NASA Sebut Musim Panas 2023 Pecahkan Rekor Suhu Terpanas

Minggu, 17 September 2023 - 09:46 WIB
Musim panas tahun 2023 memecahkan rekor suhu terpanas di bumi sejak pencatatan global dimulai pada tahun 1880. Foto/NASA
NEW YORK - Musim panas tahun 2023 memecahkan rekor suhu terpanas di bumi sejak pencatatan global dimulai pada tahun 1880. NASA menyebutkan gabungan suhu bulan Juni, Juli, dan Agustus lebih hangat 0,23 derajat Celsius dibandingkan musim panas lainnya.

Menurut catatan NASA musim panas tahun ini lebih hangat 1,2 derajat Celcius dibanding suhu rata-rata musim panas antara tahun 1951 dan 1980. Suhu di bulan Agustus saja lebih tinggi dari rata-rata musim panas 1,2 derajat Celcius.

Menurut para ilmuwan di Goddard Institute of Space Studies (GISS) NASA di New York, rekor baru ini terjadi ketika suhu panas yang luar biasa melanda sebagian besar dunia. Diperparah dengan kebakaran hutan yang mematikan di Kanada dan Hawaii, dan gelombang panas yang membakar di Amerika Selatan, Jepang, Eropa, dan Amerika Serikat.





“Rekor suhu yang mencapai rekor pada musim panas tahun 2023 bukan hanya sekedar angka, tapi mengakibatkan konsekuensi yang mengerikan di dunia nyata. Dampak perubahan iklim adalah ancaman terhadap planet kita dan generasi mendatang,” kata Administrator NASA, Bill Nelson dikutip SINDOnews dari laman climate.nasa.gov, Minggu (17/9/2023).

NASA mengumpulkan catatan suhu, yang dikenal sebagai GISTEMP, dari data suhu udara permukaan yang diperoleh puluhan ribu stasiun meteorologi. Termasuk, data suhu permukaan laut dari instrumen berbasis kapal dan pelampung.

Data mentah ini dianalisis menggunakan metode yang memperhitungkan variasi jarak stasiun suhu di seluruh dunia dan efek pemanasan perkotaan yang dapat mengacaukan perhitungan. Analisis ini menghitung anomali suhu, bukan suhu absolut.

Anomali suhu menunjukkan seberapa jauh perubahan suhu dari rata-rata dasar tahun 1951 hingga 1980. “Suhu permukaan laut yang sangat tinggi, yang sebagian dipicu oleh kembalinya El Nino, sebagian besar bertanggung jawab atas rekor kehangatan musim panas,” kata Josh Willis, ilmuwan iklim dan ahli kelautan di Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan.



El Nino adalah fenomena iklim alami yang ditandai dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari biasanya (dan permukaan laut yang lebih tinggi) di Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur. Musim panas yang memecahkan rekor pada tahun 2023 melanjutkan tren pemanasan jangka panjang.

Pengamatan dan analisis ilmiah yang dilakukan selama beberapa dekade oleh NASA, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dan lembaga internasional lainnya menunjukkan bahwa pemanasan ini terutama disebabkan oleh emisi gas rumah kaca dari aktivitas manusia. Pada saat yang sama, peristiwa alami El Nino di Pasifik memberikan kehangatan ekstra ke atmosfer global dan sering kali berkorelasi dengan kenaikan suhu.
(wib)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More