Haliade-X, Turbin Angin Terbesar di Dunia

Minggu, 29 April 2018 - 17:00 WIB
Haliade-X, Turbin Angin...
Haliade-X, Turbin Angin Terbesar di Dunia
A A A
TURBIN angin terbesar di dunia akan diuji dalam kondisi ekstrem di Blyth, Northumberland, Inggris, pada 2020. Saat dibangun turbin Haliade-X setinggi 853 kaki itu akan lebih tinggi dibandingkan dengan gedung perkantoran One Canada Square di Canary Wharf, London, yang tingginya 774 kaki.

Selain terbesar di Bumi, turbin itu juga akan menjadi yang terkuat. General Electric (GE) menjelaskan, dalam kondisi angin normal, turbin mampu menghasilkan listrik untuk menyuplai 16.000 rumah.

Tes pada 2020 di Blyth itu akan dilakukan di fasilitas tes jaringan listrik lepas pantai. Saat ini belum diketahui di mana turbin lepas pantai itu akan dibangun jika lolos tes. Perusahaan yang membangun turbin itu, GE telah menandatangani kesepakatan lima tahun dengan pemerintah untuk menguji mesin turbin Haliade-X 12 di Pusat Energi Terbarukan Nasional, Catapult.

GE berharap bisa mengirim unit pertama pada 2021. Desain turbin itu hampir 150 kaki lebih tinggi dibandingkan turbin angin terbesar yang sekarang beroperasi. Struktur 626 kaki itu dipasang difasilitas pembangkit listrik tenaga angin Vattenfall dan mampu menghasilkan listrik hingga 9 megawatt.

GE yakin turbin saat selesai dibangun akan meningkatkan efisiensi dengan memproduksi lebih banyak listrik dari angin berkecepatan lebih rendah dengan lebar sayap raksasa. Inggris ingin menjadi pemimpin dalam teknologi turbin angin lepas pantai dan kapasitasnya bisa tumbuh hingga lima kali lipat dari level sekarang menjadi 30 gigawatt pada 2030, menurut laporan yang disusun semua industri terkait.

"Ini kesepakatan penting karena ini akan membuat kita dapat membuktikan Haliade-X dengan cara lebih cepat dengan menempatkannya dalam kondisi ekstrem dan terkontrol," kata presiden bisnis Offshore Wind, GE, John Lavelle.

Menteri Energi dan Pertumbuhan Ramah Lingkungan Inggris Claire Perry menyambut kesepakatan dan menyatakan langkah tersebut menegaskan, fasilitas riset kelas dunia Inggris di Offshore Renewable Energy Catapult, Blyth. "Melalui strategi industri kami, kami menjadikan Inggris sebagai pemimpin global energi terbarukan, termasuk angin lepas pantai, dengan lebih banyak dukungan dibandingkan negara lain mana pun di dunia," kata Perry.

Perusahaan-perusahaan telah membangun turbin-turbin lebih besar untuk membantu mendapatkan lebih banyak listrik dari setiap turbin yang dipasang dan menurunkan biaya listrik yang mereka produksi. Kesepakatan itu juga termasuk investasi gabungan dana USD8,3 juta dari Innovate UK, Ing gris, dan Dana Pembangunan Re gional Eropa (ERDF) untuk memasang sistem emulsi jaringan lebih kuat dan terbesar di dunia di pusat Blyth, Catapult. Inggris saat ini menguasai sekitar seperempat dari investasi tenaga angin di penjuru Eropa.

Direktur Eksekutif RenewableUK Emma Pinchbeck menjelaskan, kesepakatan hari ini merupakan suara keyakinan di Inggris sebagai tempat teknologi angin lepas pantai terobosan dan Offshore Renewable Energy Catapult sebagai pusat tes global. Sebelumnya, para pakar lain juga merancang untuk membangun pulau buatan di Laut Utara yang bisa menyuplai energi terbarukan untuk 80 juta orang di Eropa. Pulau itu akan dibuka pada 2027. Rencananya pulau seluas 6 km persegi itu akan dikelilingi turbin angin lepas pantai dan dapat memiliki landasan udara serta pelabuhan sendiri.

Dengan nama North Sea Wind Power Hub, pulau itu akan dihuni tim berjumlah terbatas. Pulau itu akan mengirim listrik melalui kabel jarak jauh ke Inggris dan Belanda, kemudian ke Denmark, Jerman, Norwegia, dan Belgia. Dogger Bank yang terletak 125 km dari Pantai East Yorkshire telah diidentifikasi sebagai lokasi terbaik dan lokasi pembangunan turbin angin dalam proyek senilai USD1,75 miliar itu.

Lokasi itu termasuk bangunan untuk rumah para pegawai, satu bandara, jaringan jalan, ruang hijau, dan danau buatan. Operator jaringan listrik Belanda, TenneT yang mendukung proyek tersebut, telah merilis laporan mengklaim pulau itu akan bernilai miliaran euro lebih murah dibandingkan pembangkit listrik tenaga angin konvensional dan kabel listrik internasional.

Para pendukung proyek itu mengklaim ini adalah cara inovatif untuk menjadikan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai berbiaya lebih murah serta dapat dibangun di perairan mana pun yang cocok. Turbin-turbin angin itu dapat diletakkan di lokasi yang tidak terlalu mahal di lepas pantai.

"Ini penting bagi industri untuk terus mengurangi biaya. Tantangan besar yang kami hadapi pada 2030 dan 2050 ialah turbin angin di darat mendapat banyak penolakan dari warga lokal dan turbin angin dekat pantai hampir penuh terisi. Maka logis kita melihat lokasi yang jauh dari pantai," ungkap Rob van der Hage yang mengelola program pengembangan jaringan turbin angin lepas pantai TenneT dikutip Daily Mail.

Dogger Bank relatif dangkal dengan kedalaman antara 15 dan 36 meter yang diperkirakan dapat mengurangi biaya proyek ambisius tersebut. Proyek itu pun mengandalkan jaringan kabel bawah laut yang luas dan mahal. Pulau itu memiliki luas 5-6 km persegi untuk mengakomodasi peralatan yang ada.

Menghadapi tantangan teknis di hadapannya, Van der Hage menjelaskan, "Ini sulit? Di Belanda, saat kita melihat satu perairan kita ingin membangun pulau atau daratan. Kita telah melakukan itu selama beberapa abad. Itu bukan tantangan terbesar." Rencana itu telah disusun oleh sejumlah perusahaan energi dari Denmark, Belanda, dan Jerman, termasuk Energinet, operator energi milik negara Denmark.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0937 seconds (0.1#10.140)