Menristek Akui Tidak hanya Ciptakan Vaksin, tapi juga Obat dan Terapi
Minggu, 26 Juli 2020 - 12:02 WIB
JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang PS Brodjonegoro, mengatakan, selain vaksin, terapi dan alat kesehatan juga dibutuhkan di masa pandemi Covid-19 ini. BACA JUGA - Hasil Riset Klaim Manusia Lebih Dekat dengan Gen Neanderthal
Bambang memaparkan, Tim Konsorsium Riset dan Inovasi bentukan Kemristek/BRIN tidak hanya melakukan litbang tentang vaksin yang sifatnya pencegahan, tetapi juga melakukan terobosan untuk menghasilkan obat dan terapi untuk menanggulangi Covid-19.
“Antara lain contohnya adalah plasma convalescens atau terapi plasma darah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menciptakan inovasi alat kesehatan (alkes), baik untuk membantu pernapasan seperti ventilator, maupun untuk melakukan skrining dan diagnosis seperti penciptaaan produk-produk inovatif rapid test dan PCR tes kit,” ungkap mantan Kepala BAPPENAS itu. BACA JUGA - Jangankan Mama Muda, Setan pun Suka Goyang TikTok
Lebih lanjut Menteri Bambang menjelaskan, dalam pengembangan vaksin, ada dua cara yang digunakan. Pertama, kerja sama dengan luar negeri, dengan memperhatikan kecepatannya dalam aplikasi vaksin dari luar negeri di Indonesia untuk diuji coba klinis di Indonesia.
Kedua, mempertahankan juga kemandirian produksi vaksin anak bangsa, karena ini merupakan ranah Kemenristek/BRIN. Pengembangan vaksin mandiri saat ini sudah dijalankan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Ditargetkan pertengahan tahun depan sudah 2021, sudah bisa diproduksi massal, tentunya sesudah melalui uji klinis terhadap vaksin merah putih karya anak bangsa tersebut.
“Uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia, yang merupakan kerja sama Biofarma dan Sinovac, sekarang sudah memasuki uji klinis tahap tiga,” imbuhnya.
Sinovac merupakan vaksin yang diteliti dan dikembangkan oleh China. Butuh pengujian lebih lanjut di dalam negeri, untuk mengetahui kecocokannya dengan virus yang bertransmisi di Indonesia.
Selain Sinovac, jika mengacu pada informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), untuk produksi vaksin yang paling cepat juga bisa mencontoh AstraZeneca dari Inggris dan Moderna dari Amerika Serikat.
Bambang memaparkan, Tim Konsorsium Riset dan Inovasi bentukan Kemristek/BRIN tidak hanya melakukan litbang tentang vaksin yang sifatnya pencegahan, tetapi juga melakukan terobosan untuk menghasilkan obat dan terapi untuk menanggulangi Covid-19.
“Antara lain contohnya adalah plasma convalescens atau terapi plasma darah, serta yang tidak kalah pentingnya adalah menciptakan inovasi alat kesehatan (alkes), baik untuk membantu pernapasan seperti ventilator, maupun untuk melakukan skrining dan diagnosis seperti penciptaaan produk-produk inovatif rapid test dan PCR tes kit,” ungkap mantan Kepala BAPPENAS itu. BACA JUGA - Jangankan Mama Muda, Setan pun Suka Goyang TikTok
Lebih lanjut Menteri Bambang menjelaskan, dalam pengembangan vaksin, ada dua cara yang digunakan. Pertama, kerja sama dengan luar negeri, dengan memperhatikan kecepatannya dalam aplikasi vaksin dari luar negeri di Indonesia untuk diuji coba klinis di Indonesia.
Kedua, mempertahankan juga kemandirian produksi vaksin anak bangsa, karena ini merupakan ranah Kemenristek/BRIN. Pengembangan vaksin mandiri saat ini sudah dijalankan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.
Ditargetkan pertengahan tahun depan sudah 2021, sudah bisa diproduksi massal, tentunya sesudah melalui uji klinis terhadap vaksin merah putih karya anak bangsa tersebut.
“Uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia, yang merupakan kerja sama Biofarma dan Sinovac, sekarang sudah memasuki uji klinis tahap tiga,” imbuhnya.
Sinovac merupakan vaksin yang diteliti dan dikembangkan oleh China. Butuh pengujian lebih lanjut di dalam negeri, untuk mengetahui kecocokannya dengan virus yang bertransmisi di Indonesia.
Selain Sinovac, jika mengacu pada informasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), untuk produksi vaksin yang paling cepat juga bisa mencontoh AstraZeneca dari Inggris dan Moderna dari Amerika Serikat.
(wbs)
tulis komentar anda