Tanaman Paling Kesepian di Dunia Terancam Punah
Minggu, 16 Juni 2024 - 13:33 WIB
SIDNEY - Encephalartos woodii, yang dikenal sebagai Sikas Wood, memang menghadapi krisis reproduksi yang serius.
Tanaman ini, yang merupakan salah satu spesies paling langka di dunia, hanya memiliki satu individu jantan yang tersisa, dan para ilmuwan berjuang untuk menemukan betina yang cocok untuknya.
Seperti dilansir dari Science Alert, ituasi ini rumit karena Sikas Wood adalah tanaman dioecious, artinya memiliki individu jantan dan betina yang terpisah.
Sayangnya, semua individu E. woodii yang diketahui sejauh ini adalah keturunan vegetatif dari satu-satunya tanaman jantan yang ditemukan pada tahun 1895. Ini berarti mereka semua secara genetik identik dan tidak dapat bereproduksi secara seksual.
Para ilmuwan telah berusaha menemukan individu betina di alam liar selama bertahun-tahun, tetapi sejauh ini belum berhasil.
Ada kemungkinan bahwa betina lain memang ada, tetapi tersembunyi di hutan lebat Afrika Selatan. Kemungkinan lainnya adalah bahwa semua betina telah punah, membuat spesies ini berada di ambang kepunahan total.
Meskipun situasinya suram, masih ada harapan. Para ilmuwan sedang meneliti teknik reproduksi tanaman canggih, seperti penyerbukan buatan dan kultur jaringan, untuk mencoba membantu E. woodii bereproduksi. Upaya ini mungkin bisa menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
Kisah Sikas Wood adalah pengingat penting tentang kerapuhan keanekaragaman hayati dan pentingnya pelestarian.
Kita harus bekerja sama untuk melindungi spesies yang terancam punah dan habitat alaminya, untuk memastikan bahwa mereka tidak hilang selamanya.
Tanaman ini, yang merupakan salah satu spesies paling langka di dunia, hanya memiliki satu individu jantan yang tersisa, dan para ilmuwan berjuang untuk menemukan betina yang cocok untuknya.
Seperti dilansir dari Science Alert, ituasi ini rumit karena Sikas Wood adalah tanaman dioecious, artinya memiliki individu jantan dan betina yang terpisah.
Sayangnya, semua individu E. woodii yang diketahui sejauh ini adalah keturunan vegetatif dari satu-satunya tanaman jantan yang ditemukan pada tahun 1895. Ini berarti mereka semua secara genetik identik dan tidak dapat bereproduksi secara seksual.
Para ilmuwan telah berusaha menemukan individu betina di alam liar selama bertahun-tahun, tetapi sejauh ini belum berhasil.
Ada kemungkinan bahwa betina lain memang ada, tetapi tersembunyi di hutan lebat Afrika Selatan. Kemungkinan lainnya adalah bahwa semua betina telah punah, membuat spesies ini berada di ambang kepunahan total.
Meskipun situasinya suram, masih ada harapan. Para ilmuwan sedang meneliti teknik reproduksi tanaman canggih, seperti penyerbukan buatan dan kultur jaringan, untuk mencoba membantu E. woodii bereproduksi. Upaya ini mungkin bisa menyelamatkan spesies ini dari kepunahan.
Kisah Sikas Wood adalah pengingat penting tentang kerapuhan keanekaragaman hayati dan pentingnya pelestarian.
Kita harus bekerja sama untuk melindungi spesies yang terancam punah dan habitat alaminya, untuk memastikan bahwa mereka tidak hilang selamanya.
(wbs)
tulis komentar anda