Tunisia Kerahkan Robot Awasi Warga yang Membandel Saat Lockdown
A
A
A
TUNIS - Pandemi COVID-19 sudah menyerang seluruh benua di Bumi, termasuk di Benua Afrika. Sementara itu, setiap negara mengambil kebijakan berbeda-beda dalam menghadapi penyakit mematikan ini.
Misalnya di Tunisia, yang mengerahkan robot polisi untuk berpatroli keliling kota. Tujuannya agar masyarakat setempat mematuhi kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown yang telah diterapkan.
Negara di ujung utara Afrika ini mengembangkan robot polisi bernama PGuard, dengan dibekali kendali jarak jauh. Selain itu, robot ini juga dilengkapi pemindai infra merah, kamera pemindai suhu tubuh, serta alarm.
Melansir dari The Guardian, Minggu (5/4/2020), cara kerja PGuard adalah menghentikan warga yang masih berkeliaran di luar rumah dan tidak mengindahkan aturan lockdown. Kemudian, robot akan meminta kartu identitas warga tersebut untuk ditunjukkan.
PGuard merupakan robot yang diproduksi oleh Enova Robotics, hasil ciptaan seseorang bernama Anis Sahbani. Robot ini pertama kali diproduksi pada 2015 sebagi patroli keamanan.
Robot yang juga bisa beroperasi sendiri dan dilengkapi teknologi kecerdasan buatan ini, memakan biaya produksi sekitar Rp2,2 miliar dan sebagian dijual ke negara lain.
Misalnya di Tunisia, yang mengerahkan robot polisi untuk berpatroli keliling kota. Tujuannya agar masyarakat setempat mematuhi kebijakan pembatasan wilayah atau lockdown yang telah diterapkan.
Negara di ujung utara Afrika ini mengembangkan robot polisi bernama PGuard, dengan dibekali kendali jarak jauh. Selain itu, robot ini juga dilengkapi pemindai infra merah, kamera pemindai suhu tubuh, serta alarm.
Melansir dari The Guardian, Minggu (5/4/2020), cara kerja PGuard adalah menghentikan warga yang masih berkeliaran di luar rumah dan tidak mengindahkan aturan lockdown. Kemudian, robot akan meminta kartu identitas warga tersebut untuk ditunjukkan.
PGuard merupakan robot yang diproduksi oleh Enova Robotics, hasil ciptaan seseorang bernama Anis Sahbani. Robot ini pertama kali diproduksi pada 2015 sebagi patroli keamanan.
Robot yang juga bisa beroperasi sendiri dan dilengkapi teknologi kecerdasan buatan ini, memakan biaya produksi sekitar Rp2,2 miliar dan sebagian dijual ke negara lain.
(wbs)