Kreatif! Petani India Temukan Cara Lawan Drone, Gunakan Layang-Layang
Sabtu, 17 Februari 2024 - 18:08 WIB
JAKARTA - Soal kreatifitas, India memang salah satu ahlinya. Saat negara-negara barat berlomba membuat persenjataan canggih untuk menangkal drone, mereka menemukan cara sederhana menaklukkan kendaraan tak berawak tersebut. Yaitu menggunakan layang-layang hingga bola tenis.
Cara ini terbukti efektif dalam aksi protes petani menuntut harga komoditas pertanian lebih tinggi ke pemerintah di wilayah utara India, Punjab dan Haryana. Para demonstran mampu merontokkan drone-drone polisi yang membawa gas air mata dan perlengkapan lain. Selain layang-layang dan bola tenis, para petani juga menggunakan pemantik dan senapan pistol isyarat untuk menembakkan proyektil ke drone.
"Banyak mantan personel Angkatan Darat India beralih ke pertanian setelah pensiun dan juga menjadi bagian dari gerakan ini serta merancang taktik menggunakan peralatan pertanian untuk membangun pertahanan terhadap pasukan paramiliter," kata seorang jurnalis India senior yang meliput gerakan tersebut dikutip dari EurAsian Times, Sabtu (17/2/2024).
Polisi bentrok dengan ribuan petani pada hari Selasa kemarin di Shambhu, 230km di sebelah utara New Delhi di Haryana, saat mencoba mencegah mereka masuk ibu kota. Disebutkan, para demonstran membawa layang-layang dilengkapi gulungan tali asal China yang sangat kuat, dilapisi dengan bubuk kaca.
Setelah terbang, tali itu mengikat rotor drone, menyebabkan banyak dari mereka jatuh ke tanah, dan mengakibatkan otoritas setempat melakukan tindakan pencegahan terhadap para pembuat layang-layang. Para petani juga menyasar drone dengan ketapel dan pistol isyarat.
Pejabat setempat mengatakan para petani juga merakit dinding dari karung serat berat yang direndam dalam air di traktor dan gerobak untuk menetralkan efek gas air mata, sementara blower besar yang dipasang di berbagai kendaraan pertanian menebarkan asap yang tajam.
"Banyak dari pengunjuk rasa kami adalah mantan prajurit dan terlatih untuk menangani rintangan seperti itu," kata Sarvan Singh Pandher, yang memimpin salah satu dari 200 serikat petani yang berpartisipasi dalam protes.
"Kami mencari pengakuan terhadap tuntutan kami atau izin untuk melanjutkan ke Delhi, yang keduanya merupakan hak demokratis kami," tambahnya.
Cara ini terbukti efektif dalam aksi protes petani menuntut harga komoditas pertanian lebih tinggi ke pemerintah di wilayah utara India, Punjab dan Haryana. Para demonstran mampu merontokkan drone-drone polisi yang membawa gas air mata dan perlengkapan lain. Selain layang-layang dan bola tenis, para petani juga menggunakan pemantik dan senapan pistol isyarat untuk menembakkan proyektil ke drone.
"Banyak mantan personel Angkatan Darat India beralih ke pertanian setelah pensiun dan juga menjadi bagian dari gerakan ini serta merancang taktik menggunakan peralatan pertanian untuk membangun pertahanan terhadap pasukan paramiliter," kata seorang jurnalis India senior yang meliput gerakan tersebut dikutip dari EurAsian Times, Sabtu (17/2/2024).
Polisi bentrok dengan ribuan petani pada hari Selasa kemarin di Shambhu, 230km di sebelah utara New Delhi di Haryana, saat mencoba mencegah mereka masuk ibu kota. Disebutkan, para demonstran membawa layang-layang dilengkapi gulungan tali asal China yang sangat kuat, dilapisi dengan bubuk kaca.
Setelah terbang, tali itu mengikat rotor drone, menyebabkan banyak dari mereka jatuh ke tanah, dan mengakibatkan otoritas setempat melakukan tindakan pencegahan terhadap para pembuat layang-layang. Para petani juga menyasar drone dengan ketapel dan pistol isyarat.
Pejabat setempat mengatakan para petani juga merakit dinding dari karung serat berat yang direndam dalam air di traktor dan gerobak untuk menetralkan efek gas air mata, sementara blower besar yang dipasang di berbagai kendaraan pertanian menebarkan asap yang tajam.
"Banyak dari pengunjuk rasa kami adalah mantan prajurit dan terlatih untuk menangani rintangan seperti itu," kata Sarvan Singh Pandher, yang memimpin salah satu dari 200 serikat petani yang berpartisipasi dalam protes.
"Kami mencari pengakuan terhadap tuntutan kami atau izin untuk melanjutkan ke Delhi, yang keduanya merupakan hak demokratis kami," tambahnya.
tulis komentar anda