Mendarat di Mars, Rusia Ledek Miliader AS
A
A
A
MOSCOW - Ambisi miliader asal Amerika serikat Elon Musk untuk menerbangkan manusia ke Planet Mars, rupanya dipatahkan oleh Rusia. Pasalnya jika Elon Musk baru berencana, Rusia benar-benar berhasil mendaratkan manusia ke Bulan.
Pesawat peneliti berbobot 600 kilogram itu lepas dari pesawat tak berawak setelah perjalanan tujuh bulan menempuh jarak 496 juta kilometer dari Bumi.
Pesawat antariksa eksperimental Badan Antariksa Eropa (ESA) diperkirakan mendarat hari Rabu (19/10) di Mars, sebagai bagian dari misi untuk menjelajahi atmosfer planet merah itu dan mencari tanda-tanda kehidupan.
Direktur penerbangan Michel Denis mengukuhkan pendarat Schiaparelli Mars telah lepas dari pesawat induknya sesuai jadwal hari Minggu, menuai tepuk tangan di pusat kendali misi di Darmstadt, Jerman.
Sesuai rencana, pesawat peneliti berbobot 600 kilogram itu lepas dari pesawat pengorbit tak berawak, Trace Gas Orbiter, setelah perjalanan tujuh bulan menempuh jarak 496 juta kilometer dari Bumi.
ESA mengatakan Schiaparelli akan memasuki atmosfer hari Rabu dengan kecepatan hampir 21 ribu kilometer per jam, sebelum diperlambat oleh tarikan atmosfer, kemudian membuka parasut dan pendorong.
Seperti diketahui, Elon Musk CEO Tesla berencana memboyong manusia ke Planet Mars pada 2025 mendatang. Meski begitu, tidak mudah baginya untuk bisa langsung terbang ke Mars dalam waktu singkat. Menurut Musk, hal pertama yang harus dilakukan mengirim para astronot untuk meninjau kelayakan ekosistem di Mars.
Mush mengatakan perjalanan pertama ke Mars bakal memiliki banyak risiko. Karena itu, ia mengimbau siapa pun calon astronot yang akan dikirim ke Mars, harus bersiap menerima segala jenis konsekuensi, termasuk siap untuk mati.
Pesawat peneliti berbobot 600 kilogram itu lepas dari pesawat tak berawak setelah perjalanan tujuh bulan menempuh jarak 496 juta kilometer dari Bumi.
Pesawat antariksa eksperimental Badan Antariksa Eropa (ESA) diperkirakan mendarat hari Rabu (19/10) di Mars, sebagai bagian dari misi untuk menjelajahi atmosfer planet merah itu dan mencari tanda-tanda kehidupan.
Direktur penerbangan Michel Denis mengukuhkan pendarat Schiaparelli Mars telah lepas dari pesawat induknya sesuai jadwal hari Minggu, menuai tepuk tangan di pusat kendali misi di Darmstadt, Jerman.
Sesuai rencana, pesawat peneliti berbobot 600 kilogram itu lepas dari pesawat pengorbit tak berawak, Trace Gas Orbiter, setelah perjalanan tujuh bulan menempuh jarak 496 juta kilometer dari Bumi.
ESA mengatakan Schiaparelli akan memasuki atmosfer hari Rabu dengan kecepatan hampir 21 ribu kilometer per jam, sebelum diperlambat oleh tarikan atmosfer, kemudian membuka parasut dan pendorong.
Seperti diketahui, Elon Musk CEO Tesla berencana memboyong manusia ke Planet Mars pada 2025 mendatang. Meski begitu, tidak mudah baginya untuk bisa langsung terbang ke Mars dalam waktu singkat. Menurut Musk, hal pertama yang harus dilakukan mengirim para astronot untuk meninjau kelayakan ekosistem di Mars.
Mush mengatakan perjalanan pertama ke Mars bakal memiliki banyak risiko. Karena itu, ia mengimbau siapa pun calon astronot yang akan dikirim ke Mars, harus bersiap menerima segala jenis konsekuensi, termasuk siap untuk mati.
(wbs)