Tesla dan Panasonic Siap Produksi Sel Tenaga Surya
A
A
A
JAKARTA - Sukses membuat mobil otonom, Tesla Inc mulai memproduksi sel tenaga surya di pabriknya yang berlokasi di Buffalo, New York, Amerika Serikat (AS). Dalam proyek ini mereka bekerja sama dengan perusahaan elektronik asal Jepang, Panasonic.
Chief Technical Officer Tesla, JB Straubel mengatakan, perusahaanya saat ini telah memiliki ratusan karyawan dan mesin-mesin yang dipasang pada pabrik seluas 111.483 meter persegi di Buffalo.
“Jelang akhir tahun ini kami akan memiliki modul atap surya dengan jumlah yang lebih besar diawali dengan cara yang substansial,” ujar Straubel, seperti dilansir dari The Associated Press, Kamis (7/9/2017). “Ini merupakan tonggak sejarah interim yang membuat kami cukup bangga,“ ucapnya.
Pabrik yang terletak di Buffalo awalnya dikelola oleh Silevo, sebuah perusahaan rintisan di bidang panel surya di pabrik baja tua. Produsen sel surya SolarCity Corp membeli Silevo pada 2014. Kemudian Tesla mengakuisisi SolarCity dengan nilai sekitar USD2 miliar pada akhir tahun lalu.
SolarCity dikelola oleh sepupu CEO Tesla, Elon Musk, yang duduk sebagai salah satu anggota Direksi di SolarCity. “Pabrik ini, dan peluang untuk memproduksi modul dan sel surya di Amerika Serikat, adalah bagian yang membuat proyek ini masuk akal,” ujar Straubel.
Mitra Tesla, Panasonic Corp akan memproduksi sel-sel fotovoltaik, yang tampak mirip dengan chip komputer. Para pekerja Tesla akan menggabungkan sel-sel ini ke modul-modul yang sesuai ke dalam atap sel surya.
Atap-atap ini secara berangsur-angsur akan diproduksi di Buffalo, berdampingan dengan panel-panel surya tradisional. Panasonic juga bekerja sama dengan Tesla di pabrik baterai Gigafactory yang terletak di Nevada.
Straubel menyatakan, Tesla secara berangsur-angsur berharap dapat meraih tingkat produksi sel surya dengan kapasitas 2 gigawatts per tahun di pabrik yang terletak di Buffalo. Kapasitas ini lebih tinggi ketimbang target awal yang ditentukan sebesar 1 gigawatt menjelang tahun 2019.
Menurutnya, Tesla telah berusaha untuk membuat pabriknya lebih efisien. Satu gigawatt setara dengan output tahunan PLTN atau PLTU berukuran besar. "Jadi seolah-olah kita menghapuskan satu fasilitas pembangkit listrik tersebut setiap tahunnya,” jelas Straubel.
Dia tidak bersedia mengungkapkan berapa banyak pelanggan yang telah memesan atap sel surya, namun tingkat permintaan sangat tinggi dan akan membuat Tesla sibuk untuk memenuhi pesanan yang ada hingga akhir tahun depan.
Chief Technical Officer Tesla, JB Straubel mengatakan, perusahaanya saat ini telah memiliki ratusan karyawan dan mesin-mesin yang dipasang pada pabrik seluas 111.483 meter persegi di Buffalo.
“Jelang akhir tahun ini kami akan memiliki modul atap surya dengan jumlah yang lebih besar diawali dengan cara yang substansial,” ujar Straubel, seperti dilansir dari The Associated Press, Kamis (7/9/2017). “Ini merupakan tonggak sejarah interim yang membuat kami cukup bangga,“ ucapnya.
Pabrik yang terletak di Buffalo awalnya dikelola oleh Silevo, sebuah perusahaan rintisan di bidang panel surya di pabrik baja tua. Produsen sel surya SolarCity Corp membeli Silevo pada 2014. Kemudian Tesla mengakuisisi SolarCity dengan nilai sekitar USD2 miliar pada akhir tahun lalu.
SolarCity dikelola oleh sepupu CEO Tesla, Elon Musk, yang duduk sebagai salah satu anggota Direksi di SolarCity. “Pabrik ini, dan peluang untuk memproduksi modul dan sel surya di Amerika Serikat, adalah bagian yang membuat proyek ini masuk akal,” ujar Straubel.
Mitra Tesla, Panasonic Corp akan memproduksi sel-sel fotovoltaik, yang tampak mirip dengan chip komputer. Para pekerja Tesla akan menggabungkan sel-sel ini ke modul-modul yang sesuai ke dalam atap sel surya.
Atap-atap ini secara berangsur-angsur akan diproduksi di Buffalo, berdampingan dengan panel-panel surya tradisional. Panasonic juga bekerja sama dengan Tesla di pabrik baterai Gigafactory yang terletak di Nevada.
Straubel menyatakan, Tesla secara berangsur-angsur berharap dapat meraih tingkat produksi sel surya dengan kapasitas 2 gigawatts per tahun di pabrik yang terletak di Buffalo. Kapasitas ini lebih tinggi ketimbang target awal yang ditentukan sebesar 1 gigawatt menjelang tahun 2019.
Menurutnya, Tesla telah berusaha untuk membuat pabriknya lebih efisien. Satu gigawatt setara dengan output tahunan PLTN atau PLTU berukuran besar. "Jadi seolah-olah kita menghapuskan satu fasilitas pembangkit listrik tersebut setiap tahunnya,” jelas Straubel.
Dia tidak bersedia mengungkapkan berapa banyak pelanggan yang telah memesan atap sel surya, namun tingkat permintaan sangat tinggi dan akan membuat Tesla sibuk untuk memenuhi pesanan yang ada hingga akhir tahun depan.
(dmd)