Enam Kebohongan Sains yang Menggemparkan Dunia
A
A
A
DUNIA sains sering kali diyakini sebagai sesuatu yang ilmiah dan mengandung kebenaran absolut. Namun ternyata apa yang terjadi tidak sepenuhnya demikian, sains juga terkadang menyimpan kebohongan. Berikut ini 6 kebohongan sains yang menggemparkan dunia.
1. Manusia Piltdown
Alvan T. Marston, seorang ilmuwan yang mengungkap salah satu kepalsuan terheboh dalam sejarah: Manusia Piltdown. Sebelumnya di tahun 1912, para ilmuwan mengira mereka telah menemukan titik terang hubungan kekerabatan antara manusia dan kera dengan ditemukannya satu set fosil tengkorak dan tulang rahang dari sebuah lubang bawah tanah di Piltdown, Inggris. Fosil tengkorak dan rahang tersebut menampilkan kepala manusia mirip kera, yang diidentifikasikan sebagai manusia Piltdown. Pemalsuan itu terungkap pada 1953, dengan deskripsi tulang tengkorak yang berasal dari manusia, tulang rahang orang utan, dan fosil gigi dari kera.
2. Monster Loch Ness
Menurut legenda, monster Loch Ness sudah ada sejak lebih dari 1.400 tahun lalu, ketika Saint Columbia melihat bayangan makhluk air di kawasan Skotlandia. Berbagai rumor berkembang, banyak orang melapor bahwa mereka telah melihat sosok Loch Ness. Di tahun sama, muncul foto penampakan monster Nessie–begitu Loch Ness kerap disebut, yang diambil seorang dokter, Colonel Robert Wilson. Foto menunjukkan sosok Nessie keluar dari perairan gelap. Satu tahun kemudian, Christian Spurling, seorang kerabat Wilson mengakui bahwa foto hitam-putih yang diambil Wilson tersebut sebenarnya hanyalah sebuah plastik yang diikatkan ke sebuah kapal mainan, sehingga menyerupai sosok monster Loch Ness.
3. Walrus Tasmania
Tadinya "hewan" ini dipakai sebagai bahan lelucon April Fools' Day di tahun 1984, ketika Orlando Sentinel mengarang cerita tentang keberadaan "Tasmanian mock walrus", lengkap disertai dengan foto bergambar tikus tanpa kulit. Dalam penelitian tersebut, binatang sepanjang empat inci (sepuluh sentimeter) tersebut merepresentasikan seekor walrus yang mendengkur seperti kucing, dan penurut seperti hamster.
4. Foto cumi-cumi raksasa
Pada Januari 2014 media pernah digemparkan oleh sebuah foto seekor cumi-cumi raksasa sepanjang 49 meter di pantai Spanyol. Setelah diusut kebenarannya, ternyata cumi tersebut aslinya hanya berukuran sepanjang 12 meter. Foto yang beredar luas di internet adalah foto yang telah diedit dan diperbesar.
5. Raksasa Cardiff
Di tahun 1869 sebuah penemuan fosil oleh seorang petani dan pembuat rokok membuat heboh dunia. Fosil manusia batu sepanjang tiga meter dengan berat 1.360 kilogram ditemukan terkubur di Cardiff, New York. Ternyata, fosil manusia raksasa tersebut hanyalah patung biasa buatan manusia.
6. Bigfoot
Dengan maraknya penemuan jejak kaki manusia, kita jadi semakin ragu tentang kebenaran temuan-temuan jejak kaki manusia Bigfoot. Para ilmuwan sepakat bahwa tidak mungkin ada binatang berkaki dua dengan tubuh raksasa berjalan santai di antara turis dan binatang liar lainnya di tempat-tempat umum. Dulu, pada 1920, sebuah temuan yang memperlihatkan jejak kaki Bigfoot dalam jumlah banyak terdapat di Northwest. Rant Mullens, sang penemu, mengatakan bahwa ia akan membantu pencarian wujud asli Bigfoot tersebut.
Teori Sains yang Terbukti Salah
1. Teori Blank Slate (Tabula Rasa)
Teori paling populer sekaligus kontroversial ini dipekenalkan oleh Aristoteles di depan para pastor St. Thomas Aquinas. Teori ini menyebutkan bahwa orang yang baru lahir tidak memiliki kepribadian dan "kosong". Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukan bahwa setiap manusia memiliki gen dan kromosom yang mengatur kepribadian. Artinya, kepribadian manusia sebenarnya sudah terbentuk saat masih berbentuk janin.
2. Phrenologi
Secara sederhana, ilmu ini mengajarkan bahwa kemampuan individu, baik kecerdasan, agresi, kesukaan akan musik tertentu, hobi, kreativitas, dan lain-lain diatur oleh bagian otak berbeda. Sedikitnya setiap manusia memiliki 27 area pada otak yang dapat dipetakan berdasarkan kemampuannya. Sains modern kemudian mengadakan penelitian lebih dalam dan menemukan bahwa tidak mungkin otak dapat dipetakan seperti teori Phrenologi karena tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung kalau otak benar-benar dapat terpetakan.
3. Proton, Neutron, dan Electrons adalah partikel terkecil
Dalam dunia kimia, unit individu terkecil saat ini disebut sebagai Proton, Neutron dan Eletron. Ketiga komponen inilah yang nantinya bergabung dan menjadi atom. Teori ini diperkenalkan oleh Ahli Fisika J.J. Thompson, Ernest Rutherford, James Chadwick, dan Neils Bohr di awal abad 20. Padahal, dunia sains masa kini telah menemukan bahwa ada partikel yang jauh lebih kecil lagi daripada ketiga komponen itu, yaitu Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos. Apakah ketiga partikel ini merupakan partikel terkecil yang pernah ada? Untuk saat ini, jawabannya: ya.
4. Phlogiston
Sebuah teori tentang elemen bumi pernah mencuat tahun 1667. Adalah Johann Joachim Becher yang menambahkan elemen bumi (tanah, air, udara, api, dan ether) yaitu Phlogiston. Menurutnya, Phlogiston adalah elemen yang memiliki sifat seperti api tetapi bukan bagian dari api. Setiap benda memiliki unsur phlogiston yang memungkinkan benda itu terbakar. Di masa kini, kita tahu dan belajar kalau suatu benda dapat terbakar karena adanya oksigen (atau agen oksidasi) yang memungkinkan suatu barang mudah tersulut api. Dan elemen bernama "Phlogiston" tidak pernah ada.
5. Benda berat lebih cepat jatuh daripada benda ringan
Jauh sebelum Newton menemukan Teori Gravitasinya, Aristoteles telah membuat teori tentang hal ini. Teori ini sebenarnya sudah pernah dibuktikan keliru oleh Gallileo di akhir abad 16, ketika dia menjatuhkan beberapa benda (dari yang ringan hingga berat) dari atas Menara Pisa. Gallileo menemukan bahwa tidak perduli benda berat atau ringan, waktu jatuhnya sama. Di abad 17, Isaac Newton juga telah mendiskripsikan bahwa jatuhnya suatu benda adalah karena gravitasi dan tidak ada korelasinya dengan ukuran maupun berat benda tersebut.
6. Suhu terpanas tubuh manusia adalah kepala
Banyak orang berpendapat bahwa suhu "terpanas" dari bagian tubuh manusia adalah kepala. Hal ini dikarenakan kepala memiliki syaraf peredaran darah paling banyak. Namun fakta ini benar-benar sangat keliru. Pada kenyataannya seluruh bagian tubuh manusia memiliki suhu sama. Ini bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan sederhana dengan termometer. Di mana pun termometer ditempatkan, suhu yang dihasilkan akan selalu sama.
7. Setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda
Teori bahwa setiap bagian lidah mendeteksi rasa berbeda ini diperkenalkan oleh Auguste Escoffier, hidup di abad 19. Teori ini sebenarnya sudah dipatahkan oleh Kikunae Ikeda, ahli kimia Jepang di awal abad 20 yang berhasil menemukan kalau lidah mengandung asam glutamik yang mampu mendeteksi rasa. Karena itulah tidak perduli di bagian manapun seseorang meletakkan makanannya di lidah, rasanya akan sama saja di semua bagian. Temuan Kikunae Ikeda tidak diterima hingga akhir abad 20, saat para ilmuan meneliti sendiri teori Ikeda, dan membuktikan sendiri kalau teori Ikeda benar.
8. Bunglon mengubah warna kulit untuk menyaru
Untuk menghindari musuh, bunglon diyakini selalu mengubah warna kulitnya, untuk menyaru menyerupai warna tumbuhan di sekitar. Teori ini sebenarnya tidak salah. Memang berubahnya warna kulit agar sama dengan lingkungan adalah salah satu "senjata" bunglon. Namun penelitian lebih mendalam menunjukkan kalau perubahan warna kulit bunglon ternyata tidak selalu menyerupai lingkungannya. Kulit bunglon mengandung zat chromotophores yang mampu berubah-ubah, dan perubahan ini tergantung dari mood atau perasaan sang bunglon.
9. Global warming disebabkan oleh manusia
Sudah lebih dari dua dekade, isu global warming menjadi pembicaraan hangat di dunia. Para pecinta lingkungan menuding, global warming disebabkan manusia. Dari penelitian mutakhir ditemukan, kontribusi manusia dalam "memanaskan dunia" lewat emisi CO2 hanya 3%. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan peningkatan suhu? Jawabannya: alam semesta. Naiknya suhu dunia disebabkan perubahan suhu matahari yang saat ini sedang berada di puncak ekstrim. Sejak 2002 hingga 2013, matahari mengalami peningkatan suhu signifikan.
http://nationalgeographic.co.id
1. Manusia Piltdown
Alvan T. Marston, seorang ilmuwan yang mengungkap salah satu kepalsuan terheboh dalam sejarah: Manusia Piltdown. Sebelumnya di tahun 1912, para ilmuwan mengira mereka telah menemukan titik terang hubungan kekerabatan antara manusia dan kera dengan ditemukannya satu set fosil tengkorak dan tulang rahang dari sebuah lubang bawah tanah di Piltdown, Inggris. Fosil tengkorak dan rahang tersebut menampilkan kepala manusia mirip kera, yang diidentifikasikan sebagai manusia Piltdown. Pemalsuan itu terungkap pada 1953, dengan deskripsi tulang tengkorak yang berasal dari manusia, tulang rahang orang utan, dan fosil gigi dari kera.
2. Monster Loch Ness
Menurut legenda, monster Loch Ness sudah ada sejak lebih dari 1.400 tahun lalu, ketika Saint Columbia melihat bayangan makhluk air di kawasan Skotlandia. Berbagai rumor berkembang, banyak orang melapor bahwa mereka telah melihat sosok Loch Ness. Di tahun sama, muncul foto penampakan monster Nessie–begitu Loch Ness kerap disebut, yang diambil seorang dokter, Colonel Robert Wilson. Foto menunjukkan sosok Nessie keluar dari perairan gelap. Satu tahun kemudian, Christian Spurling, seorang kerabat Wilson mengakui bahwa foto hitam-putih yang diambil Wilson tersebut sebenarnya hanyalah sebuah plastik yang diikatkan ke sebuah kapal mainan, sehingga menyerupai sosok monster Loch Ness.
3. Walrus Tasmania
Tadinya "hewan" ini dipakai sebagai bahan lelucon April Fools' Day di tahun 1984, ketika Orlando Sentinel mengarang cerita tentang keberadaan "Tasmanian mock walrus", lengkap disertai dengan foto bergambar tikus tanpa kulit. Dalam penelitian tersebut, binatang sepanjang empat inci (sepuluh sentimeter) tersebut merepresentasikan seekor walrus yang mendengkur seperti kucing, dan penurut seperti hamster.
4. Foto cumi-cumi raksasa
Pada Januari 2014 media pernah digemparkan oleh sebuah foto seekor cumi-cumi raksasa sepanjang 49 meter di pantai Spanyol. Setelah diusut kebenarannya, ternyata cumi tersebut aslinya hanya berukuran sepanjang 12 meter. Foto yang beredar luas di internet adalah foto yang telah diedit dan diperbesar.
5. Raksasa Cardiff
Di tahun 1869 sebuah penemuan fosil oleh seorang petani dan pembuat rokok membuat heboh dunia. Fosil manusia batu sepanjang tiga meter dengan berat 1.360 kilogram ditemukan terkubur di Cardiff, New York. Ternyata, fosil manusia raksasa tersebut hanyalah patung biasa buatan manusia.
6. Bigfoot
Dengan maraknya penemuan jejak kaki manusia, kita jadi semakin ragu tentang kebenaran temuan-temuan jejak kaki manusia Bigfoot. Para ilmuwan sepakat bahwa tidak mungkin ada binatang berkaki dua dengan tubuh raksasa berjalan santai di antara turis dan binatang liar lainnya di tempat-tempat umum. Dulu, pada 1920, sebuah temuan yang memperlihatkan jejak kaki Bigfoot dalam jumlah banyak terdapat di Northwest. Rant Mullens, sang penemu, mengatakan bahwa ia akan membantu pencarian wujud asli Bigfoot tersebut.
Teori Sains yang Terbukti Salah
1. Teori Blank Slate (Tabula Rasa)
Teori paling populer sekaligus kontroversial ini dipekenalkan oleh Aristoteles di depan para pastor St. Thomas Aquinas. Teori ini menyebutkan bahwa orang yang baru lahir tidak memiliki kepribadian dan "kosong". Namun seiring dengan perkembangan teknologi, ditemukan bahwa setiap manusia memiliki gen dan kromosom yang mengatur kepribadian. Artinya, kepribadian manusia sebenarnya sudah terbentuk saat masih berbentuk janin.
2. Phrenologi
Secara sederhana, ilmu ini mengajarkan bahwa kemampuan individu, baik kecerdasan, agresi, kesukaan akan musik tertentu, hobi, kreativitas, dan lain-lain diatur oleh bagian otak berbeda. Sedikitnya setiap manusia memiliki 27 area pada otak yang dapat dipetakan berdasarkan kemampuannya. Sains modern kemudian mengadakan penelitian lebih dalam dan menemukan bahwa tidak mungkin otak dapat dipetakan seperti teori Phrenologi karena tidak ada bukti ilmiah yang dapat mendukung kalau otak benar-benar dapat terpetakan.
3. Proton, Neutron, dan Electrons adalah partikel terkecil
Dalam dunia kimia, unit individu terkecil saat ini disebut sebagai Proton, Neutron dan Eletron. Ketiga komponen inilah yang nantinya bergabung dan menjadi atom. Teori ini diperkenalkan oleh Ahli Fisika J.J. Thompson, Ernest Rutherford, James Chadwick, dan Neils Bohr di awal abad 20. Padahal, dunia sains masa kini telah menemukan bahwa ada partikel yang jauh lebih kecil lagi daripada ketiga komponen itu, yaitu Boson, Anti-Elektron, dan Muon Neutrinos. Apakah ketiga partikel ini merupakan partikel terkecil yang pernah ada? Untuk saat ini, jawabannya: ya.
4. Phlogiston
Sebuah teori tentang elemen bumi pernah mencuat tahun 1667. Adalah Johann Joachim Becher yang menambahkan elemen bumi (tanah, air, udara, api, dan ether) yaitu Phlogiston. Menurutnya, Phlogiston adalah elemen yang memiliki sifat seperti api tetapi bukan bagian dari api. Setiap benda memiliki unsur phlogiston yang memungkinkan benda itu terbakar. Di masa kini, kita tahu dan belajar kalau suatu benda dapat terbakar karena adanya oksigen (atau agen oksidasi) yang memungkinkan suatu barang mudah tersulut api. Dan elemen bernama "Phlogiston" tidak pernah ada.
5. Benda berat lebih cepat jatuh daripada benda ringan
Jauh sebelum Newton menemukan Teori Gravitasinya, Aristoteles telah membuat teori tentang hal ini. Teori ini sebenarnya sudah pernah dibuktikan keliru oleh Gallileo di akhir abad 16, ketika dia menjatuhkan beberapa benda (dari yang ringan hingga berat) dari atas Menara Pisa. Gallileo menemukan bahwa tidak perduli benda berat atau ringan, waktu jatuhnya sama. Di abad 17, Isaac Newton juga telah mendiskripsikan bahwa jatuhnya suatu benda adalah karena gravitasi dan tidak ada korelasinya dengan ukuran maupun berat benda tersebut.
6. Suhu terpanas tubuh manusia adalah kepala
Banyak orang berpendapat bahwa suhu "terpanas" dari bagian tubuh manusia adalah kepala. Hal ini dikarenakan kepala memiliki syaraf peredaran darah paling banyak. Namun fakta ini benar-benar sangat keliru. Pada kenyataannya seluruh bagian tubuh manusia memiliki suhu sama. Ini bisa dibuktikan dengan melakukan percobaan sederhana dengan termometer. Di mana pun termometer ditempatkan, suhu yang dihasilkan akan selalu sama.
7. Setiap bagian lidah mendeteksi rasa yang berbeda
Teori bahwa setiap bagian lidah mendeteksi rasa berbeda ini diperkenalkan oleh Auguste Escoffier, hidup di abad 19. Teori ini sebenarnya sudah dipatahkan oleh Kikunae Ikeda, ahli kimia Jepang di awal abad 20 yang berhasil menemukan kalau lidah mengandung asam glutamik yang mampu mendeteksi rasa. Karena itulah tidak perduli di bagian manapun seseorang meletakkan makanannya di lidah, rasanya akan sama saja di semua bagian. Temuan Kikunae Ikeda tidak diterima hingga akhir abad 20, saat para ilmuan meneliti sendiri teori Ikeda, dan membuktikan sendiri kalau teori Ikeda benar.
8. Bunglon mengubah warna kulit untuk menyaru
Untuk menghindari musuh, bunglon diyakini selalu mengubah warna kulitnya, untuk menyaru menyerupai warna tumbuhan di sekitar. Teori ini sebenarnya tidak salah. Memang berubahnya warna kulit agar sama dengan lingkungan adalah salah satu "senjata" bunglon. Namun penelitian lebih mendalam menunjukkan kalau perubahan warna kulit bunglon ternyata tidak selalu menyerupai lingkungannya. Kulit bunglon mengandung zat chromotophores yang mampu berubah-ubah, dan perubahan ini tergantung dari mood atau perasaan sang bunglon.
9. Global warming disebabkan oleh manusia
Sudah lebih dari dua dekade, isu global warming menjadi pembicaraan hangat di dunia. Para pecinta lingkungan menuding, global warming disebabkan manusia. Dari penelitian mutakhir ditemukan, kontribusi manusia dalam "memanaskan dunia" lewat emisi CO2 hanya 3%. Jadi apa sebenarnya yang menyebabkan peningkatan suhu? Jawabannya: alam semesta. Naiknya suhu dunia disebabkan perubahan suhu matahari yang saat ini sedang berada di puncak ekstrim. Sejak 2002 hingga 2013, matahari mengalami peningkatan suhu signifikan.
http://nationalgeographic.co.id
(amm)