Sinyal Berenergi Tinggi dari Luar Angkasa Tertangkap
A
A
A
MOSKOW - Hanya sekitar 4% dari alam semesta terdiri atas atom dan molekul biasa. Sisanya, 96% terdiri atas materi yang belum bisa dilihat dan belum bisa dipahami yakni Materi Gelap dan Energi Gelap.
Materi Gelap itu dipelajari bermacam penelitian gabungan internasional dan diuji dalam proyek-proyek semacam IceCube, observatorium neutrino yang terletak di Kutub Selatan. Observatorium itu sanggup menelusuri aliran radiasi gamma berenergi ultra tinggi lebih dari 300 GeV.
Biasanya aliran energi itu berasal dari objek-objek yang datang dari luar Bumi yang tidak dikenal dan memberikan data-data yang benar-benar unik. Menurut para ilmuwan, penelitian neutrino berenergi tinggi dapat digunakan untuk memahami sejarah timbulnya alam semesta, keadaannya dan masa depannya.
Para peneliti dari Universitas Nasional Penyelidikan Nuklir (UNPN) MEPhI Rusia, Universitas Paris Dedrot Prancis, Universitas Sains dan Teknologi Norwegia, Universitas Jenewa Swiss menemukan komponen baru dalam aliran radiasi gamma.
"Pada energi di atas 300 GeV sinyal dari sumber-sumber dari luar Galaksi kita sangat ditekan karena penyerapan radiasi gamma di ruang antargalaksi. Pada masa itu, kalau di dalam Galaksi, radiasi gamma itu hampir tidak diserap. Jadi, komponen baru itu pasti berasal dari Galaksi kita," ungkap Profesor UNPN MEPhI Dmitry Semikoz, salah satu penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Physical Review D.
Menurut dia, spektrum komponen baru itu selaras dengan aliran neutrino dengan tingginya abnormal yang ditemukan baru saja itu oleh observatorium IceCube. Karena neutrino selalu muncul bersama dengan radiasi gamma, para ilmuwan menduga duanya berasal dari sumber yang sama.
"Dalam studi ini kami mengusulkan dua model yang menjelaskan segala data. Yang pertama, neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena interaksi sinar-sinar kosmis di sektor Galaksi yang dekat Bumi. Yang kedua, neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena pembusukan Materi Gelap di Galaksi kita," papar dia, dilansir Sputnik.
Berdasarkan heterogenitas sinyal itu, para ilmuwan akan menentukan manakah dari model itu yang benar dalam penelitian yang lebih lanjut. Jika neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena pembusukan Materi Gelap ini sukar untuk meremehkan penemuan itu. Namun kalau neutrino dan radiasi gamma itu tercipta oleh sumber yang dekat Bumi, ini penting juga karena pertama kalinya para peneliti dapat peluang menemukan sumber sinar kosmis yang menghasilkan neutrino dan radiasi gamma yang diselidiki.
Saat ini teleskop neutrino di bawah air, Gigaton Water Detector dengan volume satu kubik kilometer, dibangun di Rusia di dasar Danau Baikal. Direncanakan pada 2020 teleskop Baikal itu akan sebanding dengan observatorium IceCube.
Dibanding dengan IceCube, teleskop Baikal itu lebih baik untuk mengamati bagian tengah Galaksi kita karena terletak di wilayah Utara Bumi. Adapun para ilmuwan dari IceCube di Antarktika terpaksa meneliti neutrino dari bagian tengah Galaksi kita melewati Bumi. (Syarifudin)
Materi Gelap itu dipelajari bermacam penelitian gabungan internasional dan diuji dalam proyek-proyek semacam IceCube, observatorium neutrino yang terletak di Kutub Selatan. Observatorium itu sanggup menelusuri aliran radiasi gamma berenergi ultra tinggi lebih dari 300 GeV.
Biasanya aliran energi itu berasal dari objek-objek yang datang dari luar Bumi yang tidak dikenal dan memberikan data-data yang benar-benar unik. Menurut para ilmuwan, penelitian neutrino berenergi tinggi dapat digunakan untuk memahami sejarah timbulnya alam semesta, keadaannya dan masa depannya.
Para peneliti dari Universitas Nasional Penyelidikan Nuklir (UNPN) MEPhI Rusia, Universitas Paris Dedrot Prancis, Universitas Sains dan Teknologi Norwegia, Universitas Jenewa Swiss menemukan komponen baru dalam aliran radiasi gamma.
"Pada energi di atas 300 GeV sinyal dari sumber-sumber dari luar Galaksi kita sangat ditekan karena penyerapan radiasi gamma di ruang antargalaksi. Pada masa itu, kalau di dalam Galaksi, radiasi gamma itu hampir tidak diserap. Jadi, komponen baru itu pasti berasal dari Galaksi kita," ungkap Profesor UNPN MEPhI Dmitry Semikoz, salah satu penulis studi yang diterbitkan dalam jurnal Physical Review D.
Menurut dia, spektrum komponen baru itu selaras dengan aliran neutrino dengan tingginya abnormal yang ditemukan baru saja itu oleh observatorium IceCube. Karena neutrino selalu muncul bersama dengan radiasi gamma, para ilmuwan menduga duanya berasal dari sumber yang sama.
"Dalam studi ini kami mengusulkan dua model yang menjelaskan segala data. Yang pertama, neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena interaksi sinar-sinar kosmis di sektor Galaksi yang dekat Bumi. Yang kedua, neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena pembusukan Materi Gelap di Galaksi kita," papar dia, dilansir Sputnik.
Berdasarkan heterogenitas sinyal itu, para ilmuwan akan menentukan manakah dari model itu yang benar dalam penelitian yang lebih lanjut. Jika neutrino dan radiasi gamma itu tercipta karena pembusukan Materi Gelap ini sukar untuk meremehkan penemuan itu. Namun kalau neutrino dan radiasi gamma itu tercipta oleh sumber yang dekat Bumi, ini penting juga karena pertama kalinya para peneliti dapat peluang menemukan sumber sinar kosmis yang menghasilkan neutrino dan radiasi gamma yang diselidiki.
Saat ini teleskop neutrino di bawah air, Gigaton Water Detector dengan volume satu kubik kilometer, dibangun di Rusia di dasar Danau Baikal. Direncanakan pada 2020 teleskop Baikal itu akan sebanding dengan observatorium IceCube.
Dibanding dengan IceCube, teleskop Baikal itu lebih baik untuk mengamati bagian tengah Galaksi kita karena terletak di wilayah Utara Bumi. Adapun para ilmuwan dari IceCube di Antarktika terpaksa meneliti neutrino dari bagian tengah Galaksi kita melewati Bumi. (Syarifudin)
(nfl)