Mengenal Bomber Tu-22M3, Pesawat Andalan Rusia yang Ditembak Jatuh Ukraina
Sabtu, 20 April 2024 - 23:00 WIB
JAKARTA - Rusia berduka setelah salah satu pesawat bomber andalannya Tu-22M3 ditembak jatuh Ukraina saat menyerang Kyiv pada 18 April 2024.
Pesawat itu jatuh di wilayah Stavropol, Rusia, saat mencoba kembali ke pangkalan di Shpakovskoye setelah terkena rudal. Diduga bomber Tu-22M3 Rusia tersebut terkena tembakan rudal pertahanan udara S-200 Ukraina.
Menilik sejarahnya, Tupolev Tu-22M, awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet dan diproduksi oleh Tupolev. Pesawat ini adalah unit pembom yang dirancang selama Perang Dingin. Bomber ini pertama kali terbang pada 30 Agustus 1969 dan masih dipakai oleh Angkatan Udara Rusia hingga saat ini.
Dilansir dari Army Recognition, Sabtu (20/4/2024) model Tu-22M3 pertama kali mengudara pada 1976 dan mulai beroperasi pada 1983. Tupolev Tu-22M dilengkapi fitur-fitur luar biasa yang menjadikannya ancaman mematikan.
Tu-22M dilengkapi dengan sayap geometri variabel, yang memungkinkan kinerja optimal di ketinggian dan kecepatan yang berbeda. Model Tu-22M3, evolusi dari desain asli, ditenagai oleh mesin turbofan NK-25, menawarkan kecepatan tertinggi lebih dari Mach 1.8 dan kemampuan terbang supersonik di level rendah berkat sistem navigasi canggih dan radar yang ditingkatkan.
Dengan jangkauan maksimum hampir 7.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, Tu-22M3 dapat membawa hingga 24.000 kilogram amunisi, termasuk rudal jelajah Kh-22 atau bom konvensional, sehingga cocok untuk misi penetrasi jauh atau serangan maritim. Kemampuan ini memposisikannya sebagai alat utama dalam proyeksi kekuatan Rusia dan strategi pencegahan nuklir.
Ancaman yang ditimbulkan oleh Tu-22M3 berasal dari sektor persenjataannya, termasuk rudal jelajah supersonik Kh-22, yang awalnya dirancang untuk menargetkan kelompok kapal induk dengan hulu ledak konvensional atau nuklir. Mampu mencapai kecepatan Mach 4.6, rudal ini menjadi ancaman serius bagi sasaran karena kemampuannya menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban sipil, seperti yang terlihat dalam serangan di kota-kota Ukraina.
Pesawat itu jatuh di wilayah Stavropol, Rusia, saat mencoba kembali ke pangkalan di Shpakovskoye setelah terkena rudal. Diduga bomber Tu-22M3 Rusia tersebut terkena tembakan rudal pertahanan udara S-200 Ukraina.
Menilik sejarahnya, Tupolev Tu-22M, awalnya dikembangkan oleh Uni Soviet dan diproduksi oleh Tupolev. Pesawat ini adalah unit pembom yang dirancang selama Perang Dingin. Bomber ini pertama kali terbang pada 30 Agustus 1969 dan masih dipakai oleh Angkatan Udara Rusia hingga saat ini.
Spesifikasi Bomber Tu-22M3 Rusia
Dilansir dari Army Recognition, Sabtu (20/4/2024) model Tu-22M3 pertama kali mengudara pada 1976 dan mulai beroperasi pada 1983. Tupolev Tu-22M dilengkapi fitur-fitur luar biasa yang menjadikannya ancaman mematikan.
Tu-22M dilengkapi dengan sayap geometri variabel, yang memungkinkan kinerja optimal di ketinggian dan kecepatan yang berbeda. Model Tu-22M3, evolusi dari desain asli, ditenagai oleh mesin turbofan NK-25, menawarkan kecepatan tertinggi lebih dari Mach 1.8 dan kemampuan terbang supersonik di level rendah berkat sistem navigasi canggih dan radar yang ditingkatkan.
Dengan jangkauan maksimum hampir 7.000 kilometer tanpa pengisian bahan bakar, Tu-22M3 dapat membawa hingga 24.000 kilogram amunisi, termasuk rudal jelajah Kh-22 atau bom konvensional, sehingga cocok untuk misi penetrasi jauh atau serangan maritim. Kemampuan ini memposisikannya sebagai alat utama dalam proyeksi kekuatan Rusia dan strategi pencegahan nuklir.
Ancaman yang ditimbulkan oleh Tu-22M3 berasal dari sektor persenjataannya, termasuk rudal jelajah supersonik Kh-22, yang awalnya dirancang untuk menargetkan kelompok kapal induk dengan hulu ledak konvensional atau nuklir. Mampu mencapai kecepatan Mach 4.6, rudal ini menjadi ancaman serius bagi sasaran karena kemampuannya menyebabkan kehancuran besar-besaran dan korban sipil, seperti yang terlihat dalam serangan di kota-kota Ukraina.
tulis komentar anda