Cara India Menetralkan Ancaman saat Senjata UAV Merajalela

Kamis, 30 Maret 2023 - 15:41 WIB


Militer AS di Irak saja telah dibanjiri drone kecil yang dipergunakan untuk pengawasan dan pengintaian. Beberapa drone yang ditangkap atau ditembak jatuh rupanya telah dilengkapi dengan sistem Electronic Counter Measures (ECM).

Jenderal Frank McKenzie, jenderal tertinggi AS di Timur Tengah, mengatakan, “drone adalah ancaman terbesar bagi pasukan AS di wilayah tersebut.”

Serangan pesawat tak berawak yang paling signifikan dan menghancurkan adalah di Kilang Minyak Saudi, yang dipertahankan dengan ketat oleh campuran Senjata AD dan SAM. Sebuah laporan yang belum dikonfirmasi menyatakan bahwa drone dapat diluncurkan sejauh 100 km atau lebih.

Terlepas dari seluruh keunggulan drone, pesawat tak berawak ini juga punya keterbatasan yang dapat dimanfaatkan.

Pada dasarnya drone merupakan mesin yang rapuh dan dapat dihancurkan dalam sekali serang, bahkan dari peluru senapan sekalipun.

Untuk mengendalikannya juga diperlukan tenaga ahli yang memadai dan tidak digunakan sembarang orang. Untuk pelepasan senjatanya juga harus dalam ketinggian terendah, membuat senjata ini mudah untuk terdeteksi.

Selain itu, drone yang biasa beroperasi di wilayah Timur Tengah kebanyakan masih dilengkapi sensor inframerah yang akan dapat terdeteksi.

Militer India harus mempertimbangkan penggunaan drone untuk pengawasan 24 jam di area sensitif seperti lapangan udara, baik siang maupun malam, dengan mengembangkan SOP yang sesuai untuk tetap berada di luar jalur penerbangan pesawat.

Sampai sistem deteksi dan netralisasi drone yang asli menjadi layak dan tersedia secara operasional, ancaman drone akan tetap menjadi ancaman, terutama yang dekat dengan daerah perbatasan yang terganggu.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More