Jenis Nyamuk Penular Malaria Ditemukan di Etiopia

Minggu, 20 Januari 2019 - 09:32 WIB
Jenis Nyamuk Penular Malaria Ditemukan di Etiopia
Jenis Nyamuk Penular Malaria Ditemukan di Etiopia
A A A
ETIOPIA - Para peneliti di Universitas Baylor, Texas telah menemukan jenis nyamuk yang menularkan malaria.

Penelitian ini terdeteksi di Etiopia untuk pertama kalinya. Nyamuk Anopheles stephensi biasanya ditemukan di Timur Tengah, India, dan China. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lebih dari 68% populasi Etiopia berisiko terhadap malaria, dengan rata-rata 2,5 juta kasus dilaporkan setiap tahun, menurut World Malaria Report of 2017.

“Dari sudut pandang kesehatan masyarakat, bahwa populasi nyamuk meningkat di tempat yang dulunya langka,” kata Tamar Carter PhD, asisten profesor biologi penyakit tropis di Baylor’s College of Arts & Sciences, dikutip dari sciencedaily.

Penemuan ini memiliki implikasi untuk menempatkan lebih banyak orang dalam risiko malaria di wilayah baru. Analisis genetik mengarah pada identifikasi spesies. “Jika nyamuk ini membawa malaria, kita mungkin melihat munculnya malaria di daerah baru,” tambahnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hanya nyamuk jenis tertentu dari genus Anopheles dan hanya spesies perempuan. Artinya, tidak semua nyamuk Anopheles menularkan malaria. Kemudian, nyamuk jenis Anopheles stephensi juga membutuhkan penelitian lebih banyak lagi.

Seberapa efektif nyamuk jenis ini dalam memberikan parasit bersel tunggal, yang dapat memicu berbagai bentuk malaria. “Kami perlu mengonfirmasi bahwa Anopheles stephensi membawa parasit malaria di Etiopia.

Kita juga perlu menyelidiki bagaimana Anopheles stephensi sampai ke Etiopia dan bagian lain dari Tanduk Afrika,” kata Carter. Dalam benak Carter, apakah Anopheles stephensi adalah pengantar yang relatif baru atau sesuatu yang terbang di bawah radar di Etiopia.

Pertanyaan ini masih menyelimuti dirinya. “Kami berencana untuk menggunakan teknik genom, untuk mempelajari sejarah Anopheles stephensi di Etiopia. Penelitian lanjutan diperlukan pada perilaku berkembang biak dari Anopheles stephensi Etiopia dan seberapa baik responsnya terhadap insektisida,” tambahnya.

Dia berharap bahwa klarifikasi akan membantu upaya pengendalian nyamuk yang lebih baik di Etiopia. Menentukan cara terbaik mengatasi malaria, khususnya di wilayah baru. Sepanjang November dan Desember 2016, para peneliti dari Uni versitas Jigjiga di Etiopia mengumpulkan jentik nyamuk dan kepompong dari tempat penampungan air.

Sampel diambil dari Kebri Dehar, sebuah kota di Etiopia Timur dengan populasi 1,3 juta. Larva itu dipelihara oleh peneliti hingga tumbuh dewasa. Tinjauan selanjutnya dari data morfologis mengonfirmasi temuan dari analisis genetik.

Tingkat penularan malaria tertinggi terletak di dataran rendah Etiopia Utara, Barat dan Timur. Penularan malaria menunjukkan pola musiman dan tidak stabil di sana, bervariasi dengan ketinggian dan curah hujan.

Orang-orang di Etiopia sering melakukan migrasi untuk mencari tanah subuh sebagai produksi tanaman dan pemeliharaan ternak. Hal ini diindikasikan bahwa penularan malaria bisa terus me ning kat di dalam dan luar wilayah tersebut.

Di dataran rendah bagian timur, seperti Afar dan Negara Bagian Somalia, malaria adalah endemik di sepanjang sungai, di mana kegiatan irigasi skala kecil dipraktikkan untuk tujuan pertanian.

Hingga saat ini, 44 spesies dan subspesies nyamuk Anopheles telah didokumentasikan di Etiopia. Jenis malaria yang dominan adalah Anopheles arabiensis. “Untuk mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang jangkauan geografis Anopheles stephensi, langkah selanjutnya adalah melakukan survei nyamuk di berbagai lokasi di seluruh Etiopia,” kata Carter.

Para peneliti percaya upaya itu harus berpusat pada bagian timur, informasi tentang vektor malaria secara umum langka. Mereka mengatakan bahwa survei pedesaan mau pun perkotaan sangat di perlukan, khususnya untuk menyelidiki keberadaan ternak dalam meningkatnya populasi Anopheles stephensi. (Fandy)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6536 seconds (0.1#10.140)