Jaringan Nirkabel Li-Fi Lebih Cepat 100 Kali Dibanding Wi-Fi
A
A
A
TALLINN - Nantinya jaringan nirkable paling cepat Wi-Fi akan digantikan dengan jaringan nirkabel Li-Fi yang diklaim lebih cepat 100 kali lipat. Pertama kalinya, teknologi ini diuji di luar laboratorium dan selama ini menunjukkan hasil yang memuaskan.
Velmenni salah satu starup yang merupakan finalis dalam kompetisi startup Slush 100 di Helsink telah mencoba menerapkan teknologi ini. Seperti dilansir dari IBtimes, Rabu (25/11/2015), mereka menguji teknologi nirkabel Li-Fi pada kantor mereka di Tallinn, ibukota Estonia.
Dengan Li-Fi pengiriman data bisa mencapai kecepatan 100GBps, ini angka yang luar biasa dibandingan menggunakan Wi-Fi yang hanya memiliki kecepatan maksimum 600 megabit per detik. Bisa dibayangkan, bila Anda melakukan download film dengan resolusi tinggi hanya mebutuhkan waktu beberapa detik saja.
“Kami sedang melakukan beberapa proyek percobaan dalam lingkup yang berbeda yang memungkinkan kami untuk menerapkan teknologi VLC (Visible Light Communication),”ujar Deepak Solanki, CEO dari Velmenni.
Namun teknologi nirkabel Li-Fi mungkin tidak bisa menggantikan sepenuhnya jaringan Wi-Fi yang ada saat ini. Teknologi ini dapat digunakan bersamaan dengan Wi-Fi agar mendapatkan jaringan yang lebih efisien.
"Jika pengujian teknologi Li-Fi ini sukses, maka teknologi ini akan dikomersilkan kemungkinan 3-4 tahun mendatang. Pengguna Li-Fi dapat menggunakan lampu LED sebagai pemancar koneksi internet," ujarnya.
Sebelum teknologi ini diperkenalkan ke masyarakat luas, perangkat-perangkat saat ini harus dibekali dengan teknologi yang dapat menerima data dari cahaya Li-Fi.
Mereka juga mengatakan, untuk membuat sebuah sistem jaringan baru tidaklah mudah, harus menemukan cara untuk mengintegrasikan sistem yang baru ditemukan dengan sistem yang telah ada saat ini.
Sebagai informasi, teknologi Li-Fi ditemukan oleh Profesor Harald Haas dari University of Ediburgh, pada 2011. Dijelaskan bahwa teknologi Li-Fi dapat diterapkan dalam lampu LED dan dapat menggantikan teknologi Wi-Fi yang ada saat ini. Ia juga menambahkan bahwa infrastruktur yang ada saat ini sudah bisa diintegrasikan dengan teknologi Li-Fi.
Bila benar-benar telah diterapkan, nantinya akses internet tak terkendala lagi dengan faktor cuaca buruk. Apalagi setiap bangunan memiliki lampu sebagai sumber pencahayaan, bisa digunakan untuk akses internet.
Velmenni salah satu starup yang merupakan finalis dalam kompetisi startup Slush 100 di Helsink telah mencoba menerapkan teknologi ini. Seperti dilansir dari IBtimes, Rabu (25/11/2015), mereka menguji teknologi nirkabel Li-Fi pada kantor mereka di Tallinn, ibukota Estonia.
Dengan Li-Fi pengiriman data bisa mencapai kecepatan 100GBps, ini angka yang luar biasa dibandingan menggunakan Wi-Fi yang hanya memiliki kecepatan maksimum 600 megabit per detik. Bisa dibayangkan, bila Anda melakukan download film dengan resolusi tinggi hanya mebutuhkan waktu beberapa detik saja.
“Kami sedang melakukan beberapa proyek percobaan dalam lingkup yang berbeda yang memungkinkan kami untuk menerapkan teknologi VLC (Visible Light Communication),”ujar Deepak Solanki, CEO dari Velmenni.
Namun teknologi nirkabel Li-Fi mungkin tidak bisa menggantikan sepenuhnya jaringan Wi-Fi yang ada saat ini. Teknologi ini dapat digunakan bersamaan dengan Wi-Fi agar mendapatkan jaringan yang lebih efisien.
"Jika pengujian teknologi Li-Fi ini sukses, maka teknologi ini akan dikomersilkan kemungkinan 3-4 tahun mendatang. Pengguna Li-Fi dapat menggunakan lampu LED sebagai pemancar koneksi internet," ujarnya.
Sebelum teknologi ini diperkenalkan ke masyarakat luas, perangkat-perangkat saat ini harus dibekali dengan teknologi yang dapat menerima data dari cahaya Li-Fi.
Mereka juga mengatakan, untuk membuat sebuah sistem jaringan baru tidaklah mudah, harus menemukan cara untuk mengintegrasikan sistem yang baru ditemukan dengan sistem yang telah ada saat ini.
Sebagai informasi, teknologi Li-Fi ditemukan oleh Profesor Harald Haas dari University of Ediburgh, pada 2011. Dijelaskan bahwa teknologi Li-Fi dapat diterapkan dalam lampu LED dan dapat menggantikan teknologi Wi-Fi yang ada saat ini. Ia juga menambahkan bahwa infrastruktur yang ada saat ini sudah bisa diintegrasikan dengan teknologi Li-Fi.
Bila benar-benar telah diterapkan, nantinya akses internet tak terkendala lagi dengan faktor cuaca buruk. Apalagi setiap bangunan memiliki lampu sebagai sumber pencahayaan, bisa digunakan untuk akses internet.
(dol)