Sistem Kekebalan Tubuh Penderita HIV/AIDS Diklaim Bisa Dipulihkan
A
A
A
NEW YORK - Hingga kini penyakit HIV atau AIDS belum ada obatnya, namun Para peneliti dari University of North Carolina di Chapel Hill mengklaim telah menemukan cara untuk mengembalikan sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi HIV yang sebelumnya telah diobati dengan terapi obat antiretroviral (ART).
Hasil awal dari uji klinis fase 1 menunjukkan bahwa obat imunoterapi HIV aman dan dapat ditolerir untuk manusia. "Penelitian ini difokuskan untuk menemukan cara untuk menterapi sistem kekebalan tubuh untuk lebih baik melawan infeksi HIV," kata penulis studi senior David Margolis dari University of North Carolina (UNC) di Chapel Hill seperti dilansir dari Interestingengineering, Senin (24/9/2018).
David menjelaskan, Sejak digunakan dalam pengobatan HIV, ART telah berhasil memperpanjang hidup mereka yang menderita HIV. Namun, ART bukanlah obat. " Dengan ART, Virus akan terus berlanjut dalam reservoir laten yang tersembunyi dari sistem kekebalan tubuh, para peneliti mencatat," tutur David.
Namun, tanggapan spesifik HIV yang ada pada pasien yang diobati dengan ART tidak cukup untuk membersihkan infeksi HIV yang ada. Singkatnya, terapi baru juga membuat sistem kekebalan tubuh lebih siap untuk merespons.
"Dengan terapi baru ini adalah kemajuan yang menjanjikan untuk bidang ini," kata penulis pertama Julia Sung dari UNC.
"Penelitian ini tidak menyembuhkan HIV dan tidak boleh diartikan seperti itu, tetapi kami juga sangat didorong oleh data keamanan, jadi itu tidak boleh dianggap mengecilkan hati," Sung menjelaskan.
" Namun terapi Ini membuka jalan untuk langkah berikutnya, yaitu menggabungkan pendekatan imunoterapi ini dengan terapi pembalikan-latensi untuk membangunkan HIV dari keadaan latennya, di mana ia tidak terlihat oleh sistem kekebalan, kemudian membersihkannya dengan imunoterapi. " tandasnya
Hasil awal dari uji klinis fase 1 menunjukkan bahwa obat imunoterapi HIV aman dan dapat ditolerir untuk manusia. "Penelitian ini difokuskan untuk menemukan cara untuk menterapi sistem kekebalan tubuh untuk lebih baik melawan infeksi HIV," kata penulis studi senior David Margolis dari University of North Carolina (UNC) di Chapel Hill seperti dilansir dari Interestingengineering, Senin (24/9/2018).
David menjelaskan, Sejak digunakan dalam pengobatan HIV, ART telah berhasil memperpanjang hidup mereka yang menderita HIV. Namun, ART bukanlah obat. " Dengan ART, Virus akan terus berlanjut dalam reservoir laten yang tersembunyi dari sistem kekebalan tubuh, para peneliti mencatat," tutur David.
Namun, tanggapan spesifik HIV yang ada pada pasien yang diobati dengan ART tidak cukup untuk membersihkan infeksi HIV yang ada. Singkatnya, terapi baru juga membuat sistem kekebalan tubuh lebih siap untuk merespons.
"Dengan terapi baru ini adalah kemajuan yang menjanjikan untuk bidang ini," kata penulis pertama Julia Sung dari UNC.
"Penelitian ini tidak menyembuhkan HIV dan tidak boleh diartikan seperti itu, tetapi kami juga sangat didorong oleh data keamanan, jadi itu tidak boleh dianggap mengecilkan hati," Sung menjelaskan.
" Namun terapi Ini membuka jalan untuk langkah berikutnya, yaitu menggabungkan pendekatan imunoterapi ini dengan terapi pembalikan-latensi untuk membangunkan HIV dari keadaan latennya, di mana ia tidak terlihat oleh sistem kekebalan, kemudian membersihkannya dengan imunoterapi. " tandasnya
(wbs)