Roket Zaman Dulu vs Roket Zaman Now

Selasa, 26 Juni 2018 - 14:34 WIB
Roket Zaman Dulu vs Roket Zaman Now
Roket Zaman Dulu vs Roket Zaman Now
A A A
SATURN V disebut sebagai Roket Bulan. Inilah roket terbesar dan terberat NASA yang membawa Program Apollo dan Skylab, didesain di bawah pengarahan Wernher von Braun di Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama, dengan Boeing dan IBM.

Namun sejak 1973, roket tersebut sudah pensiun. Sejak itu, Amerika tidak punya lagi roket berukuran masif untuk eksplorasi angkasa sampai akhirnya ada Falcon Heavy. Sistem peluncuran luar angkasa tersebut dirancang dan diproduksi oleh SpaceX milik Elon Musk.

PENGEMBANGAN
Saturn V dikembangkan pada 1946 lewat Operation Paperclip, program angkasa Pemerintah Amerika. Mereka merekrut ilmuwan dan teknisi roket Jerman Wernher von Braun. Saturn V merupakan roket terbesar di dunia dan paling bertenaga yang pernah dibangun dalam sejarah umat manusia.

Ini adalah roket yang memungkinkan manusia untuk mendarat di bulan. Saturn V tingginya hampir 363 kaki, setinggi gedung 40 lantai. Pada 1960-1962, Marshall Space Flight Center memulai program untuk mendesain roket yang akan digunakan Program Apollo. Pada 1964, roket itu resmi dipakai untuk mengunjungi bulan, tetapi hanya bagian kecil dari pesawat (Lunar Module) yang nantinya mendarat di permukaan bulan. Adapun Falcon Heavy dikembangkan pada 2011.

SpaceX CEO Elon Musk mengaku sangat terinspirasi dengan Saturn V. Dia ingin mengembangkan roket yang lebih baik dengan memberikan daya angkut ke orbit lebih besar. Roket berat yang mampu melayani pengantaran muatan untuk beragam jenis orbit, mulai orbit rendah dan orbit geostasioner di bumi hingga orbit heliosentris.

PELUNCURAN
Roket Falcon Heavy resmi diluncurkan dari Pusat Antariksa Kennedy di Florida dan melesat ke luar angkasa pada awal 2018. Roket tersebut dirancang untuk bisa mengangkut beban seberat 64 ton atau setara lima bus tingkat ke lingkaran orbit bumi atau ketinggian 2.000 km di atas permukaan laut.

Dalam uji terbang tersebut, Elon Musk memasukkan mobil sports Tesla berwarna merah. Di dalamnya dipasang manekin berpakaian astronot dan lagu Space Oddity yang dinyanyikan mendiang David Bowie. Satelit tersebut dapat mengangkut satelit intelijen dan militer, satelit luar angkasa, robot untuk dikirim ke Planet Mars atau planet lain, hingga teleskop berukuran besar.

Menariknya, biaya angkutan ke luar angkasa Falcon Heavy bisa ditekan, mengingat roket pendorongnya dapat dikembalikan ke bumi dan digunakan lagi. Falcon Heavy memang didesain untuk melaksanakan misi ke luar angkasa dengan kekuatan besar.

Roket tersebut terdiri atas tiga roket Falcon 9 yang digabungkan dan masing-masing memiliki 27 mesin Merlin, menghasilkan 23.000 kilonewton daya dorong atau dua kali lipat roket paling kuat saat ini, Delta IV Heavy, yang dioperasikan United Launch Alliance. (Danang Arradian)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5392 seconds (0.1#10.140)