Gunakan piezoelektrik, ubah tekanan jadi tegangan

Minggu, 23 Februari 2014 - 13:41 WIB
Gunakan piezoelektrik, ubah tekanan jadi tegangan
Gunakan piezoelektrik, ubah tekanan jadi tegangan
A A A
Sindonews.com - Begitu banyak alat-alat elektronik keseharian kita yang menggunakan baterai Nickel Metal Hydride (NiMH), seperti remote control, kamera, mainan anak, jam dinding ataupun senter penerang.

Melihat hal tersebut, dua siswa SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta terinspirasi membuat sebuah alat praktis portable charger baterai NiMH. Terciptalah alas kaki dengan piezoelektrik sebagai charger mekanik alternatif.

Mereka adalah Danika Ramadhanti dan Aisha Anindita Hilman Achir. Kedua siswa kelas XI ini sejak awal telah mengetahui keberadaan dan fungsi dari piezoelektrik. Piezoelektrik sendiri meruppakan alat yag dapat mengubah tekanan menjadi tegangan. Melihat potensi tekanan yang dihasilkan di bawah sepatu manusia, mereka pun mencoba membuat alas kaki ber-piezoelektrik.

"Pada dasarnya, piezoelektrik adalah lempengan keramik yang jika dikenai tekanan, bisa menghasilkan tegangan listrik dengan kekuatan tertentu. Dan ternyata pijakan kaki manusia cukup kuat karena mampu mengaliri tegangan listrik rata-rata antara 1-3,5volt," ujar Danika.

Dari empat macam baterai yang sering digunakan masyarakat, baterai NiMH merupakan baterai yang cocok di-recharge dengan alat yang mereka buat tersebu. Hal tersebut dikarenakan, baterai NiMH cukup membutuhkan tegangan 1,2 volt untuk terisi kembali. Mereka menggunakan 10 buah piezoelektrik yang diletakkan di lembar plastik alas kaki dengan rangkaian paralel.

"Kami menempelkan empat piezoelektrik di bagian belakang dan enam lainnya di bagian depan alas kaki. Kedua area ini dirasa paling bisa menghasilkan tekanan terbaik agar tegangan yang dihasilkan pun makin besar. Dengan tegangan yang makin tinggi dihasilkan, waktu untuk me-recharge baterai pun makin cepat," imbuhnya.

Dijelaskan Danika, aktivitas pengguna alas kaki menjadi faktor penentu besarnya tegangan yang dihasilkan. Bahkan berat badan pengguna tidak berpengaruh signifikan. Aktivitas berlari dan melompat terbukti memberikan tekanan lebih besar pada piezoelektrik daripada sekedar berjalan.

"Desain sendiri kami buat portable agar bisa dipindah-pindahkan ke sepatu yang lain. Kami pun merancang perlindungan pada rangkaian kabel bahkan baterai yang tengah di-charge agar tidak mengganggu aktivitas penggunanya. Dengan menggunakan pelindung plastik bekas lem, baterai tidak akan terlepas dan aman meski terkena air," jelasnya.

Hasil penelitian Danika dan Aisha ini pun berhasil meraih prestasi dalam Indonesia Science Project Olympiad (ISPO) 2014 yang diadakan 18 Februari 2014 lalu di Jakarta. Meski tak berhasil keluar sebagai pemenang pertama, kedua atau ketiga, mereka dinobatkan sebagai penerima honorable mention untuk kategori teknologi.

"Kami cukup bangga karena penghargaan ini diberikan pada karya yang dinilai para juri memiliki keunikan tersendiri. Kami juga bangga terpilih menjadi salah satu tim yang akan mewakili Indonesia ke ajang Internasional Dream Line di Ankara, Turki tahun ini juga," ungkapnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8327 seconds (0.1#10.140)