Mirip Transformer, Sayap Jet Tempur China Mampu Berubah Jadi Drone

Rabu, 24 Juli 2024 - 15:00 WIB
Jet tempur stealth J-20 milik China. Foto/Wikimedia Common
JAKARTA - China disebut-sebut memiliki senjata rahasia baru, yaitu jet tempur yang sayapnya bisa berubah menjadi drone. Jika benar, armada tempur ini semacam transformer yang akan mengubah peta pertempuran udara di masa mendatang.

Para insinyur China dilaporkan telah menguji pesawat combiner baru yang sayapnya bisa melepaskan drone. Pesawat induk bersayap stealth itu diklaim telah diuji di bandara yang tidak disebutkan namanya di pinggiran selatan Gurun Mu Us.

Interesting Engineering, Rabu (24/7/2024) melaporkan pesawat ini memiliki bentuk unik dengan badan sayap bersayap dan desain sayap delta, yang akan dioptimalkan untuk operasi stealth berkecepatan tinggi.



Laporan ini dikuatkan oleh sumber South China Morning Post yang menyebut, selama uji coba, jet tersebut menunjukkan kemampuan unik. Bagian-bagian sayapnya terpisah untuk menciptakan dua drone sayap terbang independen. Setiap drone diduga didukung oleh kipas yang ditenagai listrik sendiri.



Namun, transformasi ini awalnya menyebabkan getaran kecil pada pesawat tempur karena pergeseran aerodinamis yang tiba-tiba dan pusat gravitasi. Setelah beberapa ketidakstabilan awal, pesawat utama dan drone cepat stabil, memperlihatkan efisiensi aerodinamis dan kekokohan sistem kendali otomatisnya. Jika benar, uji coba ini merupakan kemajuan signifikan dalam konsep baru untuk jet tempur masa depan Angkatan Udara China. Namun hingga saat ini, belum ada video atau foto dari uji coba tersebut yang memperkuat laporan para sumber.

Sementara itu, insinyur Du Xin dari Institut Teknologi Aeroangkasa di China Aerodynamics Research and Development Centre (CARDC) mengklaim keberhasilan uji coba tersebut. Du mengatakan integrasi ini memungkinkan operasi yang terkoordinasi antara jet berawak dan drone tak berawak.

Menurutnya, ini efektif mengatasi masalah seperti ketidakcocokan kecepatan dan batasan jarak yang umumnya terlihat dalam operasi drone mandiri. "Ini mewakili mode canggih dari pertempuran kolaboratif berawak/tak berawak, di mana beberapa pesawat dengan fungsi berbeda diintegrasikan untuk penerbangan yang terkoordinasi," kata Du.

Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More