Pesawat Rusak, Tiga Astronot Mengitari Bumi Hampir 6 Ribu Kali
Jum'at, 29 September 2023 - 00:08 WIB
JAKARTA - Tiga astronot terpaksa mengelilingi Bumi hampir 6.000 kali setelah pesawat ulang-aliknya rusak akibat puing-puing ruang angkasa. Mereka adalah Frank Rubio dari AS dan dua kosmonot Rusia, Sergey Prokopyev dan Dmitri Petelin.
Alhasil misi yang tampaknya mudah ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk waktu 6 bulan, malah memakan waktu satu tahun.
Dikutip dari Huffington Post, Kamis (28/9/2023), pesawat luar angkasa para astronot mengalami kerusakan di bagian pendingin. Komponen ini sangat penting lantaran tanpanya, perangkat elektronik dan penumpang dalam kapsul bisa menjadi terlalu panas hingga tingkat yang berbahaya.
Sambil menunggu kapsul pengganti dikirim dari Bumi, para astronot akhirnya berkeliling dunia sebanyak 5.936 kali. Total jarak yang ditempuh lebih dari 157 juta mil, setara dengan 328 perjalanan ke Bulan dan kembali lagi.
Para astronot ini akhirnya dapat kembali ke bumi setelah kapsul pengganti tiba. Mereka akhirnya mendarat di wilayah terpencil Kazakhstan, tempat Rusia menjalankan program luar angkasanya, dengan pesawat ulang-alik pengganti pada Rabu, waktu setempat.
Mereka kemudian dibawa ke kota Karaganda di mana Rubio lantas diterbangkan kembali ke Houston. Lantaran insiden ini Rubio memecahkan rekor AS untuk waktu terlama di luar angkasa, menghabiskan 371 hari mengelilingi bumi – dua minggu lebih lama dari rekor ketahanan NASA sebelumnya untuk satu penerbangan luar angkasa dengan Mark Vande Hei. Rekor dunia adalah 437 hari, yang dibuat oleh Rusia pada tahun 90an.
Setelah mendarat, Rubio mengaku bahagia bisa kembali ke rumah. Rubio juga mengatakan bahwa elemen psikologis dari menghabiskan banyak waktu di luar angkasa ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan.
Administrator NASA Bill Nelson menggambarkan pemecahan rekor waktu Rubio di luar angkasa sebagai kontribusi besar bagi pemahaman kita tentang misi luar angkasa jangka panjang.
Dia menambahkan bahwa para astronot melakukan pengorbanan luar biasa jauh dari rumah dan orang-orang yang mereka cintai. “Dia mewujudkan semangat pionir sejati yang akan membuka jalan bagi eksplorasi Bulan, Mars, dan sekitarnya di masa depan,” kata Nelson.
Alhasil misi yang tampaknya mudah ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk waktu 6 bulan, malah memakan waktu satu tahun.
Dikutip dari Huffington Post, Kamis (28/9/2023), pesawat luar angkasa para astronot mengalami kerusakan di bagian pendingin. Komponen ini sangat penting lantaran tanpanya, perangkat elektronik dan penumpang dalam kapsul bisa menjadi terlalu panas hingga tingkat yang berbahaya.
Sambil menunggu kapsul pengganti dikirim dari Bumi, para astronot akhirnya berkeliling dunia sebanyak 5.936 kali. Total jarak yang ditempuh lebih dari 157 juta mil, setara dengan 328 perjalanan ke Bulan dan kembali lagi.
Para astronot ini akhirnya dapat kembali ke bumi setelah kapsul pengganti tiba. Mereka akhirnya mendarat di wilayah terpencil Kazakhstan, tempat Rusia menjalankan program luar angkasanya, dengan pesawat ulang-alik pengganti pada Rabu, waktu setempat.
Mereka kemudian dibawa ke kota Karaganda di mana Rubio lantas diterbangkan kembali ke Houston. Lantaran insiden ini Rubio memecahkan rekor AS untuk waktu terlama di luar angkasa, menghabiskan 371 hari mengelilingi bumi – dua minggu lebih lama dari rekor ketahanan NASA sebelumnya untuk satu penerbangan luar angkasa dengan Mark Vande Hei. Rekor dunia adalah 437 hari, yang dibuat oleh Rusia pada tahun 90an.
Setelah mendarat, Rubio mengaku bahagia bisa kembali ke rumah. Rubio juga mengatakan bahwa elemen psikologis dari menghabiskan banyak waktu di luar angkasa ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan.
Administrator NASA Bill Nelson menggambarkan pemecahan rekor waktu Rubio di luar angkasa sebagai kontribusi besar bagi pemahaman kita tentang misi luar angkasa jangka panjang.
Dia menambahkan bahwa para astronot melakukan pengorbanan luar biasa jauh dari rumah dan orang-orang yang mereka cintai. “Dia mewujudkan semangat pionir sejati yang akan membuka jalan bagi eksplorasi Bulan, Mars, dan sekitarnya di masa depan,” kata Nelson.
(msf)
tulis komentar anda