Pemerintah Bidik Pembangunan Dua Science Center Tiap Tahun
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah menargetkan tiap tahun dapat membuka dua science center atau Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspa-Iptek) di Tanah Air. Karena keberadaannya penting guna menarik ketertarikan masyarakat, terutama anak-anak kepada dunia ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Sesuai perintah undang-undang, iptek harus dikenalkan sejak dini. Ini alasan pentingnya mendirikan Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di berbagai daerah," kata Mochammad Syachrial Annas, Direktur PP Iptek Ristekdikti, saat meninjau Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018 di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (9/9/2018).
Tahun ini, sebut Syachrial, akan dibuka Puspa-Iptek di Sumatera Barat dan NTB. Saat ini sudah berdiri 23 unit yang tersebar di Nusantara. "Idealnya satu provinsi satu Puspa-Iptek, karena itu perlu dari pemerintah daerah untuk membangunnya. Pihak swasta juga kami undang untuk berpartisipasi, seperti Puspa-Iptek di Kota Baru Parahyangan ini yang merupakan hasil dari inisiasi pihak swasta," katanya.
Ditanya jumlah kunjungan ke Puspa-Iptek, dia mengatakan, perlu ada peran dari pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat, khususnya pelajar masuk ke Puspa-Iptek. "Contoh saja Taman Pintar di Kota Yogyakarta. Dengan instruksi pemda agar semua siswa datang ke sana sebelum melakukan kunjungan ke tempat lain, maka Puspa-Iptek ini jumlah pengunjungnya sudah ratusan ribu orang. Bahkan targetnya 1 juta pengunjung per tahun," ungkap Syahcial.
Di lokasi yang sama, Kepala Puspa Iptek Sundial, Joko Santoso mengatakan, jumlah pengunjung di tempatnya sudah mencapai 170.000-an orang. Umumnya mereka datang dari luar kota atau provinsi. "Jumlah alat peraga terus kami tambah dan paketnya juga dikolaborasikan dengan objek wisata lain di Kota Bandung. Ini salah satu strategi kami untuk menarik minat masyarakat datang ke sini," paparnya.
Pemenang KRAR 2018 Regional Jawa Barat
Sementara itu, Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018 di Kota Baru Parahyangan berakhir tadi sore. Kompetisi yang memperebutkan hadiah uang total Rp20 juta ini berhasil mendapatkan 10 peserta terbaik.
Posisi pertama direbut oleh Hasnat Ferdiananda dari SMP Pasundan 1 Bandung dengan jarak terdekat roket terhadap titik pusat target 0,4 meter. Lalu menyusul berturut-turut, Retno Dewi Wulandari (SMKN 1 Losarang, Indramayu), Shabrina Nibrasalhuda (SMP Al-Ma'soem Jatinangor), Nawal Alifiah Hidayat (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putri), Nabil Riano Zaky (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putra), Pricilia Alianda Hud (SMPN 1 Cimahi), Mujahid Akbar Ramadhan (MTSN 1 Kota Bandung), Selvia Damayanti (MTSN 1 Kota Bandung), Fatih Rayyandra Firmansyah (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putra), dan Faturrahman pandhu Mahendra (SMP Mutiara Bunda Bandung).
Mereka nantinya berhak mewakili Jawa Barat dalam kompetisi roket air nasional. "Tiap tahun jumlah peminat kompetisi sains ini terus bertambah," ucap Joko Santoso.
"Sesuai perintah undang-undang, iptek harus dikenalkan sejak dini. Ini alasan pentingnya mendirikan Pusat Peraga Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di berbagai daerah," kata Mochammad Syachrial Annas, Direktur PP Iptek Ristekdikti, saat meninjau Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018 di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (9/9/2018).
Tahun ini, sebut Syachrial, akan dibuka Puspa-Iptek di Sumatera Barat dan NTB. Saat ini sudah berdiri 23 unit yang tersebar di Nusantara. "Idealnya satu provinsi satu Puspa-Iptek, karena itu perlu dari pemerintah daerah untuk membangunnya. Pihak swasta juga kami undang untuk berpartisipasi, seperti Puspa-Iptek di Kota Baru Parahyangan ini yang merupakan hasil dari inisiasi pihak swasta," katanya.
Ditanya jumlah kunjungan ke Puspa-Iptek, dia mengatakan, perlu ada peran dari pemerintah daerah untuk mendorong masyarakat, khususnya pelajar masuk ke Puspa-Iptek. "Contoh saja Taman Pintar di Kota Yogyakarta. Dengan instruksi pemda agar semua siswa datang ke sana sebelum melakukan kunjungan ke tempat lain, maka Puspa-Iptek ini jumlah pengunjungnya sudah ratusan ribu orang. Bahkan targetnya 1 juta pengunjung per tahun," ungkap Syahcial.
Di lokasi yang sama, Kepala Puspa Iptek Sundial, Joko Santoso mengatakan, jumlah pengunjung di tempatnya sudah mencapai 170.000-an orang. Umumnya mereka datang dari luar kota atau provinsi. "Jumlah alat peraga terus kami tambah dan paketnya juga dikolaborasikan dengan objek wisata lain di Kota Bandung. Ini salah satu strategi kami untuk menarik minat masyarakat datang ke sini," paparnya.
Pemenang KRAR 2018 Regional Jawa Barat
Sementara itu, Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) 2018 di Kota Baru Parahyangan berakhir tadi sore. Kompetisi yang memperebutkan hadiah uang total Rp20 juta ini berhasil mendapatkan 10 peserta terbaik.
Posisi pertama direbut oleh Hasnat Ferdiananda dari SMP Pasundan 1 Bandung dengan jarak terdekat roket terhadap titik pusat target 0,4 meter. Lalu menyusul berturut-turut, Retno Dewi Wulandari (SMKN 1 Losarang, Indramayu), Shabrina Nibrasalhuda (SMP Al-Ma'soem Jatinangor), Nawal Alifiah Hidayat (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putri), Nabil Riano Zaky (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putra), Pricilia Alianda Hud (SMPN 1 Cimahi), Mujahid Akbar Ramadhan (MTSN 1 Kota Bandung), Selvia Damayanti (MTSN 1 Kota Bandung), Fatih Rayyandra Firmansyah (SMPIT Asy-Syifa Boarding School/putra), dan Faturrahman pandhu Mahendra (SMP Mutiara Bunda Bandung).
Mereka nantinya berhak mewakili Jawa Barat dalam kompetisi roket air nasional. "Tiap tahun jumlah peminat kompetisi sains ini terus bertambah," ucap Joko Santoso.
(mim)