Ini Keunggulan Pesawat Kebanggaan Indonesia N219
A
A
A
JAKARTA - Pesawat kebanggaan Indonesia, N219 diyakini sebagai produk paling modern di kelasnya dan memiliki banyak keunggulan dibanding pesawat lain. Hal ini ditandai dengan lebih dari 100 pernyataan minat yang ditandatangani sejumlah maskapai penerbangan dan pemerintah daerah.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Andi Alisjahbana mengemukakan, perusahaan saat ini mampu memproduksi pesawat N219 sebanyak 12 unit/tahun. Secara bertahap, kapasitas bisa ditingkatkan menjadi 18-24 unit/tahun.
Baca: Pesawat N219 Resmi Diperkenalkan ke Publik
“Ada lima maskapai dan tiga pemda (pemerintah daerah) yang sudah tertarik. Di antaranya Aceh dan Papua yang tertarik membeli lebih dari sepuluh unit untuk masing-masing daerah. Semoga meningkat menjadi kontrak sampai pada akhirnya membeli,” ujarnya di Bandung, Kamis (10/12/2015).
Terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), dia menerangkan, pada prototype N219 sudah lebih dari 40%. Termasuk komponen kaca depan pesawat dan landing gear, yang sebelumnya (pesawat CN235 dan N212) masih menggunakan komponen impor.
“Landing gear dibuat oleh tiga perusahaan dalam negeri. Tiga perusahaan ini bersatu menjadi satu usaha karena komponennya terdiri dari karet besi logam. Salah satu perusahaannya berada di Tangerang. Ke depan akan kami tingkatkan kandungan lokalnya,” papar Andi.
Berikut keunggulan Pesawat N219
- Harga lebih murah, biaya operasional dan pemeliharaan rendah
- Punya short take of landing, mudah dioperasikan di daerah terpencil
- Bisa self starting tanpa ground support unit
- Menggunakan teknologi aerodinamik yang lebih modern
- Punya kabin terluas di kelasnya
- Multihop capability fuel tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya
- Kecepatan lebih tinggi dengan 210 knot maksimum
- Stall speed 59 knot, cukup rendah tapi pesawat bisa terkontrol dengan baik. Hal ini penting jika masuk ke wilayah bertebing, di antara pegunungan yang butuh pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah
- Pada ketinggian 5.000-6.000 kaki meski tidak bisa membawa penumpang penuh, tapi N219 masih bisa membawa maksimal 12 penumpang, lebih banyak dari pesawat kompetitor
- Dilengkapi terrain alerting and warning system, alat yang bisa mendeteksi bahwa pesawat sedang menuju atau mendekati perbukitan. Sebelumya pakai GPWS (ground proximity warning system), dengan teknologi baru jika pesawat ini mendekati daratan atau pegunungan, sistem akan memberikan tanda dengan visualisasi 3D sehingga pilot bisa melihat secara langsung kondisi perbukitan.
Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Andi Alisjahbana mengemukakan, perusahaan saat ini mampu memproduksi pesawat N219 sebanyak 12 unit/tahun. Secara bertahap, kapasitas bisa ditingkatkan menjadi 18-24 unit/tahun.
Baca: Pesawat N219 Resmi Diperkenalkan ke Publik
“Ada lima maskapai dan tiga pemda (pemerintah daerah) yang sudah tertarik. Di antaranya Aceh dan Papua yang tertarik membeli lebih dari sepuluh unit untuk masing-masing daerah. Semoga meningkat menjadi kontrak sampai pada akhirnya membeli,” ujarnya di Bandung, Kamis (10/12/2015).
Terkait tingkat kandungan dalam negeri (TKDN), dia menerangkan, pada prototype N219 sudah lebih dari 40%. Termasuk komponen kaca depan pesawat dan landing gear, yang sebelumnya (pesawat CN235 dan N212) masih menggunakan komponen impor.
“Landing gear dibuat oleh tiga perusahaan dalam negeri. Tiga perusahaan ini bersatu menjadi satu usaha karena komponennya terdiri dari karet besi logam. Salah satu perusahaannya berada di Tangerang. Ke depan akan kami tingkatkan kandungan lokalnya,” papar Andi.
Berikut keunggulan Pesawat N219
- Harga lebih murah, biaya operasional dan pemeliharaan rendah
- Punya short take of landing, mudah dioperasikan di daerah terpencil
- Bisa self starting tanpa ground support unit
- Menggunakan teknologi aerodinamik yang lebih modern
- Punya kabin terluas di kelasnya
- Multihop capability fuel tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya
- Kecepatan lebih tinggi dengan 210 knot maksimum
- Stall speed 59 knot, cukup rendah tapi pesawat bisa terkontrol dengan baik. Hal ini penting jika masuk ke wilayah bertebing, di antara pegunungan yang butuh pesawat dengan kemampuan manuver dan kecepatan rendah
- Pada ketinggian 5.000-6.000 kaki meski tidak bisa membawa penumpang penuh, tapi N219 masih bisa membawa maksimal 12 penumpang, lebih banyak dari pesawat kompetitor
- Dilengkapi terrain alerting and warning system, alat yang bisa mendeteksi bahwa pesawat sedang menuju atau mendekati perbukitan. Sebelumya pakai GPWS (ground proximity warning system), dengan teknologi baru jika pesawat ini mendekati daratan atau pegunungan, sistem akan memberikan tanda dengan visualisasi 3D sehingga pilot bisa melihat secara langsung kondisi perbukitan.
(dmd)