Dihantam Benda Luar Angkasa, Gunung Ini Punya 2 Puncak dan Kawah Unik
Jum'at, 15 September 2023 - 10:49 WIB
BEIJING - Peneliti China menemukan dan mengonfirmasi kawah tumbukan pertama di puncak gunung akibat ledakan hantaman materi dari luar angkasa. Kawah berbentuk mangkuk dengan diameter 1.400 meter berada di puncak Gunung Baijifeng di timur laut Provinsi Jilin, China.
Analisis sampel batuan dari situs kawah tersebut mengungkapkan fitur-fitur yang hanya mungkin terbentuk akibat peristiwa tumbukan materi luar angkasa. Temuan itu dimuat dalam jurnal peer-review internasional Matter and Radiation at Extremes yang diterbitkan pada 1 September 2023.
Penulis utama Chen Ming, seorang peneliti di Pusat Penelitian Lanjutan Sains dan Teknologi Tekanan Tinggi, mengatakan posisi kawah di puncak gunung menjadikannya unik. Kawah itu berada di antara dua puncak yang diyakini terbentuk ketika sebuah meteorit atau benda luar angkasa serupa menabrak gunung tersebut.
“(Hal) yang aneh adalah kawah ini seluruhnya berada di puncak gunung,” kata Chen dikutip SINDOnews dari laman scmp. Jumat (15/9/2023). Terbentuknya kawah tumbukan juga mengubah topografi asli Gunung Baijifeng, puncaknya menjadi puncak ganda dengan ketinggian 1.318 meter dan 1.300 meter.
Fragmen batuan di sekitar kawah ditemukan sebagian besar mengandung batu pasir, serta sejumlah kecil granit yang berasal dari periode Jurassic, yang berakhir sekitar 145 juta tahun lalu. Para ilmuwan percaya bahwa itu terbentuk oleh tumbukan besar yang terjadi setelah Periode Jurassic.
Kawah yang baru ditemukan, terletak di timur laut Tiongkok tidak jauh dari perbatasan Korea Utara, adalah kawah puncak gunung pertama yang dikonfirmasi di Bumi. Para peneliti tidak yakin kapan dampaknya terjadi, namun dampaknya meninggalkan depresi melingkar dan membagi puncak gunung menjadi dua puncak, yang dikenal sebagai Baijifeng Depan dan Baijifeng Belakang.
Para peneliti tertarik dengan bentuk cekungan di antara dua puncak gunung, yang membentang sekitar 1.400 meter dan pecahan batu pasir besar yang berserakan di gunung tersebut. Hal ini menjelaskan sebaran sejumlah besar pecahan batuan yang sebagian besar terdiri dari batu pasir, dengan sejumlah kecil granit, di puncak Gunung Baijifeng.
Analisis sampel batuan dari situs kawah tersebut mengungkapkan fitur-fitur yang hanya mungkin terbentuk akibat peristiwa tumbukan materi luar angkasa. Temuan itu dimuat dalam jurnal peer-review internasional Matter and Radiation at Extremes yang diterbitkan pada 1 September 2023.
Penulis utama Chen Ming, seorang peneliti di Pusat Penelitian Lanjutan Sains dan Teknologi Tekanan Tinggi, mengatakan posisi kawah di puncak gunung menjadikannya unik. Kawah itu berada di antara dua puncak yang diyakini terbentuk ketika sebuah meteorit atau benda luar angkasa serupa menabrak gunung tersebut.
“(Hal) yang aneh adalah kawah ini seluruhnya berada di puncak gunung,” kata Chen dikutip SINDOnews dari laman scmp. Jumat (15/9/2023). Terbentuknya kawah tumbukan juga mengubah topografi asli Gunung Baijifeng, puncaknya menjadi puncak ganda dengan ketinggian 1.318 meter dan 1.300 meter.
Fragmen batuan di sekitar kawah ditemukan sebagian besar mengandung batu pasir, serta sejumlah kecil granit yang berasal dari periode Jurassic, yang berakhir sekitar 145 juta tahun lalu. Para ilmuwan percaya bahwa itu terbentuk oleh tumbukan besar yang terjadi setelah Periode Jurassic.
Kawah yang baru ditemukan, terletak di timur laut Tiongkok tidak jauh dari perbatasan Korea Utara, adalah kawah puncak gunung pertama yang dikonfirmasi di Bumi. Para peneliti tidak yakin kapan dampaknya terjadi, namun dampaknya meninggalkan depresi melingkar dan membagi puncak gunung menjadi dua puncak, yang dikenal sebagai Baijifeng Depan dan Baijifeng Belakang.
Para peneliti tertarik dengan bentuk cekungan di antara dua puncak gunung, yang membentang sekitar 1.400 meter dan pecahan batu pasir besar yang berserakan di gunung tersebut. Hal ini menjelaskan sebaran sejumlah besar pecahan batuan yang sebagian besar terdiri dari batu pasir, dengan sejumlah kecil granit, di puncak Gunung Baijifeng.
(wib)
tulis komentar anda