China Sejak Juli Sudah Berikan Vaksin Corona kepada Tenaga Medis
Selasa, 25 Agustus 2020 - 21:05 WIB
JAKARTA - China ternyasa sudah memberikan kandidat vaksin COVID-19 kepada kelompok "berisiko tinggi", termasuk tenaga medis, sejak akhir Juli 2020. Padahal uji klinis vaksin yang akan menunjukkan apakah itu bekerja atau tidak belum selesai, menurut laporan berita, seperti dilansir Live Science. (Baca juga: Vaksinasi Anak demi Cegah Penyakit)
Menurut CNN, selama akhir pekan, pejabat kesehatan China mengatakan, negara itu telah menyetujui penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat Sinopharm pada 22 Juli lalu. Petugas medis, petugas bea cukai, dan perbatasan serta petugas lainnya yang berisiko tinggi terkena COVID-19 memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Pejabat menambahkan, mereka berharap untuk memperluas penggunaan vaksin ini untuk pekerja penting lainnya di musim gugur dan musim dingin.
"Begitu kami membangun penghalang kekebalan untuk staf medis, personel yang terlibat dalam operasi dasar kota, seperti yang ada di pasar petani, transportasi, dan di beberapa industri jasa mungkin menerima vaksin," kata Zheng Zhongwei, Direktur Science dan Pusat Pengembangan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional China, seperti disitat dari CNN.
Pengumuman tersebut menyusul berita dari pertengahan Agustus bahwa Rusia menyetujui vaksin COVID-19 untuk digunakan pada kelompok tertentu, termasuk pekerja medis.
China telah menyetujui kandidat vaksin yang berbeda, yang dikembangkan, sebagian, oleh CanSino Biologics, perusahaan yang berbasis di Tianjin untuk digunakan dalam personel militer. Dosis vaksin itu telah diberikan kepada personel militer sejak Juni lalu.
Namun, tidak ada kandidat vaksin COVID-19 yang menyelesaikan uji klinis fase 3. Hanya uji coba fase 3, yang sering melibatkan puluhan ribu orang, yang dapat menentukan apakah suatu vaksin benar-benar mencegah infeksi COVID-19. (Baca juga: Rumor: Bunuh Galaxy Note, Samsung Besut Galaxy S21 dengan S Pen)
Uji coba semacam itu adalah langkah penting dalam pengembangan vaksin. Pada peraturan AS yang sudah lama berlaku akan membutuhkan uji coba fase 3 yang lengkap sebelum vaksin COVID-19 dapat disetujui di sini.
Menurut CNN, selama akhir pekan, pejabat kesehatan China mengatakan, negara itu telah menyetujui penggunaan darurat vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan obat Sinopharm pada 22 Juli lalu. Petugas medis, petugas bea cukai, dan perbatasan serta petugas lainnya yang berisiko tinggi terkena COVID-19 memenuhi syarat untuk menerima vaksin.
Pejabat menambahkan, mereka berharap untuk memperluas penggunaan vaksin ini untuk pekerja penting lainnya di musim gugur dan musim dingin.
"Begitu kami membangun penghalang kekebalan untuk staf medis, personel yang terlibat dalam operasi dasar kota, seperti yang ada di pasar petani, transportasi, dan di beberapa industri jasa mungkin menerima vaksin," kata Zheng Zhongwei, Direktur Science dan Pusat Pengembangan Teknologi Komisi Kesehatan Nasional China, seperti disitat dari CNN.
Pengumuman tersebut menyusul berita dari pertengahan Agustus bahwa Rusia menyetujui vaksin COVID-19 untuk digunakan pada kelompok tertentu, termasuk pekerja medis.
China telah menyetujui kandidat vaksin yang berbeda, yang dikembangkan, sebagian, oleh CanSino Biologics, perusahaan yang berbasis di Tianjin untuk digunakan dalam personel militer. Dosis vaksin itu telah diberikan kepada personel militer sejak Juni lalu.
Namun, tidak ada kandidat vaksin COVID-19 yang menyelesaikan uji klinis fase 3. Hanya uji coba fase 3, yang sering melibatkan puluhan ribu orang, yang dapat menentukan apakah suatu vaksin benar-benar mencegah infeksi COVID-19. (Baca juga: Rumor: Bunuh Galaxy Note, Samsung Besut Galaxy S21 dengan S Pen)
Uji coba semacam itu adalah langkah penting dalam pengembangan vaksin. Pada peraturan AS yang sudah lama berlaku akan membutuhkan uji coba fase 3 yang lengkap sebelum vaksin COVID-19 dapat disetujui di sini.
(iqb)
tulis komentar anda