Kenalkan Sains, Puspa Iptek Bandung Gelar Kompetisi Roket Air
A
A
A
PADALARANG - Ratusan siswa SMP dan SMA sederajat se-Jawa Barat hari ini antusias mengikuti Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018 di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
Memperebutkan hadiah yang tunai total Rp20 juta, piala, dan 10 tiket menuju laga tingkat nasional pada bulan Oktober mendatang, sebanyak 266 siswa SMP dan SMA/sederajat dari 56 sekolah bertarung penuh semangat. Kompetisi Roket Air Regional 2018 di Kota Baru Parahyangan ini sendiri diselenggarakan oleh Pusat Peragaan Iptek (Puspa-Iptek) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Puspa Iptek Sundial, Padalarang-Bandung.
"Untuk peserta didasarkan pada usia 12 sampai 16 tahun. Pesertanya itu dari SMP dan SMA dan anak SMK juga ada ikut. Tahun ini ada 266 siswa peserta dari 56 sekolah di Jawa Barat," kata Kepala Puspa Iptek Sundial Joko Santoso di sela-sela perlombaan tersebut di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/9/2018).
Khusus untuk tahun ini, kata Joko, pihaknya membatasi jumlah peserta yang ikut berkompetisi. Hal itu dikarenakan penggunaan lokasi atau tempat untuk kompetisi roket air tersebut.
"Sebelumnya minat peserta dari setiap sekolah itu sangat tinggi, tapi tahun ini kami batasi, mengingat fasilitas yang kita gunakan. Dulu itu di Bale Pare Kota Baru Parahyangan bisa menampung hingga 500 peserta. Kebetulan Bale Pare sedang direnovasi dan ruangan di sini cuma bisa menampung 260 peserta," katanya.
Joko menjelaskan, tujuan utama diselenggarakan kompetisi roket air itu ialah guna memperkenalkan teknologi peroketan sejak dini kepada generasi muda. Sekaligus dalam rangka penyebarluasan sains dan teknologi secara mudah dan menyenangkan.
"Dan bagi kami memperkenalkan Puspa Iptek Sundial kepada publik Jawa Barat, bahwa di Jawa Barat ini ada pusat sains yang bisa dikunjungi oleh masyarakat jika ingin mengadakan acara kunjungan terkait dengan teknologi," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, kompetisi roket air juga mengajarkan siswa berbagai disiplin ilmu kepada generasi muda. Seperti teknologi kedirgantaraan, ilmu fisika hingga ilmu matematika.
"Selain kompetisi roket air, kami juga menyelenggarakan teacher workshop gratis untuk guru yang mendampingi para peserta," ucapnya.
Dalam kompetisi ini peserta berlomba untuk mendesain roket air. Kemudian roket yang dirakitnya diluncurkan sendiri oleh peserta dengan sasaran di jarak 55 meter. "Pemenang akan ditentukan berdasarkanjarak pendaratan terdekat dari pusat sasaran," pungkasnya.
Memperebutkan hadiah yang tunai total Rp20 juta, piala, dan 10 tiket menuju laga tingkat nasional pada bulan Oktober mendatang, sebanyak 266 siswa SMP dan SMA/sederajat dari 56 sekolah bertarung penuh semangat. Kompetisi Roket Air Regional 2018 di Kota Baru Parahyangan ini sendiri diselenggarakan oleh Pusat Peragaan Iptek (Puspa-Iptek) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Puspa Iptek Sundial, Padalarang-Bandung.
"Untuk peserta didasarkan pada usia 12 sampai 16 tahun. Pesertanya itu dari SMP dan SMA dan anak SMK juga ada ikut. Tahun ini ada 266 siswa peserta dari 56 sekolah di Jawa Barat," kata Kepala Puspa Iptek Sundial Joko Santoso di sela-sela perlombaan tersebut di Bandung, Jawa Barat, Minggu (9/9/2018).
Khusus untuk tahun ini, kata Joko, pihaknya membatasi jumlah peserta yang ikut berkompetisi. Hal itu dikarenakan penggunaan lokasi atau tempat untuk kompetisi roket air tersebut.
"Sebelumnya minat peserta dari setiap sekolah itu sangat tinggi, tapi tahun ini kami batasi, mengingat fasilitas yang kita gunakan. Dulu itu di Bale Pare Kota Baru Parahyangan bisa menampung hingga 500 peserta. Kebetulan Bale Pare sedang direnovasi dan ruangan di sini cuma bisa menampung 260 peserta," katanya.
Joko menjelaskan, tujuan utama diselenggarakan kompetisi roket air itu ialah guna memperkenalkan teknologi peroketan sejak dini kepada generasi muda. Sekaligus dalam rangka penyebarluasan sains dan teknologi secara mudah dan menyenangkan.
"Dan bagi kami memperkenalkan Puspa Iptek Sundial kepada publik Jawa Barat, bahwa di Jawa Barat ini ada pusat sains yang bisa dikunjungi oleh masyarakat jika ingin mengadakan acara kunjungan terkait dengan teknologi," katanya.
Lebih lanjut dikatakan, kompetisi roket air juga mengajarkan siswa berbagai disiplin ilmu kepada generasi muda. Seperti teknologi kedirgantaraan, ilmu fisika hingga ilmu matematika.
"Selain kompetisi roket air, kami juga menyelenggarakan teacher workshop gratis untuk guru yang mendampingi para peserta," ucapnya.
Dalam kompetisi ini peserta berlomba untuk mendesain roket air. Kemudian roket yang dirakitnya diluncurkan sendiri oleh peserta dengan sasaran di jarak 55 meter. "Pemenang akan ditentukan berdasarkanjarak pendaratan terdekat dari pusat sasaran," pungkasnya.
(mim)