Tak Hanya Donasi, ILUNI UI Lakukan Penelitian Ilmiah
A
A
A
JAKARTA - “Datang paling awal, pulang paling akhir” merupakan prinsip Community Development Center ILUNI UI dalam menjalankan program ILUNI UI Peduli yang terintegrasi dengan program UI Peduli, ketika memberikan bantuan dan dukungan kepada masyarakat penyintas bencana.
Lima hari pertama setelah terjadinya bencana, di awal masa tanggap darurat, pada tahapan kritis, di saat-saat penyintas bencana membutuhkan bantuan, ILUNI UI Peduli, selalu berupaya untuk sudah berada di lokasi. Demikian pula yang terjadi ketika Palu, Sigi dan Donggala diguncang bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami, 28 September 2018.
Bekerjasama dengan ILUNI UI Wilayah Sulawesi Tengah, ILUNI UI Wilayah Kalimantan Timur dan RSCM-FKUI, ILUNI UI memberikan bantuan sejak H+2. Baik berupa tenda, kebutuhan hidup dan logistik lain, serta penanganan medis dan kesehatan bekerjasama dengan Emergency Medical Team RSCM dan FKUI, Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta Rumah Sakit setempat.
Arief B Hardono, Ketua Umum ILUNI UI menyatakan hal ini bisa dilakukan dengan kolaborasi filantropis yang melibatkan banyak pihak. “Gala Dana 100 Biduan dan 100 Hits untuk Palu, Sigi dan Donggala, yang diketuai oleh ibu Loemongga Kartasasmita, digelar pada 5 Oktober 2018, di prakarsai Kadri Mohamad alumni UI serta Komunitas Biduan yang dikomandani oleh Adib Hidayat, mendapat dukungan penuh dari Triawan Munaf, Kepala BEKRAF” ujar Arief B Hardono, Ketua Umum ILUNI UI, kepada media Jumat (23/8/2019).
Penampilan artis-artis nasional papan atas dengan hitsnya masing-masing ditayangkan langsung oleh NET TV sepuluh jam nonstop. Elek Yo Ben, yang personilnya terdiri dari para Menteri ikut memberikan penampilan terbaiknya.
Donasi yang terkumpul mencapai 19 Miliar Rupiah. Seluruhnya disalurkan untuk masyarakat penyintas bencana di Palu, Sigi dan Donggala, melalui berbagai program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Menurut Endang Mariani sebagai koordinator Program ILUNI UI Peduli, program ini direncanakan secara sistematis, berkesinambungan dan terukur.
Endang menjelaskan “Secara garis besar, program terbagi dalam empat tahap dengan fokus prioritas yang berbeda. Di masa Tanggap Darurat, ILUNI UI memberikan dukungan tempat berteduh sementara, penanganan medis, logistik, bahan pokok dan dapur umum di kantong-kantong pengungsian. Penyediaan sarana umum berupa MCK dan sarana air bersih juga dilakukan oleh ILUNI FTUI. Dukungan psikologis awal juga diberikan dengan melibatkan alumni Fakultas Psikologi UI. Selain itu alumni MENWA UI terlibat sebagai tim advance yang memiliki semua ketrampilan yang dibutuhkan”.
Pada tahap Rekonstruksi dan Rehabilitasi, ILUNI UI mulai membangun hunian sementara. Tipe pertama adalah unit tunggal yang diberi nama ANTARA. Konsepnya didisain khusus oleh ILUNI Arsitek UI. Penjelasan atas konsep ini disampaikan oleh Irvan Toreza, ketua Community Development Center ILUNI UI, “ANTARA memiliki kelebihan dapat didirikan hanya dalam waktu sekitar empat jam secara knock down, dapat dipindah-pindah, dan dapat didirikan sendiri oleh masyarakat, setelah mendapatkan pelatihan dan supervisi. ANTARA dapat digunakan sampai dengan dua tahun. Tipe kedua adalah unit komunal, berupa HUNTARA sesuai arahan kementerian PUPR” jelasnya ditempat yang sama.
Di bidang pelayanan kesehatan, ILUNI UI bekerjasama dengan RSCM-FKUI dan ILUNI FKUI, hal ini disampaikan oleh dr. Lies Dina Liastuti sebagai Dirut RSCM.“Kami melakukan serangkaian kegiatan dalam satu program Rehabilitasi dan Mitigasi Bencana PASIGALA, yang terbagi dalam empat program besar meliputi pemberian donasi sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat dalam bentuk bakti sosial, serta penelitian dan pengembangan. Program yang bertujuan membangun kembali dan meningkatkan pelayanan kesehatan Sulawesi Tengah, bersama-sama RSCM sebagai RSUP Nasional”” tambah dr Lies.
Sementara di bidang pendidikan, permintaan untuk melakukan pelatihan guru, terutama terkait penggunaan dan pengembangan media pembelajaran dan sistem belajar mengajar yang kreatif, inovatif dan inspiratif juga masih berdatangan. Untuk itu monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian program masih terus kami jalankan. Serangkaian penelitian ilmiah juga dilakukan, terkait mekanisme resiliensi dan coping strategy berdasarkan kearifan budaya lokal. Hasilnya sangat bermanfaat untuk menentukan dan merancang langkah mitigasi dan pemulihan kondisi sosial dan psikologis serta kesehatan mental masyarakat, yang ternyata memiliki perbedaan signifikan antara masyarakat terdampak gempa, likuifaksi dan tsunami.
Untuk melakukan seluruh rangkaian program yang cukup panjang, ILUNI UI tidak sendiri. Para relawan alumni UI Lintas Angkatan dan Lintas Fakultas bergantian datang dan tinggal di Palu, Sigi dan Donggala. Bukan hanya sehari dua hari, tetapi sampai hitungan bulan.
Lima hari pertama setelah terjadinya bencana, di awal masa tanggap darurat, pada tahapan kritis, di saat-saat penyintas bencana membutuhkan bantuan, ILUNI UI Peduli, selalu berupaya untuk sudah berada di lokasi. Demikian pula yang terjadi ketika Palu, Sigi dan Donggala diguncang bencana gempa bumi, likuifaksi dan tsunami, 28 September 2018.
Bekerjasama dengan ILUNI UI Wilayah Sulawesi Tengah, ILUNI UI Wilayah Kalimantan Timur dan RSCM-FKUI, ILUNI UI memberikan bantuan sejak H+2. Baik berupa tenda, kebutuhan hidup dan logistik lain, serta penanganan medis dan kesehatan bekerjasama dengan Emergency Medical Team RSCM dan FKUI, Dinas Kesehatan Provinsi, Kota dan Kabupaten, serta Rumah Sakit setempat.
Arief B Hardono, Ketua Umum ILUNI UI menyatakan hal ini bisa dilakukan dengan kolaborasi filantropis yang melibatkan banyak pihak. “Gala Dana 100 Biduan dan 100 Hits untuk Palu, Sigi dan Donggala, yang diketuai oleh ibu Loemongga Kartasasmita, digelar pada 5 Oktober 2018, di prakarsai Kadri Mohamad alumni UI serta Komunitas Biduan yang dikomandani oleh Adib Hidayat, mendapat dukungan penuh dari Triawan Munaf, Kepala BEKRAF” ujar Arief B Hardono, Ketua Umum ILUNI UI, kepada media Jumat (23/8/2019).
Penampilan artis-artis nasional papan atas dengan hitsnya masing-masing ditayangkan langsung oleh NET TV sepuluh jam nonstop. Elek Yo Ben, yang personilnya terdiri dari para Menteri ikut memberikan penampilan terbaiknya.
Donasi yang terkumpul mencapai 19 Miliar Rupiah. Seluruhnya disalurkan untuk masyarakat penyintas bencana di Palu, Sigi dan Donggala, melalui berbagai program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan dengan penuh kesungguhan.
Menurut Endang Mariani sebagai koordinator Program ILUNI UI Peduli, program ini direncanakan secara sistematis, berkesinambungan dan terukur.
Endang menjelaskan “Secara garis besar, program terbagi dalam empat tahap dengan fokus prioritas yang berbeda. Di masa Tanggap Darurat, ILUNI UI memberikan dukungan tempat berteduh sementara, penanganan medis, logistik, bahan pokok dan dapur umum di kantong-kantong pengungsian. Penyediaan sarana umum berupa MCK dan sarana air bersih juga dilakukan oleh ILUNI FTUI. Dukungan psikologis awal juga diberikan dengan melibatkan alumni Fakultas Psikologi UI. Selain itu alumni MENWA UI terlibat sebagai tim advance yang memiliki semua ketrampilan yang dibutuhkan”.
Pada tahap Rekonstruksi dan Rehabilitasi, ILUNI UI mulai membangun hunian sementara. Tipe pertama adalah unit tunggal yang diberi nama ANTARA. Konsepnya didisain khusus oleh ILUNI Arsitek UI. Penjelasan atas konsep ini disampaikan oleh Irvan Toreza, ketua Community Development Center ILUNI UI, “ANTARA memiliki kelebihan dapat didirikan hanya dalam waktu sekitar empat jam secara knock down, dapat dipindah-pindah, dan dapat didirikan sendiri oleh masyarakat, setelah mendapatkan pelatihan dan supervisi. ANTARA dapat digunakan sampai dengan dua tahun. Tipe kedua adalah unit komunal, berupa HUNTARA sesuai arahan kementerian PUPR” jelasnya ditempat yang sama.
Di bidang pelayanan kesehatan, ILUNI UI bekerjasama dengan RSCM-FKUI dan ILUNI FKUI, hal ini disampaikan oleh dr. Lies Dina Liastuti sebagai Dirut RSCM.“Kami melakukan serangkaian kegiatan dalam satu program Rehabilitasi dan Mitigasi Bencana PASIGALA, yang terbagi dalam empat program besar meliputi pemberian donasi sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan pelatihan, pelayanan kesehatan langsung ke masyarakat dalam bentuk bakti sosial, serta penelitian dan pengembangan. Program yang bertujuan membangun kembali dan meningkatkan pelayanan kesehatan Sulawesi Tengah, bersama-sama RSCM sebagai RSUP Nasional”” tambah dr Lies.
Sementara di bidang pendidikan, permintaan untuk melakukan pelatihan guru, terutama terkait penggunaan dan pengembangan media pembelajaran dan sistem belajar mengajar yang kreatif, inovatif dan inspiratif juga masih berdatangan. Untuk itu monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian program masih terus kami jalankan. Serangkaian penelitian ilmiah juga dilakukan, terkait mekanisme resiliensi dan coping strategy berdasarkan kearifan budaya lokal. Hasilnya sangat bermanfaat untuk menentukan dan merancang langkah mitigasi dan pemulihan kondisi sosial dan psikologis serta kesehatan mental masyarakat, yang ternyata memiliki perbedaan signifikan antara masyarakat terdampak gempa, likuifaksi dan tsunami.
Untuk melakukan seluruh rangkaian program yang cukup panjang, ILUNI UI tidak sendiri. Para relawan alumni UI Lintas Angkatan dan Lintas Fakultas bergantian datang dan tinggal di Palu, Sigi dan Donggala. Bukan hanya sehari dua hari, tetapi sampai hitungan bulan.
(wbs)