Bandara Modern Gunakan Teknologi Scan Wajah dan Robot

Minggu, 27 Agustus 2017 - 23:23 WIB
Bandara Modern Gunakan...
Bandara Modern Gunakan Teknologi Scan Wajah dan Robot
A A A
JAKARTA - Sebuah era baru segera memasuki layanan bandar udara (badara) di dunia. Mereka tidak hanya berlomba memberikan fasilitas terbaik, tetapi juga penggunaan teknologi mutakhir untuk meningkatkan pelayanan dan keamanan di bandara.

Dilansir dari Phys, Minggu (27/8/2017), penumpang tidak perlu repot lagi registrasi dan mengikuti serangkaian pemeriksaan, cukup sekali scan wajah mereka bisa langsung check-in. Demikian pula dengan bagasi, robot-robotlah nanti yang akan menyortir barang milik penumpang.

Lalu, bandara manakah yang paling siap menghadirkan teknologi baru ini? Bandara Changi, Singapura, yang dianggap sebagai bandara terbaik di dunia menyatakan siap meluncurkan teknologi biometrik di terminal baru yang akan dibuka pada akhir tahun ini.

Setiap penumpang akan dilakukan pemindaian wajah saat pertama kali check-in dan secara teoritis memungkinkan mereka menjalani seluruh proses dengan cepat tanpa harus menemui petugas.

Tak mau kalah, pada Juli lalu, Australia mengumumkan sebuah investasi sebesar 22,5 juta dolar Australia (USD17,5 juta) untuk mengenalkan teknologi pengenalan wajah di semua bandara internasional negara tersebut. Sementara Bandara Dubai tengah melakukan uji coba.

Penggunaan Robot

bandara modern
Robot akan muncul di beberapa pusat utama, termasuk di bandara Incheon Seoul, Korea, di mana mereka melaksanakan tugas termasuk membersihkan dan membawa barang bawaan penumpang. Sementara di terminal baru Changi akan dilengkapi robot pembersih lengkap dengan seragam pelayan.

Diketahui, Changi sedang membangun sebuah kompleks terminal baru yang disebut Jewel, sebuah bangunan bertingkat 10 yang penuh dengan toko-toko dan restoran, yang intinya akan menghadirkan air terjun indoor 40 meter (130 kaki) dikelilingi taman dalam ruangan.

Kompleks ini akan menjadikan bandara tersebut lebih mirip pusat perbelanjaan daripada terminal bandara tradisional, dan ditujukan untuk mengangkut penumpang transit.

Shukor Yusof, seorang analis penerbangan dari Endau Analytics mengatakan, ini merupakan masalah "kemauan politik", karena negara-negara berkembang melihat pembangunan bandara mutakhir sebagai cara untuk meningkatkan status mereka secara global.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1360 seconds (0.1#10.140)