SpaceX Menangkan Proyek Peluncuran Militer Rp1,8 Triliun
A
A
A
WASHINGTON - SpaceX baru saja memenangkan kontrak senilai USD130 juta atau sekitar Rp1,8 Triliun untuk mengirim roket paling kuat, Falcon Heavy.
Perusahaan tersebut menerima kontrak untuk peluncuran misi rahasia satelit Angkatan Udara (AFSPC)-52 pada tahun 2020.
Falcon Heavy berhasil mengalahkan kompetitornya, yang menawarkan biaya USD350 juta dengan menggunakan roket Delta 4 yang digarap oleh United Launch Alliance.
Padahal sebelumnya, perusahaan tersebut mengungkap bahwa untuk membangun sistem pihaknya mengabiskan dana USD500 juta.
Inilah yang menjadi faktor besar luluhnya Angkatan Udara AS untuk memberangkatkan Falcon Heavy membawa misi rahasianya tersebut.
Dilansir Space (24/6/2018) Presiden SpaceX dan Chief Operating Office, Gwynne Shotwell mengatakan sangat terhormat karena Falcon Heavy terpilih seleksi Angkatan Udara untuk meluncurkan misi AFSPC-52.
"Penghargaan kontrak tersebut mengindikasikan kepercayaan dan keyakinan militer terhadap perusahaan." lanjutnya.
Falcon Heavy juga sedang dalam misi demonstrasi teknologi STP-2 Angkatan Udara AS yang dijadwalkan meluncur Oktober tahun ini.
Perusahaan tersebut menerima kontrak untuk peluncuran misi rahasia satelit Angkatan Udara (AFSPC)-52 pada tahun 2020.
Falcon Heavy berhasil mengalahkan kompetitornya, yang menawarkan biaya USD350 juta dengan menggunakan roket Delta 4 yang digarap oleh United Launch Alliance.
Padahal sebelumnya, perusahaan tersebut mengungkap bahwa untuk membangun sistem pihaknya mengabiskan dana USD500 juta.
Inilah yang menjadi faktor besar luluhnya Angkatan Udara AS untuk memberangkatkan Falcon Heavy membawa misi rahasianya tersebut.
Dilansir Space (24/6/2018) Presiden SpaceX dan Chief Operating Office, Gwynne Shotwell mengatakan sangat terhormat karena Falcon Heavy terpilih seleksi Angkatan Udara untuk meluncurkan misi AFSPC-52.
"Penghargaan kontrak tersebut mengindikasikan kepercayaan dan keyakinan militer terhadap perusahaan." lanjutnya.
Falcon Heavy juga sedang dalam misi demonstrasi teknologi STP-2 Angkatan Udara AS yang dijadwalkan meluncur Oktober tahun ini.
(wbs)