Inovasi Teknologi di Indonesia Masih Harus Dikembangkan

Kamis, 12 Mei 2016 - 07:22 WIB
Inovasi Teknologi di Indonesia Masih Harus Dikembangkan
Inovasi Teknologi di Indonesia Masih Harus Dikembangkan
A A A
JAKARTA - Inovasi pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG) merupakan keniscayaan untuk menyelesaikan beberapa persoalan yang ada di Indonesia. Jika dikembangkan dengan baik, TTG bisa meningkatkan pembangunan masyarakat desa.

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Ahmad Erani Yustika mengatakan, Indonesia masih harus memperbaiki kualitas inovasi teknologi tepat guna yang dimiliki.

Mengacu pada data Global Inovation Indeks, peringkat Indonesia masih berada di posisi 85 dari 135 negara. Namun, Indonesia termasuk negara yang mengalami percepatan inovasi dalam hal teknologi tepat guna.

“Pada 2013, Indonesia termasuk negara yang mengalami percepatan tertinggi di Indonesia, posisi percepatan inovasi teknologi tepat guna Indonesia sudah berada di posisi 31 dari 141, sedangkan posisi teknologinya masih berada di posisi 77 dari 144 negara yang disurvei,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2016).

Berpedoman pada Global Inovation Indeks, Erani melihat, ada harapan besar bahwa inovasi di Indonesia sangat melimpah. “Nanti inovasi tepat guna bisa menjadi bahasa baru ke depan. Yang menentukan produktivitas ekonomi ke depan bukan lagi terletak pada SDM dan Modal social, akan tetapi juga lebih dari sisi inovasi dan teknologi tepat guna,” imbuhnya.

Ada dua persoalan pokok dalam proses pengembangan inovasi teknologi tepat guna di Indonesia, yang harus segera diselesaikan. Pertama, teknologi di Indonesia belum menjadi isu utama. Hal tersebut bisa dilihat dari anggaran untuk kepentingan reseach dan development yang masih rendah.

“Sampai hari ini harus diakui dengan jujur, belum mengarusutamakan teknologi, kita masih menyusun persoalan yang mengarah kepada isu kebutuhan pokok, dari APBN masih kurang dari 2%, dari sisi ini, anggaran dan insentif belum didapatkan,” kata Erani.

Persoalan kedua, lanjut dia, terletak pada lingkungan bisnis di Indonesia. Penemuan teknologi di negara lain mendapat sokongan kuat pihak swasta, yakni dunia bisnis. Di Indonesia reseach dan inovasi lebih banyak disokong pemerintah, lingkungan bisnis seperti ini perlu diubah. Hampir semua pelaku inovasi di Indonesia masih takut untuk ditiru.

Erani menegaskan, masyarakat desa harus menjadikan inovasi teknologi menjadi mainset untuk menopang kepentingan sosial. “Desa kita ingin menerjemahkan inovasi teknologi menjadi mainset, kita sudah terlalu lama tidak menyentuh inovasi teknologi. Kelompok innovator ini sebenarnya adalah kelompok paling elit di bangsa ini,” tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6961 seconds (0.1#10.140)