Teknologi dan Cara Kerja Kereta Ultra Cepat Jepang Maglev

Sabtu, 17 Desember 2016 - 09:09 WIB
Teknologi dan Cara Kerja...
Teknologi dan Cara Kerja Kereta Ultra Cepat Jepang Maglev
A A A
TOKYO - Jepang saat ini tengah mengembangkan kereta (KA) ultra cepat, Maglev. Laju kereta ini melebihi kecepatan KA pendahulunya, Shinkansen. Maglev mampu meluncur hingga 603 kilometer per jam.

Bagaimana kereta api KA ultra cepat ini bekerja? Maglev merupakan singkatan dari magnetic levitation. Kereta ini mengambang 10 mm di atas rel dan didorong oleh magnet bermuatan listrik. Prinsip kerja kereta Maglev berdasarkan fisika sederhana, di mana kutub magnet yang berbeda menarik dan kutub magnet yang sama akan saling mendorong.

Dengan mendinginkan kekuatan elektromagnet, para pakar mampu mengangkat kereta itu hingga 10 mm di atas rel. Lalu, kekuatan elektromagnet lainnya digunakan untuk mendorongnya. Karena bergerak di atas udara yang memiliki sedikit gesekan, kereta ini mampu melaju dengan mulus dan sangat cepat.

(Baca: Menanti Kereta Ultrafast Maglev, Jagoan baru Jepang)

Hampir 98% bahan penyusun relnya terbuat dari magnet superkonduktor. Sehingga kereta sebesar ini bisa tetap lengket dengan relnya meski meluncur dengan speed 500 kilometer per jam.

Ada tiga jenis teknologi Maglev, yakni yang tergantung pada magnet superkonduktivitas (suspense elektrodinamik), lalu yang mengandalkan elektromagnetik terkontrol (suspensi elektromagnetik) dan yang paling anyar adalah yang paling ekonomis, menggunakan magnet permanen (induktrack).

(Baca: Rahasia KA Super Cepat Jepang Aman dan Nyaman bagi Penumpang)

Saat ini di dunia, Jepang dan Jerman adalah negara terdepan dalam mengembangkan KA dengan teknologi Maglev. Jerman fokus mengembangkan jenis Suspensi Elektromagnetik Sistem (EMS) , yang disebut Transrapid. Sementara Jepang mengembangkan kereta Maglev menggunakan sistem suspensi elektrodinamik (EDS), yang berdasarkan pada gaya tolak-menolak magnet.

Komponen yang dibutuhkan dalam EDS di antaranya sumber daya listrik yang besar, kumparan logam pada lintasan rel serta elektromagnet yang cukup kuat pada bagian bawah kereta.

(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)