Misi Penerbangan ke Mars Belajar di Gurun Dhofar Oman
A
A
A
GURUN DHOFAR - Perlombaan penerbangan ke Planet Mars sudah dimulai sejak 1992. Pada 25 September 1992, lembaga antariksa Amerika Serikat NASA meluncurkan Mars Observer, wahana angkasa robotik seberat 1.018 kilogram untuk mempelajari permukaan, atmosfer, iklim, dan medan magnet Mars. Namun misi tersebut mengalami kegagalan sebelum masuk orbit.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menghalangi beberapa negara adidaya ruang angkasa untuk terus mengirimkan misi ke planet merah tersebut. Beragam persiapan teknis dan non teknis untuk misi ilmiah di Mars terus dikembangkan. Salah satunya dilakukan di Gurun Dhofar, Oman, yang lokasinya berbatasan antara Arab Saudi dengan Yaman.
Melansir dari Associated Press, Sabtu (10/2/2018), sekitar 200 ilmuwan dari 25 negara urun rembuk dalam penelitian di kompleks futuristik iglu modern seberat 2,4 ton yang diisi udara dan gampang dipindah-pindahkan.
Proyek bertajuk AMADEE 18 melakukan simulasi dan latihan medan dengan beragam aktivitas, seolah-olah di Planet Mars. Lokasi riset adalah Ruba' al-Khali yang dalam bahasa Arab berarti kawasan kosong. Ya, sebuah gurun pasir kecoklatan yang membentang di Semenanjung Arab.
Kondisi tersebut dianggap mirip dengan permukaan Mars, karena fluktuasi suhunya cukup ekstrim yaitu 51 derajat Celcius, dan hanya sedikit flora dan fauna yang bisa hidup di sini. Selain itu morfologi, mineralogi dan karakteristik serta sifat pasirnya dinilai mirip dengan di permukaan planet merah.
Mengutip dari Deutsche Welle, Sabtu (10/2/2018), para ilmuwan dan astronot melakukan kegiatan menguji coba peralatan dan berlatih mengatasi masalah teknis maupun non teknis. Masalah non teknis seperti bagaimana menangani masalah darurat medis atau masalah psikologi akibat terisolasi jauh dari habitat alami.
Komandan misi AMADEE18, Gernot Groemer mengatakan, misi penerbangan berawak ke planet Mars mungkin baru diluncurkan dalam 20 tahun hingga 30 tahun lagi. "Para astronot dan ilmuwan yang nanti akan terlibat, barangkali saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar. Tapi kami harus menyiapkan segalanya dari sekarang, agar pada saatnya nanti semua bisa diimplementasikan secara handal dalam misi".
Perlombaan misi ke Mars memang semakin menarik. Sebelumnya, awal Februari ini, miliarder Elon Musk dengan bendera SpaceX melakukan uji coba peluncuran roket Falcon Heavy untuk misi ke Planet Mars.
Menariknya, Musk melakukan uji coba dengan membawa sebuah mobil Tesla tipe roadster yang diawaki boneka sebesar manusia yang diberi nama "Starman". Jika peluncuran tersebut sukses, itu akan meningkatkan pengembangan inovasi di masa datang.
Kendati demikian, hal tersebut tidak menghalangi beberapa negara adidaya ruang angkasa untuk terus mengirimkan misi ke planet merah tersebut. Beragam persiapan teknis dan non teknis untuk misi ilmiah di Mars terus dikembangkan. Salah satunya dilakukan di Gurun Dhofar, Oman, yang lokasinya berbatasan antara Arab Saudi dengan Yaman.
Melansir dari Associated Press, Sabtu (10/2/2018), sekitar 200 ilmuwan dari 25 negara urun rembuk dalam penelitian di kompleks futuristik iglu modern seberat 2,4 ton yang diisi udara dan gampang dipindah-pindahkan.
Proyek bertajuk AMADEE 18 melakukan simulasi dan latihan medan dengan beragam aktivitas, seolah-olah di Planet Mars. Lokasi riset adalah Ruba' al-Khali yang dalam bahasa Arab berarti kawasan kosong. Ya, sebuah gurun pasir kecoklatan yang membentang di Semenanjung Arab.
Kondisi tersebut dianggap mirip dengan permukaan Mars, karena fluktuasi suhunya cukup ekstrim yaitu 51 derajat Celcius, dan hanya sedikit flora dan fauna yang bisa hidup di sini. Selain itu morfologi, mineralogi dan karakteristik serta sifat pasirnya dinilai mirip dengan di permukaan planet merah.
Mengutip dari Deutsche Welle, Sabtu (10/2/2018), para ilmuwan dan astronot melakukan kegiatan menguji coba peralatan dan berlatih mengatasi masalah teknis maupun non teknis. Masalah non teknis seperti bagaimana menangani masalah darurat medis atau masalah psikologi akibat terisolasi jauh dari habitat alami.
Komandan misi AMADEE18, Gernot Groemer mengatakan, misi penerbangan berawak ke planet Mars mungkin baru diluncurkan dalam 20 tahun hingga 30 tahun lagi. "Para astronot dan ilmuwan yang nanti akan terlibat, barangkali saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar. Tapi kami harus menyiapkan segalanya dari sekarang, agar pada saatnya nanti semua bisa diimplementasikan secara handal dalam misi".
Perlombaan misi ke Mars memang semakin menarik. Sebelumnya, awal Februari ini, miliarder Elon Musk dengan bendera SpaceX melakukan uji coba peluncuran roket Falcon Heavy untuk misi ke Planet Mars.
Menariknya, Musk melakukan uji coba dengan membawa sebuah mobil Tesla tipe roadster yang diawaki boneka sebesar manusia yang diberi nama "Starman". Jika peluncuran tersebut sukses, itu akan meningkatkan pengembangan inovasi di masa datang.
(ven)