Universitas Singapura Kembangkan Kendaraan Otonomus dengan NVIDIA
A
A
A
JAKARTA - Saat ini banyak lembaga penelitian dan perusahaan melakukan pengembangan mobil otonom. Tantangannya adalah bagaimana mobil yang dapat mengemudi sendiri (self driving) tersebut dapat dibuat lebih aman ketika berkendara di jalan.
Mobil yang dapat bergerak sendiri telah mengetahui bagaimana caranya bernavigasi dengan aman di sepanjang jalan. Namun, penelitian universitas sekarang difokuskan pada penggunaan pembelajaran yang mendalam untuk memprediksi perilaku benda di sekitar kendaraan. Benda-benda ini bervariasi. Mulai dari sinyal lalu lintas ke pejalan kaki.
Karena pelatihan memakan waktu yang lama, dan membutuhkan sejumlah besar daya komputasi untuk diproses, Universitas Nasional Singapura (NUS) mencari sebuah solusi khusus yang dapat memecahkan tantangan litografi kendaraan otonomus (AV). Hal ini dilakukan dengan membangun platform komputasi mobil NVIDIA DRIVE PX 2 AI, yang membantu peneliti menerapkan algoritme kunci artificial intelligence (AI) untuk kendaraaan otonomus.
“Dengan self-driving car, salah satu hal yang tersulit bisa diprediksi adalah bagaimana kendaraan akan berperilaku dan memprediksi seperti manusia. Dengan NVIDIA DRIVE PX 2 kita tidak perlu menemukan kembali roda; kita dapat membangun di atas yang terbaik dari apa yang sudah tersedia, dan pada gilirannya memberikan kita lebih berkonsentrasi untuk membangun kemampuan baru,” ujar Acting Director, Advanced Robotics Center and Associate Professor, Department of Mechanical Engineering, National University of Singapore, Marcelo H Ang Jr dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews.
GPU NVIDIA Tesla dan platform komputasi open AI car DRIVE PX 2 memperpendek waktu R&D untuk penelitian AV di NUS. Dua unit sistem NVIDIA DRIVE PX 2 dan perangkat pengembangan software kit (SDK) membantu tim peneliti untuk menguji inferensi algoritma AI.
Untuk sisi pelatihan, multiple Pascal graphics processing units (GPU) digunakan untuk menyalakan jaringan syaraf tiruan yang digunakan untuk pengenalan objek semantik. Teknologi ini mendukung AV eksperimental universitas sekaligus membantu mitra Singapore Technologies Kinetics dalam proyek bus otonomus mereka.
DRIVE PX 2 dioptimalkan untuk penelitian AV dan menangani fusi sensor dengan menggunakan algoritma yang kompleks, sehingga memudahkan peneliti NUS untuk lebih fokus membuat AV lebih cerdas pada tingkat yang lebih cepat.
Mereka bertujuan untuk mencapai kinerja self-driving yang lebih baik dengan menggunakan pembelajaran yang mendalam, yang meniru sinapsis otak manusia. Selain itu, NUS sedang melakukan penelitian mendalam yang akurat mengenai AV dengan biaya per jam yang lebih rendah dengan menggunakan platform GPU NVIDIA Pascal dan DRIVE PX 2 untuk pelatihan dan inferensi dibandingkan dengan menggunakan solusi komputasi berperforma tinggi lainnya.
Selain itu, GPU NVIDIA Pascal menyelesaikan sesi pelatihan secara signifikan lebih pendek, menjaga NUS berada di garis depan penelitian AV global.
Mobil yang dapat bergerak sendiri telah mengetahui bagaimana caranya bernavigasi dengan aman di sepanjang jalan. Namun, penelitian universitas sekarang difokuskan pada penggunaan pembelajaran yang mendalam untuk memprediksi perilaku benda di sekitar kendaraan. Benda-benda ini bervariasi. Mulai dari sinyal lalu lintas ke pejalan kaki.
Karena pelatihan memakan waktu yang lama, dan membutuhkan sejumlah besar daya komputasi untuk diproses, Universitas Nasional Singapura (NUS) mencari sebuah solusi khusus yang dapat memecahkan tantangan litografi kendaraan otonomus (AV). Hal ini dilakukan dengan membangun platform komputasi mobil NVIDIA DRIVE PX 2 AI, yang membantu peneliti menerapkan algoritme kunci artificial intelligence (AI) untuk kendaraaan otonomus.
“Dengan self-driving car, salah satu hal yang tersulit bisa diprediksi adalah bagaimana kendaraan akan berperilaku dan memprediksi seperti manusia. Dengan NVIDIA DRIVE PX 2 kita tidak perlu menemukan kembali roda; kita dapat membangun di atas yang terbaik dari apa yang sudah tersedia, dan pada gilirannya memberikan kita lebih berkonsentrasi untuk membangun kemampuan baru,” ujar Acting Director, Advanced Robotics Center and Associate Professor, Department of Mechanical Engineering, National University of Singapore, Marcelo H Ang Jr dalam keterangan tertulisnya kepada SINDOnews.
GPU NVIDIA Tesla dan platform komputasi open AI car DRIVE PX 2 memperpendek waktu R&D untuk penelitian AV di NUS. Dua unit sistem NVIDIA DRIVE PX 2 dan perangkat pengembangan software kit (SDK) membantu tim peneliti untuk menguji inferensi algoritma AI.
Untuk sisi pelatihan, multiple Pascal graphics processing units (GPU) digunakan untuk menyalakan jaringan syaraf tiruan yang digunakan untuk pengenalan objek semantik. Teknologi ini mendukung AV eksperimental universitas sekaligus membantu mitra Singapore Technologies Kinetics dalam proyek bus otonomus mereka.
DRIVE PX 2 dioptimalkan untuk penelitian AV dan menangani fusi sensor dengan menggunakan algoritma yang kompleks, sehingga memudahkan peneliti NUS untuk lebih fokus membuat AV lebih cerdas pada tingkat yang lebih cepat.
Mereka bertujuan untuk mencapai kinerja self-driving yang lebih baik dengan menggunakan pembelajaran yang mendalam, yang meniru sinapsis otak manusia. Selain itu, NUS sedang melakukan penelitian mendalam yang akurat mengenai AV dengan biaya per jam yang lebih rendah dengan menggunakan platform GPU NVIDIA Pascal dan DRIVE PX 2 untuk pelatihan dan inferensi dibandingkan dengan menggunakan solusi komputasi berperforma tinggi lainnya.
Selain itu, GPU NVIDIA Pascal menyelesaikan sesi pelatihan secara signifikan lebih pendek, menjaga NUS berada di garis depan penelitian AV global.
(dmd)