Mata Bionik Bantu Pasien Buta untuk Melihat
A
A
A
LONDON - 3 dari 10 pasien buta pengidap Retinitis Pigmentosa mendapatkan mata bionik, dan hasilnya 10 pasien buta itu dapat melihat kembali. Keith Hayman, seorang pasien buta sangat bahagia, ketika mengetahui dirinya kelak bakal bisa melihat lagi
Hayman yang mengalami kebutaan selama 25 tahun akan menggunakan sepasang mata bionik.
Namun, tim dokter dari Manchester Eye Hospital memutuskan memilih tiga pasien tergolong Hayman agar dapat mengikuti uji coba terlebih dahulu. Mata bionik tersebut akan menggunakan perangkat kamera khusus bernama Argus II.
Kemudian, pasien mesti menggunakan glasses dengan kamera khusus yang bertugas mengirimkan sinyal nirkabel pada sensor yang dibenamkan di dalam mata. Sinyal tersebut akan dikonversi dari otak pasien.
Meski Hayman tak bisa melihat secara total, ia bisa merasakan dampak besar dari menggunakan mata bionik ini.
“Saya usai menghabiskan setengah hidup aku di kegelapan. Sekarang saya bisa bermain dengan cucu-cucu aku meski penghilatan saya samar-samar kabur,” tutur pria berusia 68 tahun ini seperti dikutip dari Mirror Jumat (23/12/2016),
Profesor Paulo Stanga, dokter kepala operasi mata Hayman, mengatakan bahwa ia tak menyangka operasi mata pasiennya bisa berjalan mulus. Padahal, ia sempat skeptis dengan rencana pemasangan mata bionik ini.
“Setidaknya, kami puas dengan hasil operasi yang telah dilakukan. Kesuksesan pemasangan mata bionik dari pada Hayman bakal menjadi bukti autentik untuk pengembangan riset kami dan membuat keputusan NHS (National Health Service) bangsa Inggris untuk mendanai operasi mata bionik bisa dilaksanakan,” pungkas Stanga.
Hayman yang mengalami kebutaan selama 25 tahun akan menggunakan sepasang mata bionik.
Namun, tim dokter dari Manchester Eye Hospital memutuskan memilih tiga pasien tergolong Hayman agar dapat mengikuti uji coba terlebih dahulu. Mata bionik tersebut akan menggunakan perangkat kamera khusus bernama Argus II.
Kemudian, pasien mesti menggunakan glasses dengan kamera khusus yang bertugas mengirimkan sinyal nirkabel pada sensor yang dibenamkan di dalam mata. Sinyal tersebut akan dikonversi dari otak pasien.
Meski Hayman tak bisa melihat secara total, ia bisa merasakan dampak besar dari menggunakan mata bionik ini.
“Saya usai menghabiskan setengah hidup aku di kegelapan. Sekarang saya bisa bermain dengan cucu-cucu aku meski penghilatan saya samar-samar kabur,” tutur pria berusia 68 tahun ini seperti dikutip dari Mirror Jumat (23/12/2016),
Profesor Paulo Stanga, dokter kepala operasi mata Hayman, mengatakan bahwa ia tak menyangka operasi mata pasiennya bisa berjalan mulus. Padahal, ia sempat skeptis dengan rencana pemasangan mata bionik ini.
“Setidaknya, kami puas dengan hasil operasi yang telah dilakukan. Kesuksesan pemasangan mata bionik dari pada Hayman bakal menjadi bukti autentik untuk pengembangan riset kami dan membuat keputusan NHS (National Health Service) bangsa Inggris untuk mendanai operasi mata bionik bisa dilaksanakan,” pungkas Stanga.
(wbs)