Ikan Zebra Jadi Harapan Manusia untuk Regenerasi Anggota Tubuh
A
A
A
JAKARTA - Bisakah manusia menumbuhkan kembali anggota tubuhnya yang rusak atau cacat? Para peneliti tengah mempertimbangkan kemungkinan itu ketika mereka mempelajari pertumbuhan kembali sirip ekor dan organ lainnya di ikan zebra.
Zebrafish adalah anggota keluarga ikan kecil yang hidup di air tawar dan panjangnya tidak lebih dari dua inci. Meskipun ukurannya kecil, ikan ini telah mengubah cara para ilmuwan dan peneliti memahami perawatan untuk kanker, cedera tulang belakang, dan berpotensi meregenerasi anggota tubuh pada manusia.
Laman upi.com mencatat, studi tentang regenerasi jantung ikan zebra telah menghasilkan kesimpulan tentang langkah-langkah pencegahan dan reaktif terhadap kerusakan jaringan di jantung manusia. Pada 2017, National Institutes of Health (NIH) menerbitkan temuannya tentang bagaimana penelitian ikan zebra telah memengaruhi pemahaman dasar jaringan parut manusia di jantung.
Jon Lorsch, Direktur Institut Nasional Ilmu Kedokteran Umum di NIH mengatakan, studi ikan zebra membentuk ilmu kedokteran regeneratif masa depan. Lorsch mengatakan, para ilmuwan dan dokter mempertanyakan kemungkinan regenerasi anggota tubuh manusia melalui studi ikan zebra.
"Jika kita bisa mencari cara untuk mengembalikan jalur itu pada manusia, bisakah kita benar-benar membiarkan seseorang yang kehilangan anggota tubuhnya akhirnya memperbaharui anggota tubuh itu?" ungkap Lorsch seraya mengataka itu adalah mimpi.
Menurut data NIH yang diterbitkan pada 2016, aplikasi dana hibah untuk studi ikan zebra telah meningkat secara keseluruhan dibandingkan penelitian model organisme lainnya. Eric Glasgow seorang peneliti dan direktur Zebrafish Shared Resource, Universitas Georgetown, mengatakan, database tentang temuan yang berkaitan dengan studi ikan zebra dan penyakit manusia telah ditemukan.
Yang dipelajarinya hingga sampai saat ini adalah regenerasi anggota tubuh manusia. Padahal ini merupakan sesuatu yang sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Glasgow mengatakan, kesamaan dalam jenis sel ikan zebra dan manusia telah membantu para peneliti menguji berbagai perawatan untuk penyakit dan fokus pada regenerasi jaringan manusia.
"Ketika Anda memberikan obat-obatan kepada orang-orang ini, atau Anda memanipulasi gen, Anda benar-benar mendapatkan efek pada keseluruhan organisme yang mencerminkan apa yang Anda lihat pada manusia," kata Glasgow.
Terlepas dari temuan baru ini untuk kesehatan manusia, kelompok-kelompok hak hewan khawatir bahwa ikan zebra dirugikan dalam proses penelitian.
Wakil Presiden untuk kasus investigasi laboratorium di People for the Ethical Treatment of Animals, Alka Chandna, mengatakan, bahwa kepadatan zebrafish dalam tank memiliki dampak besar pada kesejahteraan sosial dan umur panjang individu.
"Ikan zebra adalah hewan sosial dan dengan kepadatan seperti ini dapat membuat ikan tertekan sehingga mereka bisa menjadi agresif, tentu saja semua jenis kohesi sosial benar-benar berantakan," kata Chandna.
Chandna juga mencatat kurangnya penelitian yang didedikasikan untuk bagaimana ikan zebra dipengaruhi dalam studi regeneratif. Kesamaan gen manusia dan ikan zebra bukanlah dasar yang kuat untuk penelitian ilmiah pada hewan-hewan ini.
"Perbedaannya begitu besar dalam fisiologi sehingga Anda benar-benar harus mempertanyakan integritas ilmiah menggunakan hewan-hewan tersebut," kritik Chandna.
Untuk Glasgow, ikan zebra adalah masa depan dari jenis penelitian ini dan tidak ada alternatif untuk menggunakannya. "Yang penting adalah penelitian hewan yang berharga," kata Glasgow. "Pendapat saya sama sekali tidak ada pengganti organisme".
Zebrafish adalah anggota keluarga ikan kecil yang hidup di air tawar dan panjangnya tidak lebih dari dua inci. Meskipun ukurannya kecil, ikan ini telah mengubah cara para ilmuwan dan peneliti memahami perawatan untuk kanker, cedera tulang belakang, dan berpotensi meregenerasi anggota tubuh pada manusia.
Laman upi.com mencatat, studi tentang regenerasi jantung ikan zebra telah menghasilkan kesimpulan tentang langkah-langkah pencegahan dan reaktif terhadap kerusakan jaringan di jantung manusia. Pada 2017, National Institutes of Health (NIH) menerbitkan temuannya tentang bagaimana penelitian ikan zebra telah memengaruhi pemahaman dasar jaringan parut manusia di jantung.
Jon Lorsch, Direktur Institut Nasional Ilmu Kedokteran Umum di NIH mengatakan, studi ikan zebra membentuk ilmu kedokteran regeneratif masa depan. Lorsch mengatakan, para ilmuwan dan dokter mempertanyakan kemungkinan regenerasi anggota tubuh manusia melalui studi ikan zebra.
"Jika kita bisa mencari cara untuk mengembalikan jalur itu pada manusia, bisakah kita benar-benar membiarkan seseorang yang kehilangan anggota tubuhnya akhirnya memperbaharui anggota tubuh itu?" ungkap Lorsch seraya mengataka itu adalah mimpi.
Menurut data NIH yang diterbitkan pada 2016, aplikasi dana hibah untuk studi ikan zebra telah meningkat secara keseluruhan dibandingkan penelitian model organisme lainnya. Eric Glasgow seorang peneliti dan direktur Zebrafish Shared Resource, Universitas Georgetown, mengatakan, database tentang temuan yang berkaitan dengan studi ikan zebra dan penyakit manusia telah ditemukan.
Yang dipelajarinya hingga sampai saat ini adalah regenerasi anggota tubuh manusia. Padahal ini merupakan sesuatu yang sangat kecil kemungkinannya terjadi.
Glasgow mengatakan, kesamaan dalam jenis sel ikan zebra dan manusia telah membantu para peneliti menguji berbagai perawatan untuk penyakit dan fokus pada regenerasi jaringan manusia.
"Ketika Anda memberikan obat-obatan kepada orang-orang ini, atau Anda memanipulasi gen, Anda benar-benar mendapatkan efek pada keseluruhan organisme yang mencerminkan apa yang Anda lihat pada manusia," kata Glasgow.
Terlepas dari temuan baru ini untuk kesehatan manusia, kelompok-kelompok hak hewan khawatir bahwa ikan zebra dirugikan dalam proses penelitian.
Wakil Presiden untuk kasus investigasi laboratorium di People for the Ethical Treatment of Animals, Alka Chandna, mengatakan, bahwa kepadatan zebrafish dalam tank memiliki dampak besar pada kesejahteraan sosial dan umur panjang individu.
"Ikan zebra adalah hewan sosial dan dengan kepadatan seperti ini dapat membuat ikan tertekan sehingga mereka bisa menjadi agresif, tentu saja semua jenis kohesi sosial benar-benar berantakan," kata Chandna.
Chandna juga mencatat kurangnya penelitian yang didedikasikan untuk bagaimana ikan zebra dipengaruhi dalam studi regeneratif. Kesamaan gen manusia dan ikan zebra bukanlah dasar yang kuat untuk penelitian ilmiah pada hewan-hewan ini.
"Perbedaannya begitu besar dalam fisiologi sehingga Anda benar-benar harus mempertanyakan integritas ilmiah menggunakan hewan-hewan tersebut," kritik Chandna.
Untuk Glasgow, ikan zebra adalah masa depan dari jenis penelitian ini dan tidak ada alternatif untuk menggunakannya. "Yang penting adalah penelitian hewan yang berharga," kata Glasgow. "Pendapat saya sama sekali tidak ada pengganti organisme".
(mim)