Astronot UEA: Ramadhan Tak Perlu Puasa saat Berada di Antariksa
Jum'at, 27 Januari 2023 - 16:09 WIB
HOUSTON - Astronot Uni Emirat Arab (UEA) Sultan al-Neyadi mengatakan dia tidak perlu berpuasa selama bulan Ramadhan selama misi luar angkasa karena kondisi di sana tidak mengharuskannya untuk melakukan ibadah.
Pria berusia 41 tahun itu akan menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa ketika dia berangkat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bulan depan dengan roket SpaceX Falcon 9.
Sultan bersama Stephen Bowen dan Warren Hoburg dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Andrey Fedyaev dari Rusia dijadwalkan terbang ke ISS 26 Februari mendatang sebagai anggota SpaceX Dragon Crew-6.
Saat ditanya dalam konferensi pers bagaimana dia akan merayakan bulan suci Ramadhan ketika umat Islam biasanya berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, kata Sultan, situasi itu akan dikecualikan.
“Saya dalam definisi musafir dan sebenarnya bisa berbuka puasa. Itu tidak wajib. Sebenarnya puasa itu tidak wajib kalau tidak sehat,” kata Sultan seperti dilansir dari AFP, Jumat (27/1/2023).
Sultan menambahkan bahwa ketika dia berada di luar angkasa, dia ditetapkan sebagai seorang musafir dan diperbolehkan untuk tidak berpuasa, dengan mengatakan bahwa itu tidak wajib.
Jadi, katanya, dalam hal ini, apa pun yang dapat memengaruhi misi atau mungkin membahayakan awak, para astronot sebenarnya diperbolehkan makan dan minum secukupnya.
Sultan akan menjadi warga UEA kedua yang mengikuti penerbangan ke luar angkasa.
Pada September 2019, astronot UEA pertama, Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS.
Pria berusia 41 tahun itu akan menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa ketika dia berangkat ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) bulan depan dengan roket SpaceX Falcon 9.
Sultan bersama Stephen Bowen dan Warren Hoburg dari National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Andrey Fedyaev dari Rusia dijadwalkan terbang ke ISS 26 Februari mendatang sebagai anggota SpaceX Dragon Crew-6.
Saat ditanya dalam konferensi pers bagaimana dia akan merayakan bulan suci Ramadhan ketika umat Islam biasanya berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, kata Sultan, situasi itu akan dikecualikan.
“Saya dalam definisi musafir dan sebenarnya bisa berbuka puasa. Itu tidak wajib. Sebenarnya puasa itu tidak wajib kalau tidak sehat,” kata Sultan seperti dilansir dari AFP, Jumat (27/1/2023).
Sultan menambahkan bahwa ketika dia berada di luar angkasa, dia ditetapkan sebagai seorang musafir dan diperbolehkan untuk tidak berpuasa, dengan mengatakan bahwa itu tidak wajib.
Jadi, katanya, dalam hal ini, apa pun yang dapat memengaruhi misi atau mungkin membahayakan awak, para astronot sebenarnya diperbolehkan makan dan minum secukupnya.
Sultan akan menjadi warga UEA kedua yang mengikuti penerbangan ke luar angkasa.
Pada September 2019, astronot UEA pertama, Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS.
tulis komentar anda