Makam Nabi Ilyasa AS Ditemukan Dikelilingi Masjid Kuno
A
A
A
EGI - Insiden bendungan yang meledak di wilayah Egil di Turki yang menyebabkan rendahnya permukaan air menyebabkan ditemukannya sebuah desa Muslim kuno yang diyakini telah tenggelam hampir dua abad yang lalu.
Penemuan masjid, madrasah dan makam mengungkapkan desa itu ditempati oleh sebagian besar umat Islam di masa lalu. Juga ditemukan beberapa struktur yang menakjubkan termasuk makam Nabi Ilyasa.
Seperti dilansir dari DailyMail, pembukaan sekitar 20 tahun lalu, bendungan mencakup 78 rumah di desa termasuk masjid, madrasah dan kuburan.
Sebelum menutup untuk pembangunan bendungan, tubuhnya dikatakan telah dipindahkan ke daerah terdekat, Kale.
Bendungan yang selesai pada tahun 1997 menyediakan air bagi hampir 930.000 penduduk Diyarbakir, kota terbesar di Turki tenggara.
Namun, hujan deras yang berlangsung minggu lalu menyebabkan bendungan pecah dan ketinggian air menurun.
Sejumlah prasasti kuno berusia 2.700 tahun berhasil ditemukan kembali oleh para ilmuwan di dalam empat terowongan yang dibangun oleh penjarah ISIS.
Sebelumnya pada Februari lalu Terowongan tersebut berada di bawah makam Nabi Yunus yang telah dihancurkan ISIS selama menguasai Kota Nineveh, salah kota kuno di Irak, dari Juni 2014 hingga Januari 2017.
ISIS menggunakannya untuk mencari harta karun milik salah satu Raja Bangsa Asyura (kini Irak) yang bernama Esarhaddon.
Penemuan tujuh prasasti di empat terowongan kini telah dipublikasikan oleh Al-Juboori Ali Y, Direktur dari Pusat Studi di Universitas Mosul, dalam jurnal Iraq.
Al-Juboori menulis bahwa salah satu prasasti yang telah diterjemahkan berbunyi, "Istana Esarhaddon, raja yang kuat, raja dunia, raja Asyur, gubernur Babel, raja Sumeria dan Akkad, raja dari segala raja-raja di Mesir bagian bawah, Mesir bagian atas dan Kush kerajaan kuno yang terletak di sebelah selatan Mesir di Nubia".
Hal ini dikonfirmasikan oleh penemuan lain di salah satu situs arkeologi yang menyebut bahwa Esarhaddon pernah mengalahkan penguasa Kush dan memilih penguasa baru untuk memerintah Mesir.
Sementara itu, prasasti lain yang ditemukan di bawah makam Yunus menjelaskan bahwa Esarhaddon telah "merekonstruksi kuil dewa Asyur, salah satu dewa utama Bangsa Asyur" dan membangun kembali kota-kota kuno Babilonia dan Esagil, serta "memperbaharui patung-patung dewa-dewa besar".
Prasasti ini juga menceritakan bahwa Esarhaddon merupakan anak dari Sanherib yang memerintah pada tahun 704-681 SM dan merupakan keturunan dari Sargon II atau lebih dikenal sebagai Raja Asyur di masa 721-705 SM.
Penemuan masjid, madrasah dan makam mengungkapkan desa itu ditempati oleh sebagian besar umat Islam di masa lalu. Juga ditemukan beberapa struktur yang menakjubkan termasuk makam Nabi Ilyasa.
Seperti dilansir dari DailyMail, pembukaan sekitar 20 tahun lalu, bendungan mencakup 78 rumah di desa termasuk masjid, madrasah dan kuburan.
Sebelum menutup untuk pembangunan bendungan, tubuhnya dikatakan telah dipindahkan ke daerah terdekat, Kale.
Bendungan yang selesai pada tahun 1997 menyediakan air bagi hampir 930.000 penduduk Diyarbakir, kota terbesar di Turki tenggara.
Namun, hujan deras yang berlangsung minggu lalu menyebabkan bendungan pecah dan ketinggian air menurun.
Sejumlah prasasti kuno berusia 2.700 tahun berhasil ditemukan kembali oleh para ilmuwan di dalam empat terowongan yang dibangun oleh penjarah ISIS.
Sebelumnya pada Februari lalu Terowongan tersebut berada di bawah makam Nabi Yunus yang telah dihancurkan ISIS selama menguasai Kota Nineveh, salah kota kuno di Irak, dari Juni 2014 hingga Januari 2017.
ISIS menggunakannya untuk mencari harta karun milik salah satu Raja Bangsa Asyura (kini Irak) yang bernama Esarhaddon.
Penemuan tujuh prasasti di empat terowongan kini telah dipublikasikan oleh Al-Juboori Ali Y, Direktur dari Pusat Studi di Universitas Mosul, dalam jurnal Iraq.
Al-Juboori menulis bahwa salah satu prasasti yang telah diterjemahkan berbunyi, "Istana Esarhaddon, raja yang kuat, raja dunia, raja Asyur, gubernur Babel, raja Sumeria dan Akkad, raja dari segala raja-raja di Mesir bagian bawah, Mesir bagian atas dan Kush kerajaan kuno yang terletak di sebelah selatan Mesir di Nubia".
Hal ini dikonfirmasikan oleh penemuan lain di salah satu situs arkeologi yang menyebut bahwa Esarhaddon pernah mengalahkan penguasa Kush dan memilih penguasa baru untuk memerintah Mesir.
Sementara itu, prasasti lain yang ditemukan di bawah makam Yunus menjelaskan bahwa Esarhaddon telah "merekonstruksi kuil dewa Asyur, salah satu dewa utama Bangsa Asyur" dan membangun kembali kota-kota kuno Babilonia dan Esagil, serta "memperbaharui patung-patung dewa-dewa besar".
Prasasti ini juga menceritakan bahwa Esarhaddon merupakan anak dari Sanherib yang memerintah pada tahun 704-681 SM dan merupakan keturunan dari Sargon II atau lebih dikenal sebagai Raja Asyur di masa 721-705 SM.
(wbs)