Ahli Identifikasi Terumbu Karang Sulawesi Tahan Pemanasan Global

Kamis, 16 Agustus 2018 - 21:02 WIB
Ahli Identifikasi Terumbu...
Ahli Identifikasi Terumbu Karang Sulawesi Tahan Pemanasan Global
A A A
JAKARTA - Ditahun 2014-2017 lalu terumbu karang di dunia mengalami pemutihan karang yang terburuk, lantara iklim El Nino siklik yang dikombinasikan dengan pemanasan antropogenik yang menyebabkan peningkatan suhu air yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kabar baiknya, survei terbaru yang dilakukan di lepas pantai Pulau Sulawesi Indonesia menunjukkan bahwa beberapa karang air dangkal dapat menghalau dari pemanasan global.

Penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan Inggris, Dr Emma Kennedy, menemukan adanya fakta baru bahwa karang di Sulawesi ternyata lebih sehat.

"Sebagai ilmuwan terumbu karang, beberapa tahun ini peritiwa pemutihan terumbu karang sangat menyedihkan. Luar biasa menyenangkan rasanya melihat terumbu karang disini seperti ini," ujar Emma disitat laman The Guardian, Kamis (16/8/2018).

Emma optimis bahwa kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan beberapa terumbu karang dengan menargetkan aksi konservasi yang berbasis sains.

Ia optimis karena Indonesia berada di jantung Coral Triangleyang menjadi rumah bagi keanekaragam hayati di Bumi.

Dalam penelitian tersebut para ilmuwan menggunakan kombinasi Artificial Intelligence (AI) dan teknologi pencitraan 360 derajat.

Dengan menggunakan kombinasi teknologi ini, para ilmuwan dapat mengumpulkan dan menganalisis lebih dari 56.000 citra terumbu karang di perairan dangkal.

Selama 6 minggu, Emma dan tim nya menyebarkan skuter bawah air yang dilengkapi dengan kamera 360 derajat yang dapat memotret hingga 1,5 mil karang, serta mencakup total 1487 mil persegi secara total.

Selanjutnya, para ilmuwan asal Universitas Queensland ini menggunakan perangkat lunak AI untuk mengindentifikasi dan mengatalogkan citra karang.
Dengan menggunakan teknologi Depp Learning, mereka mengajarkan AI bagaimana mendeteksi pola kontur dan tekstur citra karang.

"Penggunaan AI untuk menganalisis foto karang yang cepat, meningkatkan efisiensi kami. Jika peneliti lain membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit, dengan AI hanya butuh beberapa detik saja," ujar Emma.

Temuan survei Sulawesi akan membantu para ilmuwan dan konservasionis menargetkan program konservasi karang di tempat lain di dunia. Dengan waktu sekira tiga dekade diharapkan ekosistem global terselamatkan dari kepunahan.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0768 seconds (0.1#10.140)