Hari Ini Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi
A
A
A
Asteroid berukuran sangat besar diperkirakan akan melintas dekat Bumi akhir pekan ini. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperingatkan hal itu, Jumat (15/12/2017). Asteroid yang disebut 3200 Phaethon itu memiliki diameter 5 kilometer dan dianggap berpotensi bahaya. Posisi terdekatnya adalah pada Sabtu (16/12/2017) pukul 22.00 GMT, saat asteroid itu berjarak sekitar 6,4 juta mil dari Bumi, atau 27 kali jarak antara Bumi dan bulan.
Asteroid terakhir yang melintas terdekat dengan Bumi terjadi pada 16 Desember 1974. Saat itu benda antariksa tersebut hanya berjarak 5 juta mil dari Bumi. Namun, saat itu manusia belum menyadarinya karena temuan ini baru terungkap pertama kali pada 1983. "Dengan diameter sekitar 5 km, Phaethon merupakan asteroid ketiga terbesar yang melintas dekat Bumi dan diklasifikasikan sebagai potensial bahaya," papar juru bicara NASA, dikutip Daily Mail.
Saat asteroid itu melintas, NASA berharap dapat menangkap detail gambar benda antariksa tersebut. Menurut penjelasan NASA, Phaethon dalam 0.069 au Bumi pada 16 Desember 2017, di mana benda itu akan menjadi target gambar radar kuat di Goldstone dan Arecibo. "Ini akan menjadi peluang terbaik hingga saat ini bagi observasi radar atas asteroid ini, dan kami harap dapat mengambil gambar detail. Gambar akan luar biasa dalam model detail tiga dimensi," ungkap NASA.
Asteroid itu akan kembali melintas selanjutnya pada 2093 saat hanya berada dalam jarak 1,8 juta mil atau 2,9 juta km dari Bumi. Awal bulan ini, Immanuel Kant Baltic Federal University di Konigsberg, Russia, merilis video yang melacak jalur Phaethon. Video itu menjelaskan bahwa orbit tak biasa asteroid itu akan membuat benda itu melintas paling dekat matahari dibandingkan asteroid lain mana pun yang diketahui.
3200 Phaethon menjadi sumber teka-teki bagi para peneliti karena memiliki fitur sebagai asteroid dan komet sekaligus. Dalam salah satu pergerakan dekat Bumi sebelumnya, para peneliti mendeteksi debu menyembur dari batuan antariksa itu yang menciptakan ekor es yang meleleh seperti terlihat pada sebagian besar komet.
Meski demikian, orbit Phaethon berada di wilayah antara Mars dan Yupiter di mana sebagian besar asteroid berasal. "Tampaknya asteroid ini objek yang sangat besar, tapi saat bergerak dekat matahari membuat beberapa bagian asteroid pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga membentuk hujan meteor ini," papar pernyataan Immanuel Kant Baltic Federal University.
Jika demikian, asteroid itu sendiri bisa jadi adalah sisa dari inti komet. Demikian penegasan Immanuel Kant Baltic Federal University. Lembaga ini juga menyebutkan bahwa asteroid itu memiliki jalur orbit yang sangat panjang sehingga kadang kala mendekati matahari, lebih dekat dibandingkan Merkurius dan kadang bergerak lebih jauh daripada Mars.
Dalam dunia astronomi, jarak 6,4 juta mil dari Bumi itu sangat dekat. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana kemungkinan asteroid yang sangat besar akan menabrak Bumi? Jawaban dari para astronom adalah tidak sering, paling tidak selama umur hidup kita sekarang. "Tidak ada benda yang telah diidentifikasi diketahui akan menabrak Bumi," ungkap Dr Amy Main zer, astronom dan pakar asteroid di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, saat bicara pada NBC News.
Dia menjelaskan, para astronom telah menemukan sebagian besar asteroid yang melintas dekat Bumi, dengan diameter lebih dari 1 km. Semua asteroid itu tidak berpotensi sebagai ancaman untuk menabrak Bbumi. Meski demikian, sebagian besar itu tentu tidak semua as teroid.
Pakar lain, Dr Paul Chodas, manajer Pusat Studi Objek Dekat Bumi di JPL, menjelaskan bahwa para pemburu asteroid berpikir mereka telah menemukan sekitar 95% asteroid berukuran besar.
Asteroid terakhir yang melintas terdekat dengan Bumi terjadi pada 16 Desember 1974. Saat itu benda antariksa tersebut hanya berjarak 5 juta mil dari Bumi. Namun, saat itu manusia belum menyadarinya karena temuan ini baru terungkap pertama kali pada 1983. "Dengan diameter sekitar 5 km, Phaethon merupakan asteroid ketiga terbesar yang melintas dekat Bumi dan diklasifikasikan sebagai potensial bahaya," papar juru bicara NASA, dikutip Daily Mail.
Saat asteroid itu melintas, NASA berharap dapat menangkap detail gambar benda antariksa tersebut. Menurut penjelasan NASA, Phaethon dalam 0.069 au Bumi pada 16 Desember 2017, di mana benda itu akan menjadi target gambar radar kuat di Goldstone dan Arecibo. "Ini akan menjadi peluang terbaik hingga saat ini bagi observasi radar atas asteroid ini, dan kami harap dapat mengambil gambar detail. Gambar akan luar biasa dalam model detail tiga dimensi," ungkap NASA.
Asteroid itu akan kembali melintas selanjutnya pada 2093 saat hanya berada dalam jarak 1,8 juta mil atau 2,9 juta km dari Bumi. Awal bulan ini, Immanuel Kant Baltic Federal University di Konigsberg, Russia, merilis video yang melacak jalur Phaethon. Video itu menjelaskan bahwa orbit tak biasa asteroid itu akan membuat benda itu melintas paling dekat matahari dibandingkan asteroid lain mana pun yang diketahui.
3200 Phaethon menjadi sumber teka-teki bagi para peneliti karena memiliki fitur sebagai asteroid dan komet sekaligus. Dalam salah satu pergerakan dekat Bumi sebelumnya, para peneliti mendeteksi debu menyembur dari batuan antariksa itu yang menciptakan ekor es yang meleleh seperti terlihat pada sebagian besar komet.
Meski demikian, orbit Phaethon berada di wilayah antara Mars dan Yupiter di mana sebagian besar asteroid berasal. "Tampaknya asteroid ini objek yang sangat besar, tapi saat bergerak dekat matahari membuat beberapa bagian asteroid pecah menjadi bagian-bagian kecil sehingga membentuk hujan meteor ini," papar pernyataan Immanuel Kant Baltic Federal University.
Jika demikian, asteroid itu sendiri bisa jadi adalah sisa dari inti komet. Demikian penegasan Immanuel Kant Baltic Federal University. Lembaga ini juga menyebutkan bahwa asteroid itu memiliki jalur orbit yang sangat panjang sehingga kadang kala mendekati matahari, lebih dekat dibandingkan Merkurius dan kadang bergerak lebih jauh daripada Mars.
Dalam dunia astronomi, jarak 6,4 juta mil dari Bumi itu sangat dekat. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana kemungkinan asteroid yang sangat besar akan menabrak Bumi? Jawaban dari para astronom adalah tidak sering, paling tidak selama umur hidup kita sekarang. "Tidak ada benda yang telah diidentifikasi diketahui akan menabrak Bumi," ungkap Dr Amy Main zer, astronom dan pakar asteroid di Jet Propulsion Laboratory (JPL), Pasadena, California, saat bicara pada NBC News.
Dia menjelaskan, para astronom telah menemukan sebagian besar asteroid yang melintas dekat Bumi, dengan diameter lebih dari 1 km. Semua asteroid itu tidak berpotensi sebagai ancaman untuk menabrak Bbumi. Meski demikian, sebagian besar itu tentu tidak semua as teroid.
Pakar lain, Dr Paul Chodas, manajer Pusat Studi Objek Dekat Bumi di JPL, menjelaskan bahwa para pemburu asteroid berpikir mereka telah menemukan sekitar 95% asteroid berukuran besar.
(amm)