Kenya Gaungkan Perang Terhadap Burung Quelea Paruh Merah
Jum'at, 20 Januari 2023 - 19:02 WIB
NAIROBI - Pemerintah Kenya giat memberantas sekitar enam juta quelea paruh merah pemakan tumbuhan. Tindakan ini diperkirakan akan berdampak pada burung pemangsa dan spesies liar lainnya.
Seperti dilansir dari The Guardian, para ahli memperingatkan upaya itu akan menyebabkan spesies burung tersebut menyerang ladang gandum untuk makanan sehingga mengancam 810 hektar padi di negara tersebut.
Dan terbukti sekitar 121 hektar sawah dihancurkan oleh burung itu.
Seekor burung quelea bisa makan hingga 10 gram biji-bijian per hari, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Petani di Kenya bagian barat bahkan kehilangan hampir 60 ton biji-bijian akibat burung tersebut.
Pada tahun 2021, FAO memperkirakan bahwa kehilangan hasil panen yang terkait dengan burung quelea akan mencapai USD50 juta setiap tahun.
Penyemprotan fenthion, yang merupakan salah satu jenis pestisida, adalah salah satu metode yang disukai untuk memerangi hama di Afrika.
Namun, kata para peneliti, bahan kimia itu berbahaya bagi manusia dan organisme lain.
"Dengan demikian, semprotan Fenthion dapat secara tidak sengaja melukai atau membunuh hewan lain, dengan efek buruk yang mempengaruhi organisme non-target," kata mereka.
Manajer spesies dan lokasi di Nature Kenya, Paul Gacheru, mengatakan metode yang digunakan untuk mengendalikan spesies burung quelea harus dikomunikasikan dengan jelas oleh pemerintah.
Hal ini karena penggunaan avicide (pembunuh burung) tanpa target tertentu dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kematian burung dan hewan lainnya.
Dengan perkiraan populasi burung berkembang biak di Afrika sebesar 1,5 miliar, ahli burung mengatakan, tidak ada cukup burung pemangsa untuk memusnahkan koloni spesies quela atau solusi ramah lingkungan yang terjamin.
Seperti dilansir dari The Guardian, para ahli memperingatkan upaya itu akan menyebabkan spesies burung tersebut menyerang ladang gandum untuk makanan sehingga mengancam 810 hektar padi di negara tersebut.
Dan terbukti sekitar 121 hektar sawah dihancurkan oleh burung itu.
Seekor burung quelea bisa makan hingga 10 gram biji-bijian per hari, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). Petani di Kenya bagian barat bahkan kehilangan hampir 60 ton biji-bijian akibat burung tersebut.
Pada tahun 2021, FAO memperkirakan bahwa kehilangan hasil panen yang terkait dengan burung quelea akan mencapai USD50 juta setiap tahun.
Penyemprotan fenthion, yang merupakan salah satu jenis pestisida, adalah salah satu metode yang disukai untuk memerangi hama di Afrika.
Namun, kata para peneliti, bahan kimia itu berbahaya bagi manusia dan organisme lain.
"Dengan demikian, semprotan Fenthion dapat secara tidak sengaja melukai atau membunuh hewan lain, dengan efek buruk yang mempengaruhi organisme non-target," kata mereka.
Manajer spesies dan lokasi di Nature Kenya, Paul Gacheru, mengatakan metode yang digunakan untuk mengendalikan spesies burung quelea harus dikomunikasikan dengan jelas oleh pemerintah.
Hal ini karena penggunaan avicide (pembunuh burung) tanpa target tertentu dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan dan kematian burung dan hewan lainnya.
Dengan perkiraan populasi burung berkembang biak di Afrika sebesar 1,5 miliar, ahli burung mengatakan, tidak ada cukup burung pemangsa untuk memusnahkan koloni spesies quela atau solusi ramah lingkungan yang terjamin.
(wbs)
tulis komentar anda