NASA Menguji Mesin Roket Supersonik Langka, Gunakan Sistem Pembakaran Melingkar
Senin, 30 Januari 2023 - 19:30 WIB
FLORIDA - NASA dan perusahaan kedirgantaraan yang berbasis di Indiana IN Space LLC menguji coba desain mesin roket supersonik langka. Mesin ini lebih kuat daripada mesin berbahan bakar kimia yang digunakan untuk mengangkut astronot dan kargo ke luar angkasa.
NASA menguji mesin roket detonasi berputar menggunakan gelombang bahan bakar dan oksidator yang dibakar untuk menghasilkan daya dorong dengan menciptakan gelombang kejut supersonik. Pengujian mencakup lebih dari selusin putaran dan menghasilkan daya dorong terbesar untuk desain mesin ini.
Dorongan yang dihasilkan kemudian diarahkan melalui nosel yang dibuat dengan cermat, menghasilkan keseimbangan gas buang dan tekanan ruang yang sangat penting menentukan kinerja mesin. Proses ini disebut deflagrasi, istilah teknis di mana gas buang atau produk sampingan dari reaksi pembakaran bergerak lebih lambat dari kecepatan suara.
Dengan sistem mesin yang berputar menggunakan prinsip detonasi, membangun tekanan mandiri di dalam ruang bakar, yang mengarah pada efisiensi bahan bakar dan tenaga yang lebih tinggi. Uji coba ini menghasilkan lebih dari 4.000 pound daya dorong dengan Rotating Detonation Rocket Engine (RDNE).
Tujuan dari tes tersebut, menurut NASA, bukanlah untuk membuat rekor tekanan ruang baru. Sebaliknya, NASA bertujuan untuk mengevaluasi apakah bahan pembuat mesin dapat menahan tekanan tinggi dari pembakaran detonative, terutama yang digunakan untuk propulsi roket.
“Bahan-bahan ini dibangun melalui manufaktur 3D, dengan menggunakan bahan yang tepat, "paduan tembaga GRCop-42 yang dikembangkan NASA,” demikianketerangan NASA dikutip dari laman wccftech, Senin (30/1/2023).
Mesin dengan daya dorong seberat 4.000 pon juga berhasil mendemonstrasikan pengapian internal. NASA sekarang bertujuan untuk menguji versi 10.000 pon yang jauh lebih kuat.
NASA menguji mesin roket detonasi berputar menggunakan gelombang bahan bakar dan oksidator yang dibakar untuk menghasilkan daya dorong dengan menciptakan gelombang kejut supersonik. Pengujian mencakup lebih dari selusin putaran dan menghasilkan daya dorong terbesar untuk desain mesin ini.
Dorongan yang dihasilkan kemudian diarahkan melalui nosel yang dibuat dengan cermat, menghasilkan keseimbangan gas buang dan tekanan ruang yang sangat penting menentukan kinerja mesin. Proses ini disebut deflagrasi, istilah teknis di mana gas buang atau produk sampingan dari reaksi pembakaran bergerak lebih lambat dari kecepatan suara.
Dengan sistem mesin yang berputar menggunakan prinsip detonasi, membangun tekanan mandiri di dalam ruang bakar, yang mengarah pada efisiensi bahan bakar dan tenaga yang lebih tinggi. Uji coba ini menghasilkan lebih dari 4.000 pound daya dorong dengan Rotating Detonation Rocket Engine (RDNE).
Tujuan dari tes tersebut, menurut NASA, bukanlah untuk membuat rekor tekanan ruang baru. Sebaliknya, NASA bertujuan untuk mengevaluasi apakah bahan pembuat mesin dapat menahan tekanan tinggi dari pembakaran detonative, terutama yang digunakan untuk propulsi roket.
“Bahan-bahan ini dibangun melalui manufaktur 3D, dengan menggunakan bahan yang tepat, "paduan tembaga GRCop-42 yang dikembangkan NASA,” demikianketerangan NASA dikutip dari laman wccftech, Senin (30/1/2023).
Mesin dengan daya dorong seberat 4.000 pon juga berhasil mendemonstrasikan pengapian internal. NASA sekarang bertujuan untuk menguji versi 10.000 pon yang jauh lebih kuat.
(wib)
tulis komentar anda