Fenomena Aurora Misterius Muncul di AS Selama Badai Matahari Terkuat
Selasa, 28 Maret 2023 - 20:14 WIB
WASHINGTON - Fenomena aurora misterius yang dikenal sebagai Steve muncul beberapa kali di seluruh Amerika Serikat (AS) dan sebagian Inggris Raya. Fenomena aurora misterius muncul setelah badai matahari dahsyat menghantam Bumi pekan lalu.
Fenomena aurora misterius Steve secara resmi dikenal pada tahun 2016 yang muncul sebagai peningkatan kecepatan emisi termal yang kuat atau strong thermal emission velocity enhancement (STEVE). Steve muncul berupa pita cahaya yang panjang dan tebal, biasanya berwarna putih, ungu, atau hijau, menggantung di langit hingga satu jam.
Meski terlihat sangat mirip dengan aurora, atau cahaya utara, dan sering muncul bersamaan, Steve bukanlah aurora. Badai matahari kuat yang tidak terdeteksi pada 23 Maret 2023 telah memicu penampakan Steve yang meluas secara tidak biasa.
Fenomena tersebut terekam di South Dakota, negara bagian Washington, Idaho, Montana (dua kali) dan di Skotlandia di Inggris Raya. Menurut Spacewaether.com, fenomena Steve juga terlihat di tempat lain, terutama di bagian utara Bumi.
Dikutip dari laman Live Science, Selasa (28/3/2023), fenomena Steve disebabkan oleh aliran plasma panas, atau gas terionisasi, yang menembus magnetosfer Bumi dan masuk ke ionosfer akibat gangguan magnetik selama badai matahari. Plasma ini bergerak dengan kecepatan sekitar 21.400 km/jam, yang menciptakan gesekan dengan udara di sekitarnya dan membangkitkan molekul untuk bersinar dengan cara yang sama seperti aurora.
Tetapi aliran plasma yang konstan menyebabkan fenomena visual yang tidak bergerak, berbeda dengan cahaya aurora yang menari-nari. Fenomena Steve juga bisa disertai dengan kilatan lampu hijau, atau "pagar piket", yang berkedip di langit selama sekitar 30 detik sebelum menghilang.
Ini bukan pertama kalinya fenomena Steve muncul di atas Amerika Utara. Pada Agustus 2022, fenomena Steve terekam secara spektakuler setelah muncul di langit Kanada selatan setelah badai matahari mengejutkan menghantam Bumi.
Fenomena aurora misterius Steve secara resmi dikenal pada tahun 2016 yang muncul sebagai peningkatan kecepatan emisi termal yang kuat atau strong thermal emission velocity enhancement (STEVE). Steve muncul berupa pita cahaya yang panjang dan tebal, biasanya berwarna putih, ungu, atau hijau, menggantung di langit hingga satu jam.
Meski terlihat sangat mirip dengan aurora, atau cahaya utara, dan sering muncul bersamaan, Steve bukanlah aurora. Badai matahari kuat yang tidak terdeteksi pada 23 Maret 2023 telah memicu penampakan Steve yang meluas secara tidak biasa.
Fenomena tersebut terekam di South Dakota, negara bagian Washington, Idaho, Montana (dua kali) dan di Skotlandia di Inggris Raya. Menurut Spacewaether.com, fenomena Steve juga terlihat di tempat lain, terutama di bagian utara Bumi.
Dikutip dari laman Live Science, Selasa (28/3/2023), fenomena Steve disebabkan oleh aliran plasma panas, atau gas terionisasi, yang menembus magnetosfer Bumi dan masuk ke ionosfer akibat gangguan magnetik selama badai matahari. Plasma ini bergerak dengan kecepatan sekitar 21.400 km/jam, yang menciptakan gesekan dengan udara di sekitarnya dan membangkitkan molekul untuk bersinar dengan cara yang sama seperti aurora.
Tetapi aliran plasma yang konstan menyebabkan fenomena visual yang tidak bergerak, berbeda dengan cahaya aurora yang menari-nari. Fenomena Steve juga bisa disertai dengan kilatan lampu hijau, atau "pagar piket", yang berkedip di langit selama sekitar 30 detik sebelum menghilang.
Ini bukan pertama kalinya fenomena Steve muncul di atas Amerika Utara. Pada Agustus 2022, fenomena Steve terekam secara spektakuler setelah muncul di langit Kanada selatan setelah badai matahari mengejutkan menghantam Bumi.
(wib)
tulis komentar anda