Sidik Jari Kini Bisa Deteksi Kanker dan Diabetes
A
A
A
JAKARTA - Fingerprint atau Sidik jari, yang telah lama digunakan untuk mengungkap kejahatan, kini sidik jari juga bisa menditeksi penyakit kanker, diabetes dan asma.
Menurut tim Henry Kahn dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Atlanta, bahwa ditilik dari perbedaan kisut jari kelingking dan ibu jari, semestinya bisa diketahui sejumlah organ embrio bayi dalam induknya saat itu.
Hal yang bisa diketahui misalnya kondisi pertumbuhan pancreas, bahkan bisa diketahui kemungkinan apakah sang anak mengidap penyakit diabetes atau tidak setelah dilahirkan.
Di pusat penelitian sidik jari, melihat jumlah ridges adalah sebuah cara untuk memperoleh informasi kuantitatif, Whorls yang besar (garis tangan berbentuk kisaran) umumnya memiliki jumlah ridges yang lebih tinggi.
Hasil penelitian Kahn terhadap 569 sidik jari orang Belanda menunjukkan, bahwa perbedaan angka ridges antara jari kelingking dan ibu jari atau jempol orang normal adalah 6.4, sedangkan perbedaan angka penderita diabetes adalah lebih tinggi yaitu 8.3.
Kahn melaporkan hasil penelitiannya dalam forum tentang perkembangan penyakit dan kesehatan jiwa yang diadakan di Toronto pada awal Oktober beberapa tahun silam.
Hasil penelitian itu dianggap dapat membantu memahami kondisi pertumbuhan awal embrio dalam induknya, ia yakin bahwa disaat sejumlah faktor informasi mempengaruhi pertumbuhan organ, hal itu semestinya juga mempengaruhi pembentukan sidik jari.
Tetapi, mereka mendapati, bahwa musim hamil sang ibu juga berpengaruh terhadap sidik jari.
Anak normal dan penderita diabetes yang dikandung ibu pada musim dingin kala itu, selisih sidik jarinya lebih kecil dibanding orang yang mengandungi bayi pada musim panas.
Selain itu, ketika sejumlah orang belum lahir saat itu, sang ibu tengah berada dalam bencana kelaparan di Belanda antara tahun 1944-1945, perbedaan musiman pada sidik jari orang-orang ini ternyata sudah lenyap.
Karena itu Kahn percaya, bahwa faktor makanan, lingkungan dan beban ibu serta sejumlah faktor lainnya, semua itu mungkin mempengaruhi pembentukan sidik jari.
Menurut psikolog dari Inggris yakni John Manning, informasi sidik jari terlampau padat, masih sulit diketahui sebenarnya benda apa yang menentukan mereka.
Namun, ia juga menganggap bahwa sejumlah faktor informasi, mungkin menimbulkan efek di dalamnya, disamping itu semestinya juga mempertimbangkan pengaruh hormon.
Menurut tim Henry Kahn dari pusat pengendalian dan pencegahan penyakit di Atlanta, bahwa ditilik dari perbedaan kisut jari kelingking dan ibu jari, semestinya bisa diketahui sejumlah organ embrio bayi dalam induknya saat itu.
Hal yang bisa diketahui misalnya kondisi pertumbuhan pancreas, bahkan bisa diketahui kemungkinan apakah sang anak mengidap penyakit diabetes atau tidak setelah dilahirkan.
Di pusat penelitian sidik jari, melihat jumlah ridges adalah sebuah cara untuk memperoleh informasi kuantitatif, Whorls yang besar (garis tangan berbentuk kisaran) umumnya memiliki jumlah ridges yang lebih tinggi.
Hasil penelitian Kahn terhadap 569 sidik jari orang Belanda menunjukkan, bahwa perbedaan angka ridges antara jari kelingking dan ibu jari atau jempol orang normal adalah 6.4, sedangkan perbedaan angka penderita diabetes adalah lebih tinggi yaitu 8.3.
Kahn melaporkan hasil penelitiannya dalam forum tentang perkembangan penyakit dan kesehatan jiwa yang diadakan di Toronto pada awal Oktober beberapa tahun silam.
Hasil penelitian itu dianggap dapat membantu memahami kondisi pertumbuhan awal embrio dalam induknya, ia yakin bahwa disaat sejumlah faktor informasi mempengaruhi pertumbuhan organ, hal itu semestinya juga mempengaruhi pembentukan sidik jari.
Tetapi, mereka mendapati, bahwa musim hamil sang ibu juga berpengaruh terhadap sidik jari.
Anak normal dan penderita diabetes yang dikandung ibu pada musim dingin kala itu, selisih sidik jarinya lebih kecil dibanding orang yang mengandungi bayi pada musim panas.
Selain itu, ketika sejumlah orang belum lahir saat itu, sang ibu tengah berada dalam bencana kelaparan di Belanda antara tahun 1944-1945, perbedaan musiman pada sidik jari orang-orang ini ternyata sudah lenyap.
Karena itu Kahn percaya, bahwa faktor makanan, lingkungan dan beban ibu serta sejumlah faktor lainnya, semua itu mungkin mempengaruhi pembentukan sidik jari.
Menurut psikolog dari Inggris yakni John Manning, informasi sidik jari terlampau padat, masih sulit diketahui sebenarnya benda apa yang menentukan mereka.
Namun, ia juga menganggap bahwa sejumlah faktor informasi, mungkin menimbulkan efek di dalamnya, disamping itu semestinya juga mempertimbangkan pengaruh hormon.
(wbs)