Ratusan Peserta Roket Air Nasional Berebut Tiket Kompetisi di Singapura
A
A
A
SERPONG - Pusat Peragaan IPTEK (PP-IPTEK) bersama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Kompetisi Roket Air Nasional (KRAN), 29-30 September 2018 di Pusat Teknologi Roket Lembaga Penerbangan dan Angkasa Nasional (Lapan).
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Kemenristekdikti, Ari Hendarto Saleh yang membuka Kompetisi Roket Air Nasional mewakili Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe mengatakan, inti kegiatan ini adalah untuk mengasah kreativitas peserta. Sebab dasar dari kreativitas itu adalah kemampuan memecahkan masalah.
"Karenanya peserta harus terbiasa berpikir 'out of the box'. Dasar kreativitas adalah bermain, bermain tidak harus dengan menggunakan peralatan yang mahal, bermain sambil belajar dengan menggunakan alat seperti botol bekas saja bisa sampai ke luar negeri,” tutur Ari.
Ari berharap peserta dapat menanamkan nilai 4 (empat) C, yaitu ‘Critical Thinking’, ‘Collaboration’, 'Communication’ dan ‘Creativity’.
Jumlah peserta KRAN 2018 sebanyak 123 siswa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia yang sebelumnya telah menyelenggarakan Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) di masing-masing wilayah, yaitu wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Jombang, Pontianak, Banjar Baru, Bandar Lampung, dan Palembang. KRAR di masing-masing wilayah diselenggarakan oleh Science Center Daerah.
Pada kesempatan yang sama Kepala PP-IPTEK Syahrial Annas dalam sambutannya menyampaikan, peserta yang masuk dalam kompetisi ini adalah 10 terbaik dari 17 kabupaten kota termasuk Jakarta.
"Peserta kompetisi roket air di tiap regional setiap tahunnya selalu meningkat dan peserta sangat bersemangat sekali, sampai minta untuk penambahan kuota,” jelas Syahrial.
Kompetisi roket air merupakan ajang adu kreativitas di bidang teknologi kedirgantaraan. Yakni roket air digunakan sebagai salah satu medianya.
Dalam kompetisi ini, peserta akan adu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan. Ketentuan itu mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter.
Kompetisi tersebut menjadi langkah akhir peserta menuju Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia Pacific Space Agency Forum (APRSAF). Tahun ini APRSAF diselenggarakan di Singapura pada 2-4 November 2018.
Di Kompleks LAPAN, ratusan peserta tampak antusias mengikuti perlombaan, meskipun cuaca terik di atas 30 derajat Celcius. Saat uji coba para peserta mencoba menimbang komposisi air, derajat peluncuran, dan tekanan terhadap roket air buatannya.
Dengan hasil uji coba akan ada perhitungan yang bisa diperbaiki oleh peserta agar roketnya tepat sasaran.
Kepala Biro Sumber Daya Manusia Kemenristekdikti, Ari Hendarto Saleh yang membuka Kompetisi Roket Air Nasional mewakili Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe mengatakan, inti kegiatan ini adalah untuk mengasah kreativitas peserta. Sebab dasar dari kreativitas itu adalah kemampuan memecahkan masalah.
"Karenanya peserta harus terbiasa berpikir 'out of the box'. Dasar kreativitas adalah bermain, bermain tidak harus dengan menggunakan peralatan yang mahal, bermain sambil belajar dengan menggunakan alat seperti botol bekas saja bisa sampai ke luar negeri,” tutur Ari.
Ari berharap peserta dapat menanamkan nilai 4 (empat) C, yaitu ‘Critical Thinking’, ‘Collaboration’, 'Communication’ dan ‘Creativity’.
Jumlah peserta KRAN 2018 sebanyak 123 siswa yang berasal dari berbagai kota di Indonesia yang sebelumnya telah menyelenggarakan Kompetisi Roket Air Regional (KRAR) di masing-masing wilayah, yaitu wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Serang, Cilegon, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Jombang, Pontianak, Banjar Baru, Bandar Lampung, dan Palembang. KRAR di masing-masing wilayah diselenggarakan oleh Science Center Daerah.
Pada kesempatan yang sama Kepala PP-IPTEK Syahrial Annas dalam sambutannya menyampaikan, peserta yang masuk dalam kompetisi ini adalah 10 terbaik dari 17 kabupaten kota termasuk Jakarta.
"Peserta kompetisi roket air di tiap regional setiap tahunnya selalu meningkat dan peserta sangat bersemangat sekali, sampai minta untuk penambahan kuota,” jelas Syahrial.
Kompetisi roket air merupakan ajang adu kreativitas di bidang teknologi kedirgantaraan. Yakni roket air digunakan sebagai salah satu medianya.
Dalam kompetisi ini, peserta akan adu keterampilan dalam mendesain dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan. Ketentuan itu mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter.
Kompetisi tersebut menjadi langkah akhir peserta menuju Kompetisi Roket Air Internasional pada ajang Asia Pacific Space Agency Forum (APRSAF). Tahun ini APRSAF diselenggarakan di Singapura pada 2-4 November 2018.
Di Kompleks LAPAN, ratusan peserta tampak antusias mengikuti perlombaan, meskipun cuaca terik di atas 30 derajat Celcius. Saat uji coba para peserta mencoba menimbang komposisi air, derajat peluncuran, dan tekanan terhadap roket air buatannya.
Dengan hasil uji coba akan ada perhitungan yang bisa diperbaiki oleh peserta agar roketnya tepat sasaran.
(wbs)