Mengenal OSIRIS-REx, Pesawat Luar Angkasa NASA Pertama yang Mendarat di Asteroid

Senin, 28 Agustus 2023 - 22:59 WIB
Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA dijadwalkan kembali ke Bumi pada 24 September, membawa sampel asteroid Bennu yang berpotensi berbahaya mengancam bumi. Foto/NASA/Live Science
WASHINGTON - Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx milik NASA dijadwalkan kembali ke Bumi pada 24 September, membawa sampel asteroid Bennu yang berpotensi berbahaya di dekatnya. Kepulangan OSIRIS-REx menjadi klimaks dari misi selama 7 tahun sebagai pesawat ruang angkasa pertama yang mendarat di asteroid .

Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx diluncurkan pada tahun 2016 untuk mengumpulkan sampel dari asteroid. Setelah dianalisis, sampel tersebut diharapkan dapat memberikan rincian penting tentang bagaimana kehidupan di tata surya dimulai dan tentang pergerakan asteroid yang mengancam menabrak Bumi.

Pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx (kependekan dari Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security-Regolith Explorer) dikembangkan untuk NASA oleh Lockheed Martin. Pesawat ruang angkasa ini berukuran mirip mobil van dan, jika bahan bakarnya penuh, beratnya sekitar 2.110 kilogram.





OSIRIS-REx dilengkapi lengan sampel sepanjang 3 meter untuk mengambil bongkahan batu dari asteroid. Selain itu dibekali panel surya lipat, kamera internal, dan peralatan untuk memetakan permukaan asteroid Bennu.

Setelah sampel dikembalikan ke Bumi, OSIRIS-REx akan diluncurkan lagi pada tahun 2029 dengan target ke asteroid Apophis. Ini merupakan asteroid dekat Bumi yang berpotensi berbahaya dan sarat dengan material bawah permukaan yang menarik.



Target pertama OSIRIS-REx, adalah asteroid Bennu, batuan luar angkasa seberat 77,5 juta metrik ton. Asteroid ini diperkirakan akan terbang dalam jarak 7,5 juta kilometer dari orbit bumi antara tahun 2175 dan 2199.

Jika Bennu, yaitu berukuran selebar Empire State Building, jika dibanting ke Bumi, perkiraan energi kinetik yang dilepaskan akan mencapai 1.200 megaton. Kekuatan ini kira-kira 80.000 kali lebih besar dari energi bom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang.



Belum diketahui apakah tabrakan ini akan terjadi. Kemungkinan yang diperkirakan sangatlah kecil, yaitu hanya 1 berbanding 2.700. Namun, perubahan tak terduga pada orbit Bennu, yang terus-menerus disebabkan oleh dorongan kecil dari cahaya bintang, masih dapat menggesernya ke jalur tabrakan dengan Bumi.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More