Kedata Sediakan Platform dan Sarana Edukasi Data Science

Sabtu, 03 Agustus 2019 - 13:11 WIB
Kedata Sediakan Platform...
Kedata Sediakan Platform dan Sarana Edukasi Data Science
A A A
YOGYAKARTA - Berdasarkan data yang dirilis We Are Social per Januari 2019, Indonesia memiliki sekitar 150 juta pengguna media sosial aktif. Facebook, YouTube, dan Instagram menjadi platform jejaring sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Keberadaan lebih dari separuh populasi negara di dunia maya mendorong berbagai pihak, mulai dari pebisnis hingga pemerintahan mengoptimalkan platform tersebut sebagai kanal komunikasi dan sumber informasi.

Pembahasan di media sosial hampir selalu aktual dan relevan. Secara sukarela, pengguna media sosial membagikan tanggapan atau opininya mengenai berbagai isu yang dekat dengan dirinya. Bagi pihak yang berkepentingan memahami tren di masyarakat, ini menjadi sebuah 'ladang emas' untuk mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Salah satu pendekatan yang paling efektif dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut ialah melalui pendekatan ilmu data (data science).

Kedata Indonesia hadir sebagai perusahaan konsultan yang menyediakan sarana analisis big data media sosial untuk perusahaan, pemerintah, pusat penelitian, dan perorangan. Pendekatan berbasis big data diperlukan, pasalnya sumber data seperti media sosial sangat dinamis – bayangkan setiap detik selalu ada ribuan hingga jutaan konten yang diunggah, mengubah daftar trending topic setiap waktu. Memanfaatkan ilmu data tersebut, pengguna bisa melihat dan memahami tumpukan data secara mudah dengan bantuan visualisasi.

Ada tiga layanan yang ditawarkan Kedata, meliputi MyEda, Academy, dan Analytics. MyEda merupakan analytics tools berbasis machine learning. Layaknya perangkat lunak analisis tradisional, platform tersebut dapat memberikan masukan terkait jenis atau metode analisis yang diperlukan berdasarkan tipe data yang didapat--tanpa memerlukan pemahaman statistika.

Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan kumpulan data mampu dijabarkan sebaik mungkin dan menghasilkan insights yang bermanfaat untuk berbagai kebutuhan. "MyEda menghadirkan solusi untuk orang-orang yang tidak punya pemahaman statistika untuk bisa melakukan ekstraksi informasi dari data-data yang tidak terstruktur," ujar Ujang Fahmi CEO Kedata, dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/8/2019).

Kemudian Kedata Analytics, merupakan platform yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kampanye digital dan pemantauan media. Alat monitoring ini membantu pengguna untuk lebih memahami target konsumen, kekuatan merek di pasaran, hingga analisis terkait kompetisi bisnis berdasarkan tren yang berkembang di media dan jejaring sosial. Dalam penjualannya, produk ini terbagi dalam paket-paket layanan dan dasbor menyesuaikan kebutuhan bisnis.

Lalu yang ketiga Sadasa Academy, yakni sarana bagi siapa saja untuk belajar tentang ilmu data. Dikemas dalam workshop intensif, kegiatan ini menargetkan peserta dari beragam kalangan, mulai dari akademisi, pebisnis, hingga wirausahawan. Kurikulum didesain dari tahap pemula, menengah, hingga tingkat lanjut. Materi yang dipelajari sangat lengkap, mulai dari dasar pemrograman data science dengan R, visualisasi data, forecasting, data modeling, sentiment analysis, dan lain-lain.

Unggulkan algoritma data science komprehensif


Fitur back tracking dan semantic network menjadi kelebihan yang diandalkan di layanan analisis Kedata. Algoritma back tracking memungkinkan sistem memberikan solusi terukur dan sistematis dengan menguji berbagai kemungkinan yang didapat dari hasil kalkulasi data. Sementara semantic network adalah teknis representasi kecerdasan buatan untuk menghadirkan informasi yang proporsional dari analisis data yang dilakukan sistem.

"Secara matriks dan metode analisis (coding) yang diterapkan, produk dan kurikulum Kedata dapat dipertanggungjawabkan dalam teori sosial," kata Ujang.

Kedata memiliki kantor di Yogyakarta, berdiri sejak Desember 2018. Startup atau usaha rintisan ini didirikan oleh lima orang yang bertemu di Sagasitas, yakni sebuah komunitas yang fokus di bidang pengembangan dan penelitian tingkat SMA. Adapun kelima founder itu adalah Ujang Fahmi (CEO), Canggih Puspo Wibowo (CTO), Rika Anggoro Prasetya (Director Business & Partnership), Aulia Surya Prayoga (CMO), Krisostomus Nova Rahmanto (Big Data Specialist).

Saat ini Kedata Indonesia tengah diinkubasi oleh Amikom Business Park untuk mengembangkan bisnis dan penetrasi produknya. Selain itu mereka juga menjadi salah satu startup yang terpilih mendapatkan modal dari Kementerian Ristek Dikti melalui inisiatif PPBT.
(akn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7871 seconds (0.1#10.140)