernah dipecat. Sekarang satu-satunya perusahaan teknologi yang mampu mencapai USD500 miliar. Google USD480 miliar, sekarang jadi prusahaan terbesar kedua

"Jadi dua perusahaan terbesar yang ada mampu mengembangkan entrepreneurship dengan inovasi. Maka harus ditunjang dengan baik," katanya.

HT mencontohkan Nokia yang pernah memimpin penjualan handphone. Masuk smartphone mereka kehilangan USD100 miliar. "Ini karena mereka lupa inovasi," ucapnya.

"Secara SDM saya yakin LIPI (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia) mampu melakukan inovasi teknologi, tinggal ditambah jiwa entrepreneur, dan enterpreneur merupakan jawaban kita untuk menciptakan lapangan kerja," tuturnya.

HT menegaskan entrepreneur merupakan hal penting. Harus berani melangkah ambil risiko, kalau gagal bukan berarti harus berhenti. Tapi, kalau mau berhasil harus dilakukan dengan inovasi dan teknologi. "Saya melihat itu proses yang dilalui oleh para orang-orang besar," tandas HT.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3473 seconds (0.1#10.140)