Misteri Detak Sinyal Matahari Terpecahkan, Jadi Petunjuk Antisipasi Badai Elektromagnetik

Senin, 27 Februari 2023 - 22:36 WIB
Para peneliti menunjukkan dengan tepat kemungkinan asal sinyal seperti detak jantung misterius yang dimuntahkan matahari selama jilatan api matahari. Foto/Live Science
NEW JERSEY - Misteri detak sinyal matahari yang dipancarkan selama letusan atau jilatan matahari akhirnya terpecahkan. Para peneliti menunjukkan dengan tepat kemungkinan asal sinyal seperti detak jantung misterius yang dimuntahkan matahari selama jilatan api matahari .

Temuan ini dapat membantu mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana badai matahari yang berpotensi merusak dilepaskan. Dalam studi yang diterbitkan 12 Desember 2022, di jurnal Nature Communications, Sijie Yu, astronom radio surya di New Jersey Institute of Technology (NJIT), menganalisis sinyal detak jantung yang terkandung dalam suar kelas C sedang yang meletus pada 13 Juli 2017.

Setelah menganalisis data yang dikumpulkan oleh NJIT's Expanded Owens Valley Solar Array (EOVSA) di California dan Observatorium Dinamika Surya NASA, tim menemukan sinyal detak jantung sekunder. Sinyal kedua tak terduga, yang tampaknya terkait dengan sinyal asli, memungkinkan para peneliti untuk menentukan dengan tepat apa yang terjadi selama jilatan api matahari untuk memicu pasangan sinyal tersebut.





“Pola ini penting untuk memahami bagaimana energi dilepaskan dan dihamburkan di atmosfer Matahari selama ledakan yang luar biasa dahsyat ini. Namun, asal usul pola berulang ini telah lama menjadi misteri dan sumber perdebatan di kalangan fisikawan surya,” kata Sijie Yu dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (27/2/2023).

Sinyal detak jantung utama yang terdeteksi selama jilatan api matahari 2017, berdenyut setiap 10 hingga 20 detik. Tetapi sinyal sekunder, yang lebih lemah dari sinyal utama, berdetak setiap 30 hingga 60 detik, datang dari seluruh lembar arus, yang belum pernah diamati sebelumnya.

Menggunakan data yang dikumpulkan oleh EOVSA, tim peneliti menemukan bahwa, meskipun periodisitasnya berbeda, kedua detak jantung kemungkinan besar memiliki pemicu yang sama. Strukturnya mirip gelembung yang dikenal sebagai "pulau magnet", yang terbentuk di lembaran saat ini.

Sekarang, para peneliti ingin menganalisis kembali data dari sinyal QPP lain untuk melihat apakah mereka juga terbentuk dari pulau-pulau magnetik. Gangguan pada "lembaran saat ini" ini diyakini sebagai sumber "ketukan" dalam sinyal QPP atau pulsasi kuasi-periodik.



QPP merupakan semburan radio matahari serta beberapa semburan radio bintang dari bintang-bintang jauh, kadang-kadang berisi pola berulang. Ledakan radio surya adalah aliran radiasi elektromagnetik yang diluncurkan ke luar angkasa bersama dengan pancaran plasma superhot, yang dikenal sebagai coronal mass ejections (CMEs), selama semburan matahari.

CME berukuran besar dan cepat dapat melakukan perjalanan dengan kecepatan hingga 4,5 juta mil per jam. Materi yang dikeluarkan dari matahari dalam CME dapat terdiri dari miliaran ton partikel atmosfer matahari serta membawa medan magnet yang tertanam.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More