Perangi Stunting, Ahli Kampanyekan Perbaikan Gizi Ibu dan Anak

Minggu, 17 Februari 2019 - 11:53 WIB
Perangi Stunting, Ahli...
Perangi Stunting, Ahli Kampanyekan Perbaikan Gizi Ibu dan Anak
A A A
LONDON - RS Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan tengah gencar mengkampanyekan perbaikan gizi untuk Ibu dan anak guna mencegah stunting atau anak bertubuh pendek yang angka penurunannya masih belum terlalu signifikan di Indonesia.

Kepala Humas dan Promosi Kesehatan RS Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan, Anita Komariyah mengungkapkan salah satu penyebab stunting disebabkan oleh, kurangnya asupan gizi yang baik untuk anak di 1000 hari pertama kelahiran, dalam Peringatan Hari Gizi Nasional yang jatuh setiap 25 Januari, RS Muhammadiyah Taman Puring menggelar seminar tentang Cegah Stunting dengan Pemberian Makanan yang Tepat.

Menurutnya, untuk mencegah stunting, seorang ibu harus mempersiapkan gizi yang terbaik untuk anak selama 1.000 hari pertama sejak kelahiran sang anak dan menghindari makanan cepat saji.

"Sebaiknya hanya bahan alami dan tidak ada bahan kimianya"tuturnya, Sabtu (16/2).

Dia menjelaskan RS Muhammadiyah Taman Puring Jakarta Selatan juga telah memiliki USG 4 Dimensi dan Dokter Sub Spesialis Fetomaternal, dan beliau juga mengatakan bahwa ibu hamil minimal wajib memeriksakan 1 kali dalam kehamilanya ke bagian Kebidanan dan kandungan sub spesialis fetomaternal
yang dimaksudkan untuk mendeteksi kelainan yng mungkin terjadi pada calon bayi didalam kandungan.

Senada juga disampaikan Pakar Gizi Fitri Wardah Mardiah yang menilai bahwa stunting tidak hanya akan berdampak kepada bentuk tubuh anak saja, tetapi juga ke perkembangan otak anak. Menurut Fitri, jika anak yang mengalami pertumbuhan otak lambat akibat stunting, maka di usia 30 tahun produktif ke atas akan mudah menderita penyakit degeneratif spt sakit diabetes dan obesitas.

"Jadi suatu saat pas anak sekolah nanti dia tidak bisa fokus atau susah konsentrasi dalam belajar. Ujungkan kan tidak bisa bertarung menjadi SDM terbaik di dunia kerja nanti," ujarnya.

Dia berpandangan untuk mencegah stunting kepada anak, seorang ibu harus menyusui anak itu setelah 1 jam setelah lahir. Atau IMD Kemudian menurutnya, selama 6 bulan kemudian anak tersebut hanya diperbolehkan mengkonsumsi ASI, eksklusif setelah 6 bulan baru bisa diberi makanan pendamping.

"Jadi makanan pendamping ASI (MPASI) itu tidak boleh terlalu cepat atau ditunda ke anak," katanya.

Dia menilai bahwa angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia, Singapura. Saat ini pemerintah tidak berhenti untuk menggenjot program perbaikan gizi bagi ibu dan anak untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.

"Sudah 3 tahun ke belakang ini, Pemerintah selalu memperhatikan isu stunting setiap Peringatan Hari Gizi Nasional. Semoga ini bisa berdampak positif," ujarnya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0723 seconds (0.1#10.140)