Instalasi Pengolahan Air Karya Indonesia Dipuji Asing
A
A
A
JAKARTA - Sebuah inovasi baru lahir dari pakar Indonesia dalam pengolahan air bersih secara modern. Inovasi ini berbiaya murah dan bisa diterapkan dengan mudah diseluruh Indonesia.
"Temuan kami Instalasi Pengolahan Air (IPA) Nusantara jauh lebih bagus dibandingkan dengan inovasi pakar-pakar luar negeri, bahkan kita terdepan dalam temuan baru ini," jelas pakar Water Technology dari ITB sekaligus salah satu penemu IPA Nusantara Dr.Ing. Ir. Mohajit, MSc, dalam keterangan tertulisnya pada Sindonews, Kamis (22/1/2015).
Bersama pakar lainnya dari ITB Dr.Ir.Bagus Budwatoro, Ir. Haryo U.Kustianto dan Ir.A.Hasan Bachri, M.Eng, Mohajit menjelaskan tekhnologi yang digunakan dalam IPA ini ditujukan untuk menambah kapasitas produksi air bersih yang dikelolah oleh PDAM.
"Dengan luas area produksi yang sama, teknologi IPA Nusantara dapat memproduksi air bersih hingga 3 kali lipat. Dan teknologi ini diakui oleh pakar-pakar dari luar negeri," terang alumnus Post Doctoral, Engineering Biology and Biotechnology, University of Karlsruhe, FR Germany ini.
Dr.Ir.Bagus Budwatoro yang juga merupakan salah seorang penemu IPA Nusantara menjelaskan teknologi anak bangsa ini hingga saat ini sengaja tidak dipatenkan, dengan tujuan dapat diimplementasi secara luas diseluruh Indonesia.
"Meskipun banyak yang ingin membeli paten-nya tapi kami tidak mau mempanten-kan, kami ingin tekhnologi ini digunakan secara terbuka oleh bangsa Indonesia," terang pakar Pipeline ITB ini.
Bagus menginformasikan IPA Nusantara ini telah diimplementasi oleh PDAM Kota Bogor, Pangkal Pinang dan Bali. Keingginan agar teknologi anak bangsa Indonesia dapat tersebar luas keseluruh Indonesia, sudah tentu harus mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama Pemerintah.
"Pemerintah SBY sebelumnya melalui target Milenium Development Goal dalam penyediaan air bersih mencapai 250.000 meter kubik, namun hingga saat ini target tersebut masih jauh karena masih menggunakan tekhnologi konvensional. Ini kesempatan bagi Pemerintahan Jokowi untuk mewujudkan target tersebut," jelas Ir. Haryo U.Kustianto.
Sementara Kepala Bagian Produksi Dekeng PDAM Kota Kota Bogor Adi Gunadi menjelaskan, dengan sistem uprating menggunakan teknologi IPA maka fasiltas yang ada sebelumnya tidak berubah, "hanya sedikit modifikasi dan hasilnya berbeda jauh dengan sistem konvensional," terangnya.
Dijelaskan, jika menggunakan teknologi konvensional maka air bersih yang dihasilkan 400 liter/detik, dan menggunakan IPA ini bisa mencapai titik maksimal 1200 liter/detik.
"Tapi secara rata-rata kami hanya menetapkan 1000 liter/detik sehingga tidak terlalu overload," jelasnya.
Ditambahkan dengan adanya tekhnologi baru di sistem IPA ini, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Bogor dapat terpenuhi.
"PDAM Kota Bogor hampir tiap tahun masuk kelompok 3 besar PDAM tersehat seluruh Indonesia," tutup Adi.
"Temuan kami Instalasi Pengolahan Air (IPA) Nusantara jauh lebih bagus dibandingkan dengan inovasi pakar-pakar luar negeri, bahkan kita terdepan dalam temuan baru ini," jelas pakar Water Technology dari ITB sekaligus salah satu penemu IPA Nusantara Dr.Ing. Ir. Mohajit, MSc, dalam keterangan tertulisnya pada Sindonews, Kamis (22/1/2015).
Bersama pakar lainnya dari ITB Dr.Ir.Bagus Budwatoro, Ir. Haryo U.Kustianto dan Ir.A.Hasan Bachri, M.Eng, Mohajit menjelaskan tekhnologi yang digunakan dalam IPA ini ditujukan untuk menambah kapasitas produksi air bersih yang dikelolah oleh PDAM.
"Dengan luas area produksi yang sama, teknologi IPA Nusantara dapat memproduksi air bersih hingga 3 kali lipat. Dan teknologi ini diakui oleh pakar-pakar dari luar negeri," terang alumnus Post Doctoral, Engineering Biology and Biotechnology, University of Karlsruhe, FR Germany ini.
Dr.Ir.Bagus Budwatoro yang juga merupakan salah seorang penemu IPA Nusantara menjelaskan teknologi anak bangsa ini hingga saat ini sengaja tidak dipatenkan, dengan tujuan dapat diimplementasi secara luas diseluruh Indonesia.
"Meskipun banyak yang ingin membeli paten-nya tapi kami tidak mau mempanten-kan, kami ingin tekhnologi ini digunakan secara terbuka oleh bangsa Indonesia," terang pakar Pipeline ITB ini.
Bagus menginformasikan IPA Nusantara ini telah diimplementasi oleh PDAM Kota Bogor, Pangkal Pinang dan Bali. Keingginan agar teknologi anak bangsa Indonesia dapat tersebar luas keseluruh Indonesia, sudah tentu harus mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama Pemerintah.
"Pemerintah SBY sebelumnya melalui target Milenium Development Goal dalam penyediaan air bersih mencapai 250.000 meter kubik, namun hingga saat ini target tersebut masih jauh karena masih menggunakan tekhnologi konvensional. Ini kesempatan bagi Pemerintahan Jokowi untuk mewujudkan target tersebut," jelas Ir. Haryo U.Kustianto.
Sementara Kepala Bagian Produksi Dekeng PDAM Kota Kota Bogor Adi Gunadi menjelaskan, dengan sistem uprating menggunakan teknologi IPA maka fasiltas yang ada sebelumnya tidak berubah, "hanya sedikit modifikasi dan hasilnya berbeda jauh dengan sistem konvensional," terangnya.
Dijelaskan, jika menggunakan teknologi konvensional maka air bersih yang dihasilkan 400 liter/detik, dan menggunakan IPA ini bisa mencapai titik maksimal 1200 liter/detik.
"Tapi secara rata-rata kami hanya menetapkan 1000 liter/detik sehingga tidak terlalu overload," jelasnya.
Ditambahkan dengan adanya tekhnologi baru di sistem IPA ini, pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Bogor dapat terpenuhi.
"PDAM Kota Bogor hampir tiap tahun masuk kelompok 3 besar PDAM tersehat seluruh Indonesia," tutup Adi.
(dol)