Arkeolog Temukan Mumi 2.500 Tahun di Universitas Sydney

Minggu, 01 April 2018 - 08:23 WIB
Arkeolog Temukan Mumi...
Arkeolog Temukan Mumi 2.500 Tahun di Universitas Sydney
A A A
SYDNEY - Saat para arkeolog membuka tutup peti mati asal Mesir yang disimpan di Universitas Sydney selama 150 tahun, mereka terkejut.

Mereka tidak tahu bahwa peti mati berusia 2.500 tahun itu berisi sisa mumi jasad manusia. Para peneliti sekarang menggunakan teknologi sains terbaru untuk mengungkap seluruh misteri kuno tersebut.

“Kami baru awal untuk benar-benar dapat mengungkap secara ilmiah sisa mumi di peti mati ini dan memiliki banyak pertanyaan. Tapi yang paling utama ialah, ‘Siapa di dalam peti mati itu?’” kata kepala investigasi Dr Jamir Fraser dikutip ABC.

Mumi itu tidak utuh dan sisa jasadnya banyak yang rusak. “Perampok makam mungkin masuk dan merusak semuanya untuk menemukan perhiasan dan jimat,” ujar Dr Fraser.

Tulisan hieroglipik di peti mati itu menunjukkan peti tersebut dibuat untuk pendeta wanita bernama Mer- Neith-it-es, tapi banyak peti mati tidak selalu berisi jasad yang ada dalam tulisan itu. Sering mumi-mumi ditukar dari peti mati asal mereka, karena para penjual barang antik asal Mesir akan memasukkan mumi lain ke dalamnya jika seorang konsumen memintanya.

Sebagai bagian upaya mengungkap semua tentang misteri mumi itu, peti mati dan isinya kini dipindai laser untuk menciptakan model tiga dimensi (3D) dan kemudian dikirim untuk menjalani pemindaian CT scan .

Radiologis Profesor John Magnussen menjelaskan, meski sisa jasad mumi itu telah rusak, ada banyak bahan untuk mengungkap sebagian misteri tersebut. “Ini tua dan terjadi perubahan degeneratif dan sacrum menyatu, jadi kami tahu ini orang dewasa,” kata dia. Hal ini menjadi berita penting bagi para arkeolog.

“Kami tahu bahwa Mer- Neith-it-es sendiri, pendeta wanita ini berdasarkan tulisan di peti mati adalah orang dewasa,” ujar Dr Fraser. “Dan ikatan di tulang menyatakan, ya, mereka jasad orang dewasa, dan benar mereka jasad usia 30 tahun ke atas,” ujar dia. Pemindaian juga mengungkap bahwa kaki dan tulang pergelangan kaki sebagian besar masih utuh.

Setelah pemindaian, pakar Mesir Connie Lord bertanggung jawab mengamati serpihan di dalam peti mati itu untuk menemukan bagian kaki mumi. “Bahkan kuku kaki yang mendebarkan, itu yang saya inginkan. Kuku kaki fantastis untuk penanggalan radiokarbon. Ini penemuan luar biasa,” ujarnya.

Selama pemeriksaan fisik, Dr Lord membuat penemuan penting lainnya. Resin yang dituangkan dalam tulang tengkorak mumi setelah bagian otaknya diambil. Kondisi semacam itu mirip yang ditemukan dalam peti mati salah satu mumi paling penting yang pernah ditemukan, Tutankhamun.

“Ini dapat memberi tahu kita sangat banyak,” katanya. “Ini penemuan luar biasa. Saya tidak ingat siapa pun yang menemukan sesuatu seperti ini. Ini akan sangat langka,” ujarnya. Saat ini sangat tidak biasa bagi mumi untuk digali karena dianggap tidak etis mengganggu sisa jasad manusia.

Namun, artifak dalam peti mati ini sangat membutuhkan pelestarian. “Sedikit demi sedikit penggalian ini benar-benar menjelaskan pada kita lebih banyak tentang orang di dalam peti mati itu, dan harapannya bisa memberinya martabat yang hilang saat di masa kuno mumi itu telah dijarah sangat buruk,” kata Dr Lord. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7182 seconds (0.1#10.140)