Lebih Mahal dari Emas, di Mana Rhodium Dapat Ditemukan?
Rabu, 04 Oktober 2023 - 22:02 WIB
JAKARTA - Rhodium adalah salah satu logam paling mahal serta langka di dunia. Harga rhodium bisa mencapai USD10.300 per ons.
Melansir IFL Science, Selasa (3/10/2023), nama rhodium berasal dari bahasa Yunani yaitu rhodon yang mempunyai arti mawar. Hal tersebut mengacu pada warna merah logam rhodium.
Pertama kali rhodium ditemukan oleh William Hyde Wollaston, seorang ahli kimia Inggris, pada 1803. Ia mengekstraksi unsur tersebut dari biji platinum yang diperolehnya dari Amerika Selatan. Penemuan tersebut terjadi tidak lama usai dirinya menemukan logam golongan platinum lainnya yaitu paladium.
Rhodium didapat dari sampel yang digunakan William dengan menghilangkan platina dan paladium hingga meninggalkan bubuk merah tua. Kemudian, diolah dengan gas hidrogen hingga menghasilkan rhodium.
Rhodium mempunyai titik leleh tinggi yang mencapai 1.964 derajat Celsius (3.567 derajat Fahrenheit) dan titik didih yang tinggi yakni 3.695 derajat Celsius (6.663 derajat Fahrenheit). Titik leleh serta titik didih yang tinggi membuat biji rhodium sulit untuk diproses serta memerlukan teknik khusus untuk ekstraksi.
Logam mulia rhodium dikenal karena ketahanannya yang baik terhadap korosi. Sehingga hal ini cocok untuk beragam aplikasi industri, seperti pada converter katalitik serta komponen listrik. Sifat ini juga tercermin pada biji rhodium yang biasanya tahan terhadap oksidasi dan reaksi kimia lainnya.
Royal Society of Chemistry menyebutkan, rhodium hanya terdapat sekitar 0,000037 bagian per juta di kerak bumi. Biji rhodium tidak banyak ditemukan di kerak bumi. Biasanya ditemukan berasosiasi dengan logam platina lainnya.
Penambangan biji rhodium sering kali dilakukan sebagai produk sampingan dari penambangan platina. Hal ini karena umumnya ditemukan bersama dalam endapan biji. Diketahui, Afrika Selatan, Rusia, dan Zimbabwe adalah tiga terbesar negara produsen bijih rhodium.
Melansir IFL Science, Selasa (3/10/2023), nama rhodium berasal dari bahasa Yunani yaitu rhodon yang mempunyai arti mawar. Hal tersebut mengacu pada warna merah logam rhodium.
Pertama kali rhodium ditemukan oleh William Hyde Wollaston, seorang ahli kimia Inggris, pada 1803. Ia mengekstraksi unsur tersebut dari biji platinum yang diperolehnya dari Amerika Selatan. Penemuan tersebut terjadi tidak lama usai dirinya menemukan logam golongan platinum lainnya yaitu paladium.
Rhodium didapat dari sampel yang digunakan William dengan menghilangkan platina dan paladium hingga meninggalkan bubuk merah tua. Kemudian, diolah dengan gas hidrogen hingga menghasilkan rhodium.
Rhodium mempunyai titik leleh tinggi yang mencapai 1.964 derajat Celsius (3.567 derajat Fahrenheit) dan titik didih yang tinggi yakni 3.695 derajat Celsius (6.663 derajat Fahrenheit). Titik leleh serta titik didih yang tinggi membuat biji rhodium sulit untuk diproses serta memerlukan teknik khusus untuk ekstraksi.
Logam mulia rhodium dikenal karena ketahanannya yang baik terhadap korosi. Sehingga hal ini cocok untuk beragam aplikasi industri, seperti pada converter katalitik serta komponen listrik. Sifat ini juga tercermin pada biji rhodium yang biasanya tahan terhadap oksidasi dan reaksi kimia lainnya.
Royal Society of Chemistry menyebutkan, rhodium hanya terdapat sekitar 0,000037 bagian per juta di kerak bumi. Biji rhodium tidak banyak ditemukan di kerak bumi. Biasanya ditemukan berasosiasi dengan logam platina lainnya.
Penambangan biji rhodium sering kali dilakukan sebagai produk sampingan dari penambangan platina. Hal ini karena umumnya ditemukan bersama dalam endapan biji. Diketahui, Afrika Selatan, Rusia, dan Zimbabwe adalah tiga terbesar negara produsen bijih rhodium.
(msf)
tulis komentar anda